BP Batam Sodorkan Investasi MRO ke Pengusaha Singapura

Jum'at, 31 Oktober 2014 - 00:01 WIB
BP Batam Sodorkan Investasi MRO ke Pengusaha Singapura
BP Batam Sodorkan Investasi MRO ke Pengusaha Singapura
A A A
BATAM - Badan Pengusahaan (BP) Batam menyodorkan tawaran investasi ke pengusaha Singapura untuk industri penerbangan dengan pengembangan lini maintenance, repairing dan overhaul (MRO). MRO sendiri mulai dikembangkan setelah Lion Air membangun lini fasilitas itu di Bandara Hang Nadim.

BP Batam menawarkan kepada sekitar 50 perusahaan Singapura yang hadir pada acara forum bisnis dengan tema “Batam Investment Updates 2014”. Forum bisnis itu diselenggarakan BP Batam bekerja sama dengan Konjen Singapura untuk Indonesia, Singapore Economic Development Board (SEDB), Singapore Business Federation (SBF) dan International Enterprise (IE) di Hotel Regent, Singapura, Rabu (29/10).

Wakil Kepala BP Batam Jon Arizal mengatakan, total nilai investasi PMA di Batam sampai dengan Juni 2014 telah mencapai 17,52 Miliar USD dengan lebih dari 34 negara, baik investasi langsung asing maupun joint venture. Menurut catatanya, Investasi asing di Batam masih didominasi Singapura dengan 979 perusahaan, baik murni maupun joint venture dengan nilai investasi mencapai 4,2 miliar USD terutama di sektor elektronik, plastik dan bisnis logam stamping.

"Kami mengajak para pengusaha Singapura juga ikut ambil bagian dalam pengembangan bisnis MRO di Batam," papar dia, Kamis (30/10/2014).

Pada kesempatan itu Konsul Jenderal Singapura untuk Indonesia, Gavin Chay mengatakan, Batam menjadi salah satu lokasi yang diminati untuk berinvestasi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya investasi asing yang beroperasi di Batam.

Terkait dengan pengembangan MRO yang dikembangkan oleh BP Batam, Gavin Chay mengajak para investor asal negaranya untuk melihat langsung peluang dan potensi usaha yang ada di bandara Hang Nadim.

"Banyak kemajuan yang telah dilakukan oleh Batam sebagai salah satu tujuan investasi, selain infrastruktur dan kemudahan peroses perizinan," kata dia.

Ia juga mengapresiasi kerja sama yang telah dilakukan antara EDB dengan BP Batam, dan ke depan akan lebih ditingkatkan lagi.

Pada forum bisnis itu, BP Batam mengundang narasumber antara lain Direktur Lalu Lintas Barang BP Batam Tri Novianta Putra, Dinas Tenaga Kerja Pemko Batam, Kabid Komersil Bandara Hang Nadim Dendi Gustinandar, dan Principal Consultant Public Sector & Government Asia Pacific dari Frost & Sullivan Abhineet Kaul, dengan moderator Direktur Investasi dan Marketing Purnomo Andiantono.

Turut hadir dalam forum bisnis tersebut Asisten II Pemprov Kepri Syamsul Bahrum dan Sekretaris Pertama (fungsi ekonomi) KBRI Singapura Ariyanto Surojo.

Untuk diketahui, Lion Group telah menyediakan sekitar 28 ha lahan di kawasan Bandara Hang Nadim, Batam yang pada tahap pertama telah mengoperasikan empat hanggar dengan kapasitas 12 pesawat B737 NG. Saat ini group yang dipimpin Rusdi Kirana itu tengah menyiapkan 10 ha untuk fasilitas Maintainance Repair Overhaul (MRO) terpadu yang bakal beroperasi penuh pada 2017.

Fasilitas MRO memiliki kapasitas perawatan 200 mesin setiap tahunnya di mana 150 di antaranya merupakan mesin milik Lion Group. MRO terpadu itu akan menyerap lebih dari 5.000 tenaga terampil dan ahli penerbangan di bidang perawatan pesawat.

Sebelumnya, Singapore Airlines membuka peluang untuk mengambil aksi korporasi dengan membangun lini maintenance, repair and overhaul (MRO) di Bandara Internasional Hang Nadim Batam. Singapore Airlines akan diberikan lahan yang sebelumnya dialokasikan untuk GMF.

Ketertarikan itu telah disampaikan secara pribadi kepada Badan Pengusahaan (BP) Batam. Rencana ini juga disambut baik BP Batam.

Direktur PTSP dan Humas BP Batam Dwi Djoko Wiwoho menyatakan, BP Batam tidak keberatan dengan langkah itu mengingat lahan untuk lini MRO di Bandara itu masih tersedia.

Menurut Djoko, Singapore Airlines sudah cukup lama menyatakan keinginannya itu. Pada dasarnya BP Batam setuju dan sudah mengalokasikan lahan seluas 19 hektare. "Mudah-mudahan jadi," kata dia.

Djoko juga menegaskan jika langkah ini direalisasikan maskapai tersebut maka lahan yang digunakan adalah alokasi untuk salah satu anak usaha BUMN penerbangan Garuda Indonesia.

BP Batam telah mengalokasikan lahan seluas 19 hektar itu kepada Garuda Maintenance Facility (GMF). GMF, rencananya akan membangun lini MRO namun hingga saat ini belum sama sekali memberikan kepastian.

"Kemungkinan mereka memang akan memakai lahan yang sempat dialokasikan pada GMF. Karena hingga kini tidak ada progres," kata dia.

Ia mengatakan, hingga saat ini rencana pembangunan MRO Singapura Airlines belum sampai pembicaraan ke tahap nilai investasi yang akan ditanamkan. "Belum sampai ke situ. Yang jelas jika serius kami alokasikan lahan 19 hektate pada kawasan bandara," kata Djoko.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3664 seconds (0.1#10.140)