Pemerintah Perlu Lebih Memperhatikan UMKM
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah diminta memberikan perhatian lebih kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah, khususnya menjelang pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir tahun 2015.
Dewan Pembina dan pendiri Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Mandiri (ProIndonesia) Budi Satria Isman mengatakan, pemerintah harus membantu para pelaku UMKM untuk bisa menggerakkan mereka agar lebih siap menghadapi persaingan MEA 2015.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memperbaiki pengetahuan para pelaku UMKM tentang bisnis. “Setelah mereka memiliki pengetahuan yang mumpuni, mereka dengan mudah dapat menggerakkan bisnisnya sendiri,” ujar Budi kepada KORAN SINDO di sela “Workshop UMKM Oneintwenty“ di Jakarta, kemarin. Budi menambahkan, pemerintah juga harus membantu para pengusaha tersebut dengan menyiapkan kebijakan-kebijakan yang betul-betul membantu usaha kecil tersebut.
“Sebenarnya banyak sekali usaha-usaha yang tidak memiliki dana untuk mematenkan produk, brand, formulanya. Nah, kenapa tidak dipermurah?” ujarnya. Selain itu, akses pembiayaan kepada UMKM perlu diperluas. Selama ini mayoritas UMKM yang bersifat informal agak kesulitan memperoleh akses pembiayaan. Jika kemudian UMKM berkembang, pemerintah juga bisa mendapat banyak keuntungan, seperti peningkatan pendapatan pajak.
Soal kesiapan menghadapi UMKM, Budi menilai Indonesia belum siap, dilihat dari rumitnya masalah perizinan serta kurangnya sosialisasi mengenai MEA kepada UMKM. Budi menegaskan, pemerintah seharusnya tidak hanya fokus pada usaha besar dan melupakan usaha mikro kecil. Padahal, sumbangan UMKM dalam penyerapan tenaga kerja jauh lebih banyak. Terkait dengan upaya mendukung UMKM, lokakarya yang digelar Oneintwenty akan sangat bermanfaat bagi para pelaku usaha kecil.
Melalui kegiatan ini, para pelaku usaha kecil dapat menambah pengetahuan dan juga meluaskan koneksi dan jaringan. Dia menambahkan, gerakan ini tidak ada campur tangan dari pemerintah. “Dari awal tahun 2010 pertama di jalankan, dana yang di gunakan ini dari kita sendiri dan relawan. Kita tidak dibayar,” tandasnya. Ke depan, tegas dia, gerakan ini akan terus berlanjut dengan tujuan 1 juta pengusaha bisa naik kelas.
Setelah delapan kota, yakni Padang, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, ditargetkan acara ini akan digelar di 20 kota di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Sementara, Pemimpin Redaksi Sindonews.Com Pung Purwanto mengungkapkan, kegiatan ini menjadi berita positif yang harus diperbanyak untuk menumbuhkan minat wirausaha di Indonesia.
Selain itu, program ini diselenggarakan bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas pengelolaan UMKM dalam gerakan nasional masyarakat wirausaha Indonesia mendorong 1 pelaku UMKM naik kelas. “Saat ini UMKM di Indonesia terus berkembang. Namun, pertumbuhannya belum diimbangi peningkatan kualitas para pelaku UMKM di Tanah Air,” ujarnya. Gerakan Oneintwenty berupaya meningkatkan jumlah pengusaha hingga 5% pada 2020, termasuk dari 20 lulusan perguruan tinggi, satu di antaranya menjadi wirausahawan.
Seperti diketahui, sindonews bekerja sama dengan Yayasan Pro Indonesia Smartpreneur menyelenggarakan lokakarya UMKM selama dua hari, yakni dari tanggal 8- 9 November 2014. Dalam kesempatan yang sama, Product Manager Advan Ulez Hulaesuddin menambahkan, pihaknya mendukung penuh acara yang dinilainya memiliki nilai sangat berkualitas.
“Termasuk, di dalamnya produk-produk lokal yang berkualitas, berhubungan dengan generasi muda, kemajuan, dan teknologi,” ujarnya.
