Sinergi PGN dan Pertamina Percepat Optimalisasi Gas
A
A
A
JAKARTA - Sinergi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan PT Pertamina (Persero) diyakini mampu mempercepat proses pembangunan infrastruktur dalam rangka optimalisasi penggunaan gas bumi bagi pemenuhan kebutuhan energi nasional.
Pemerintah juga perlu mengatur dan mengendalikan penjualan gas termasuk strategi harga untuk menjaga kepentingan pemenuhan energi nasional.
Menanggapi hal itu, Kepala Divisi Komunikasi Korporat PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Ridha Ababil menyatakan, pihaknya siap memperluas infrastruktur gas bumi untuk mendukung percepatan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG).
Dia memberikan contoh, PGN telah memasok gas untuk kebutuhan rumah tangga. Data Kementerian Energi dn Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebukan, PGN mendapatkan penugasan dari Ditjen Migas Kementerian ESDM untuk mengoperasikan jarinan gas di 3 wilayah yaitu rusun Jabodetabek (5.234 sambungan rumah), Kota Cirebon (4.000 sabungan), dan Kabupaten Bogor (4.000 sambungan).
"Program tersebut merupakan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan PGN," kata Ridha kepada Sindo, Kamis (30/10/2014).
Dia menyebutkan, di Jakarta, PGN menempatkan fasilitas pengisian bahan bakar gas yaitu mobile refueling unit (MRU) di wilayah Pluit, Jakarta Utara. Dengan adanya MRU di wilayah ini diharapkan dapat memudahkan akses pengguna transportasi untuk mendapatkan bahan bakar gas (BBG) .
PGN bersama pemerintah DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan pemanfaatan energi baik gas bumi ke berbagai sektor kehidupan seperti perumahan dan transportasi dengan konsep Eco City.
"Langkah strategis ini merupakan bagian dari program jangka panjang PGN untuk menjadikan gas bumi sebagai energi baik di seluruh negeri," katanya.
PGN berharap upaya peningkatan penggunaan gas bumi di Jakarta mendapat dukungan positif dari para stakeholders tersebut.
Sebagai BUMN yang telah mengembangkan infrastruktur dan menyalurkan gas bumi selama lebih dari 49 tahun di seluruh wilayah Indonesia, PGN berada di garda depan dalam mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi di Jakarta.
Saat ini, jumlah pelanggan PGN di Jakarta mencapai lebih dari 13.900 yang meliputi pelanggan rumah tangga (13.608), sektor komersial ( 215) dan industri (137). Untuk melayani pengguna transportasi umum PGN menyuplai 14 SPBG mitra di Jakarta. Selain itu PGN juga mengoperasikan SPBG dan MRU milik PGN sendiri.
"Gas bumi sebagai energi baik merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar minyak. Melalui perwujudan Jakarta sebagai kota berbasis energi gas bumi, upaya penghematan energi dan percepatan ekonomi akan dapat dilakukan secara lebih optimal," tegas Ridha.
PGN ditunjuk oleh pemerintah menjadi lokomotif program konversi bahan bakar minyak ke BBG sejak 2012 lalu. PGN terus membangun fasilitas pengisian bahan bakar gas baik melalui SPBG maupun Mobile Refueling Unit (MRU). Saat ini PGN telah melayani 14 SPBG, mengoperasikan sendiri 1 SPBG di Pondok Ungu, Bekasi serta 3 fasilitas MRU di wilayah DKI Jakarta.
"Tahun ini, kami akan membangun 16 SPBG dan MRU di berbagai wilayah di Indonesia. Program konversi mintak ke BBG ini harus berhasil," kata Ridha.
Untuk itu, kata Ridha, partisipasi dan dukungan dari semua pihak baik industri automotif, pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan masyarakat sebagai konsumen untuk memulai menggunakan BBG mutlak dibutuhkan. Pemanfaatan gas bumi bagi Industri menjadi sangat strategis karena benefitnya sangat besar.
Karena itu, PGN akan terus mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan sinergi dan integrasi antara pasokan, infrastruktur dan pasar, sehingga transformasi energi ke gas bumi dapat benar-benar diwujudkan.
“Kami siap untuk membangun infrastuktur gas untuk transportasi. Namun untuk daerah-daerah yang lokasinya agak jauh dari jalur pipa transmisi dan distribusi gas kami, maka perlu melibatkan pihak lain," tandas Ridha.
