Kesadaran Berasuransi Masyarakat Indonesia Masih Rendah

Minggu, 09 November 2014 - 18:35 WIB
Kesadaran Berasuransi Masyarakat Indonesia Masih Rendah
Kesadaran Berasuransi Masyarakat Indonesia Masih Rendah
A A A
DEPOK - Kesadaran berasuransi masyarakat Indonesia saat ini masih rendah. Dari 240 juta jiwa penduduk Indonesia, hanya 18% atau sekitar 43,2 juta jiwa yang sudah mengerti dan memahami asuransi.

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dari jumlah itu baru 12% atau 28,8 juta jiwa yang benar-benar merasakan produk asuransi.

Rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia disebabkan berbagai faktor. Salah satunya karena minimnya literasi asuransi atau belum sadarnya masyarakat akan pentingnya memiliki asuransi.

"Sebagian masyarakat beranggapan masih banyak kebutuhan lain yang lebih mendesak ketimbang menyisihkan penghasilan mereka untuk keperluan proteksi diri dan harta bendanya," kata Ketua Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Hendrisman Rahim saat acara Insurance Day, Minggu (9/11/2014).

Posisi Indonesia dalam dunia perasuransian global saat ini tergolong mengkhawatirkan. Dilihat dari nilai preminya, Indonesia menempati ranking ke-37 dunia untuk asuransi jiwa dan urutan ke-44 untuk nilai premi asuransi umum dari 88 negara yang dianalisis World Insurance Outlook.

Peringkat berdasarkan laju penetrasi asuransi (persentase premi terhadap PDB) dan identitas asuransi (premi per kapita) justru semakin terpuruk dengan menempati urutan ke-74 dan ke-78 untuk industri asuransi secara keseluruhan.

Berdasarkan data ranking dunia World Insurance Outlook 2013, Indonesia menempati posisi yang lebih baik dibandingkan dengan Filipina dan Vietnam untuk nilai premi dan penetrasi asuransi. Namun, ranking untuk insurance density-nya lebih rendah dari kedua negara tersebut.

"Tiga negara Asia yang relatif maju industri asuransinya adalah Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. Ketiga negara itu memiliki nilai premi asuransi jiwa relatif besar sehingga menempati urutan 10 besar dunia," jelas Hendrisman.

Mengutip data dari OJK, industri asuransi mendatat pertumbuhan sebesar 30,6% pada triwulan pertama 2014. Pada triwulan pertama 2014, industri perasuransian memperoleh premi bruto Rp57,1 triliun.

Sementara pada triwulan pertama 2013, premi yang dicatatkan sebesar Rp43,7 triliun. Penetrasi asuransi Indonesia yang masih di bawah 2% terdahap PDB menjadi potensi besar bagi pertumbuhan asuransi.

Untuk itu, DAI gencar melakukan sosialisasi guna memberikan penyadaran pada masyarakat untuk berasuransi.

"Kami ingin mengajak semua generasi untuk sadar berasuransi dengan asumsi kata 'cerdas' sangat universal sehingga masyarakat tidak lago terkotak-kotak berdasarkan penghasilan. Karena biarpun mereka memiliki penghasilan tinggi, tapi kalau tidak berasuransi ya percuma," ujar Ketua Panitia Insurance Day, Harry Purwanto.

"Sedangkan bagi yang berpenghasilan minim, namun cerdas berasuransi masih ada alternatif berupa asuransi mikro yang kini sedang dikembangkan industri asuransi dan OJK," tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6513 seconds (0.1#10.140)