Laba Bersih Ultrajaya Turun 26% Jadi Rp205 M
Laba Bersih Ultrajaya Turun 26% Jadi Rp205 M
A
A
A
JAKARTA - PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co Tbk (ULTJ) hingga September 2014 mencatat penurunan laba bersih sebesar 26,20% menjadi Rp205,07 miliar dibanding periode yang sama 2013 senilai Rp277,88 miliar.
Laba bersih per daham dasar perseroan pada akhir bulan lalu turun menjadi Rp71 per lembar dari periode yang sama tahun lalu Rp96 per lembar.
Laporan keuangan ULTJ di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (31/10/2014) menunjukkan bahwa turunnya laba tersebut akibat meningkatnya sejumlah beban di tengah naiknya penjualan sebesar 13,83% menjadi Rp2,88 triliun dari akhir September 2013 senilai Rp2,53 triliun.
Naiknya penjualan tersebut diikuti bertambahnya beban pokok penjualan menjadi Rp2,21 triliun dari Rp1,75 triliun, sehingga laba kotor perusahaan tergerus menjadi Rp669,93 miliar dari Rp774,71 miliar.
Penurunan tersebut makin terbebani dengan meningkatnya beban penjualan menjadi Rp345,33 miliar dari Rp302,78 miliar, beban umum dan administrasi menjadi Rp89,58 miliar dari Rp86,69 miliar.
Kendati demikian, perseroan berhasil membukukan laba selisih kurs sebesar Rp2,13 miliar dari sebelumnya rugi Rp26,65 miliar, dan laba lain-lain bersih bertambah menjadi Rp34,66 miliar dari Rp1,11 miliar.
Adapun aset perusahaan tercatat sebesar Rp3,04 triliun, dengan total utang Rp851,27 miliar. Jumlah itu meningkat dibanding akhir tahun lalu, di mana aset perusahaan sebesar Rp2,81 triliun, dengan total utang Rp796,47 miliar.
Laba bersih per daham dasar perseroan pada akhir bulan lalu turun menjadi Rp71 per lembar dari periode yang sama tahun lalu Rp96 per lembar.
Laporan keuangan ULTJ di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (31/10/2014) menunjukkan bahwa turunnya laba tersebut akibat meningkatnya sejumlah beban di tengah naiknya penjualan sebesar 13,83% menjadi Rp2,88 triliun dari akhir September 2013 senilai Rp2,53 triliun.
Naiknya penjualan tersebut diikuti bertambahnya beban pokok penjualan menjadi Rp2,21 triliun dari Rp1,75 triliun, sehingga laba kotor perusahaan tergerus menjadi Rp669,93 miliar dari Rp774,71 miliar.
Penurunan tersebut makin terbebani dengan meningkatnya beban penjualan menjadi Rp345,33 miliar dari Rp302,78 miliar, beban umum dan administrasi menjadi Rp89,58 miliar dari Rp86,69 miliar.
Kendati demikian, perseroan berhasil membukukan laba selisih kurs sebesar Rp2,13 miliar dari sebelumnya rugi Rp26,65 miliar, dan laba lain-lain bersih bertambah menjadi Rp34,66 miliar dari Rp1,11 miliar.
Adapun aset perusahaan tercatat sebesar Rp3,04 triliun, dengan total utang Rp851,27 miliar. Jumlah itu meningkat dibanding akhir tahun lalu, di mana aset perusahaan sebesar Rp2,81 triliun, dengan total utang Rp796,47 miliar.
(rna)
Explore More