(Baca: Saatnya Pemerintah Serius Garap Infrastruktur Gas)
Pemerintah juga perlu mengatur dan mengendalikan penjualan gas termasuk strategi harga untuk menjaga kepentingan pemenuhan energi nasional.
Menanggapi hal itu, Kepala Divisi Komunikasi Korporat PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Ridha Ababil menyatakan, pihaknya siap memperluas infrastruktur gas bumi untuk mendukung percepatan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG).
Dia memberikan contoh, PGN telah memasok gas untuk kebutuhan rumah tangga. Data Kementerian Energi dn Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebukan, PGN mendapatkan penugasan dari Ditjen Migas Kementerian ESDM untuk mengoperasikan jarinan gas di 3 wilayah yaitu rusun Jabodetabek (5.234 sambungan rumah), Kota Cirebon (4.000 sabungan), dan Kabupaten Bogor (4.000 sambungan).
"Program tersebut merupakan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan PGN," kata Ridha kepada Sindo, Kamis (30/10/2014).
Dia menyebutkan, di Jakarta, PGN menempatkan fasilitas pengisian bahan bakar gas yaitu mobile refueling unit (MRU) di wilayah Pluit, Jakarta Utara. Dengan adanya MRU di wilayah ini diharapkan dapat memudahkan akses pengguna transportasi untuk mendapatkan bahan bakar gas (BBG) .
PGN bersama pemerintah DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan pemanfaatan energi baik gas bumi ke berbagai sektor kehidupan seperti perumahan dan transportasi dengan konsep Eco City.
"Langkah strategis ini merupakan bagian dari program jangka panjang PGN untuk menjadikan gas bumi sebagai energi baik di seluruh negeri," katanya.
PGN berharap upaya peningkatan penggunaan gas bumi di Jakarta mendapat dukungan positif dari para stakeholders tersebut.
Sebagai BUMN yang telah mengembangkan infrastruktur dan menyalurkan gas bumi selama lebih dari 49 tahun di seluruh wilayah Indonesia, PGN berada di garda depan dalam mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi di Jakarta.
Saat ini, jumlah pelanggan PGN di Jakarta mencapai lebih dari 13.900 yang meliputi pelanggan rumah tangga (13.608), sektor komersial ( 215) dan industri (137). Untuk melayani pengguna transportasi umum PGN menyuplai 14 SPBG mitra di Jakarta. Selain itu PGN juga mengoperasikan SPBG dan MRU milik PGN sendiri.
"Gas bumi sebagai energi baik merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar minyak. Melalui perwujudan Jakarta sebagai kota berbasis energi gas bumi, upaya penghematan energi dan percepatan ekonomi akan dapat dilakukan secara lebih optimal," tegas Ridha.
PGN ditunjuk oleh pemerintah menjadi lokomotif program konversi bahan bakar minyak ke BBG sejak 2012 lalu. PGN terus membangun fasilitas pengisian bahan bakar gas baik melalui SPBG maupun Mobile Refueling Unit (MRU). Saat ini PGN telah melayani 14 SPBG, mengoperasikan sendiri 1 SPBG di Pondok Ungu, Bekasi serta 3 fasilitas MRU di wilayah DKI Jakarta.
"Tahun ini, kami akan membangun 16 SPBG dan MRU di berbagai wilayah di Indonesia. Program konversi mintak ke BBG ini harus berhasil," kata Ridha.
Untuk itu, kata Ridha, partisipasi dan dukungan dari semua pihak baik industri automotif, pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan masyarakat sebagai konsumen untuk memulai menggunakan BBG mutlak dibutuhkan. Pemanfaatan gas bumi bagi Industri menjadi sangat strategis karena benefitnya sangat besar.
Karena itu, PGN akan terus mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan sinergi dan integrasi antara pasokan, infrastruktur dan pasar, sehingga transformasi energi ke gas bumi dapat benar-benar diwujudkan.
“Kami siap untuk membangun infrastuktur gas untuk transportasi. Namun untuk daerah-daerah yang lokasinya agak jauh dari jalur pipa transmisi dan distribusi gas kami, maka perlu melibatkan pihak lain," tandas Ridha.
(Baca: Saatnya Pemerintah Serius Garap Infrastruktur Gas)
(dmd)