Kunthi fahmar sandy/ Arsy ani s
Dewan Pembina dan pendiri Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Mandiri (ProIndonesia) Budi Satria Isman mengatakan, pemerintah harus membantu para pelaku UMKM untuk bisa menggerakkan mereka agar lebih siap menghadapi persaingan MEA 2015.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memperbaiki pengetahuan para pelaku UMKM tentang bisnis. “Setelah mereka memiliki pengetahuan yang mumpuni, mereka dengan mudah dapat menggerakkan bisnisnya sendiri,” ujar Budi kepada KORAN SINDO di sela “Workshop UMKM Oneintwenty“ di Jakarta, kemarin. Budi menambahkan, pemerintah juga harus membantu para pengusaha tersebut dengan menyiapkan kebijakan-kebijakan yang betul-betul membantu usaha kecil tersebut.
“Sebenarnya banyak sekali usaha-usaha yang tidak memiliki dana untuk mematenkan produk, brand, formulanya. Nah, kenapa tidak dipermurah?” ujarnya. Selain itu, akses pembiayaan kepada UMKM perlu diperluas. Selama ini mayoritas UMKM yang bersifat informal agak kesulitan memperoleh akses pembiayaan. Jika kemudian UMKM berkembang, pemerintah juga bisa mendapat banyak keuntungan, seperti peningkatan pendapatan pajak.
Soal kesiapan menghadapi UMKM, Budi menilai Indonesia belum siap, dilihat dari rumitnya masalah perizinan serta kurangnya sosialisasi mengenai MEA kepada UMKM. Budi menegaskan, pemerintah seharusnya tidak hanya fokus pada usaha besar dan melupakan usaha mikro kecil. Padahal, sumbangan UMKM dalam penyerapan tenaga kerja jauh lebih banyak. Terkait dengan upaya mendukung UMKM, lokakarya yang digelar Oneintwenty akan sangat bermanfaat bagi para pelaku usaha kecil.
Melalui kegiatan ini, para pelaku usaha kecil dapat menambah pengetahuan dan juga meluaskan koneksi dan jaringan. Dia menambahkan, gerakan ini tidak ada campur tangan dari pemerintah. “Dari awal tahun 2010 pertama di jalankan, dana yang di gunakan ini dari kita sendiri dan relawan. Kita tidak dibayar,” tandasnya. Ke depan, tegas dia, gerakan ini akan terus berlanjut dengan tujuan 1 juta pengusaha bisa naik kelas.
Setelah delapan kota, yakni Padang, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, ditargetkan acara ini akan digelar di 20 kota di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Sementara, Pemimpin Redaksi Sindonews.Com Pung Purwanto mengungkapkan, kegiatan ini menjadi berita positif yang harus diperbanyak untuk menumbuhkan minat wirausaha di Indonesia.
Selain itu, program ini diselenggarakan bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas pengelolaan UMKM dalam gerakan nasional masyarakat wirausaha Indonesia mendorong 1 pelaku UMKM naik kelas. “Saat ini UMKM di Indonesia terus berkembang. Namun, pertumbuhannya belum diimbangi peningkatan kualitas para pelaku UMKM di Tanah Air,” ujarnya. Gerakan Oneintwenty berupaya meningkatkan jumlah pengusaha hingga 5% pada 2020, termasuk dari 20 lulusan perguruan tinggi, satu di antaranya menjadi wirausahawan.
Seperti diketahui, sindonews bekerja sama dengan Yayasan Pro Indonesia Smartpreneur menyelenggarakan lokakarya UMKM selama dua hari, yakni dari tanggal 8- 9 November 2014. Dalam kesempatan yang sama, Product Manager Advan Ulez Hulaesuddin menambahkan, pihaknya mendukung penuh acara yang dinilainya memiliki nilai sangat berkualitas.
“Termasuk, di dalamnya produk-produk lokal yang berkualitas, berhubungan dengan generasi muda, kemajuan, dan teknologi,” ujarnya.
Kunthi fahmar sandy/ Arsy ani s
(ars)