ESDM Terbitkan Permen Baru soal Listrik Biomassa
A
A
A
JAKARTA - Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan, penyediaan listrik berbasis biomassa dan biogas masih sangat rendah.
Karena itu, Kementerian ESDM telah merevisi Permen ESDM No 4/2012 menjadi Permen ESDM No 27/2014.
"Saat diterbitkannya Permen ESDM No 4/2012 pada Februari 2012 investasi swasta pada pennyediaan listrik berbasis biomassa dan biogas on grid masih sangat rendah sekali," ucap Rida di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (23/10/2014).
Hal yang tertuang dalam Permen ESDM tersebut diakui Rida belum membantu dalam mengembangkan listrik biomassa.
Permen ESDM yang di launching hari ini, diklaim akan mendorong pemanfaatan potensi biomassa dan biogas untuk mengurangi pemanfaatan energi fosil khususnya BBM.
"Aturan ini sebagai bentuk insentif untuk mendorong minat investor dalam pengembangan pembangkit listrik berbasi biomassa dan biogas," katanya.
pada 2013, potensi biomassa Indonesia tercatat sebesar 32.654 MW dan sebesar 1.16,5 MW telah dikembangkan.
Pengembangan pembangkit listrik berbasis bioenergi (on grid) sampai 2013 baru 90,5 MW, sedangkan pengembangan pembangkit listrik berbasis bioenergi sekitar 1.626 MW.
Pembangkit listrik tersebut berbasi biomassa, biogas, dan sampah kota. Pembangkit listrik berbasis bioenergi ini berpotensi sangat besar terutama di daerah terpencil yang berasal dari limbah kehutanan.
"Termasuk limbah pertanian, industri kelapa sawit, industri kertas, industri tapioka dan lain sebagainya," jelasnya.
Rida memang mengakui ada masalah lain dalam pengembangan listrik biomassa. Hal ini tak lain adalah karena penyediaan energi listrik dari PLTBg dan PLTBm didominasi dengan skema penjualan kelebihan listrik baru untuk penyediaan energi listrik ke jaringan PLN.
Karena itu, Kementerian ESDM telah merevisi Permen ESDM No 4/2012 menjadi Permen ESDM No 27/2014.
"Saat diterbitkannya Permen ESDM No 4/2012 pada Februari 2012 investasi swasta pada pennyediaan listrik berbasis biomassa dan biogas on grid masih sangat rendah sekali," ucap Rida di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (23/10/2014).
Hal yang tertuang dalam Permen ESDM tersebut diakui Rida belum membantu dalam mengembangkan listrik biomassa.
Permen ESDM yang di launching hari ini, diklaim akan mendorong pemanfaatan potensi biomassa dan biogas untuk mengurangi pemanfaatan energi fosil khususnya BBM.
"Aturan ini sebagai bentuk insentif untuk mendorong minat investor dalam pengembangan pembangkit listrik berbasi biomassa dan biogas," katanya.
pada 2013, potensi biomassa Indonesia tercatat sebesar 32.654 MW dan sebesar 1.16,5 MW telah dikembangkan.
Pengembangan pembangkit listrik berbasis bioenergi (on grid) sampai 2013 baru 90,5 MW, sedangkan pengembangan pembangkit listrik berbasis bioenergi sekitar 1.626 MW.
Pembangkit listrik tersebut berbasi biomassa, biogas, dan sampah kota. Pembangkit listrik berbasis bioenergi ini berpotensi sangat besar terutama di daerah terpencil yang berasal dari limbah kehutanan.
"Termasuk limbah pertanian, industri kelapa sawit, industri kertas, industri tapioka dan lain sebagainya," jelasnya.
Rida memang mengakui ada masalah lain dalam pengembangan listrik biomassa. Hal ini tak lain adalah karena penyediaan energi listrik dari PLTBg dan PLTBm didominasi dengan skema penjualan kelebihan listrik baru untuk penyediaan energi listrik ke jaringan PLN.
(izz)