Laju Pasar Obligasi Berpeluang Menguat
A
A
A
JAKARTA - Laju pasar obligasi sepanjang pekan ini diprediksi memiliki peluang menguat jika didukung sentimen positif dari rilis data makroekonomi.
Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, meski terlihat perekonomian Indonesia mengalami perlambatan, namun pelaku pasar tampaknya memanfaatkan penurunan pada obligasi untuk bertahap melakukan pembelian.
Menurut dia, masih adanya optimisme yang cukup tinggi dari pelaku pasar membuat laju pasar obligasi tidak terlalu terlihat melemah.
"Pekan depan, kami harapkan rilis data-data ekonomi makro global dapat lebih baik, sehingga dapat mengimbangi masih negatifnya kondisi dari dalam negeri," kata dia, Senin (10/11/2014).
Dia mengestimasikan, jika kondisi rilis data ekonomi makro global tersebut bisa positif maka laju pasar obligasi dapat bergerak menguat dengan minimal perubahan harga obligasi rerata sebanyak 15-20 basis poin (bps).
Tetapi, jika sebaliknya maka harga obligasi pun akan kembali melanjutkan koreksi karena masih adanya profit taking hingga minimal rerata 4-10 bps.
"Untuk itu, tetap cermati perubahan sentimen yang ada," saran Reza.
Sementara pada pekan lalu, variatifnya sentimen di pasar membuat pergerakan harga obligasi ikut berfuktuatif dan juga variatif. Terlihat beberapa tenor mengalami pelemahan harga, namun ada pula pada tenor lainnya yang mengalami kenaikan harga.
Pelaku pasar terlihat selektif dalam memilih obligasi yang dapat memberikan keuntungan. Laju pasar obligasi sempat melemah setelah terimbas rilis data-data makroekonomi Indonesia yang dinilai melambat.
"Rilis angka pertumbuhan GDP yang lebih rendah dari estimasi kami yang diikuti oleh kenaikan angka pengangguran, dan pelemahan rupiah sempat menurunkan pasar obligasi," ujarnya.
Namun jelang akhir pekan, beberapa obligasi masih menjadi incaran, sehingga pelemahan yang terjadi sempat tertahan.
Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, meski terlihat perekonomian Indonesia mengalami perlambatan, namun pelaku pasar tampaknya memanfaatkan penurunan pada obligasi untuk bertahap melakukan pembelian.
Menurut dia, masih adanya optimisme yang cukup tinggi dari pelaku pasar membuat laju pasar obligasi tidak terlalu terlihat melemah.
"Pekan depan, kami harapkan rilis data-data ekonomi makro global dapat lebih baik, sehingga dapat mengimbangi masih negatifnya kondisi dari dalam negeri," kata dia, Senin (10/11/2014).
Dia mengestimasikan, jika kondisi rilis data ekonomi makro global tersebut bisa positif maka laju pasar obligasi dapat bergerak menguat dengan minimal perubahan harga obligasi rerata sebanyak 15-20 basis poin (bps).
Tetapi, jika sebaliknya maka harga obligasi pun akan kembali melanjutkan koreksi karena masih adanya profit taking hingga minimal rerata 4-10 bps.
"Untuk itu, tetap cermati perubahan sentimen yang ada," saran Reza.
Sementara pada pekan lalu, variatifnya sentimen di pasar membuat pergerakan harga obligasi ikut berfuktuatif dan juga variatif. Terlihat beberapa tenor mengalami pelemahan harga, namun ada pula pada tenor lainnya yang mengalami kenaikan harga.
Pelaku pasar terlihat selektif dalam memilih obligasi yang dapat memberikan keuntungan. Laju pasar obligasi sempat melemah setelah terimbas rilis data-data makroekonomi Indonesia yang dinilai melambat.
"Rilis angka pertumbuhan GDP yang lebih rendah dari estimasi kami yang diikuti oleh kenaikan angka pengangguran, dan pelemahan rupiah sempat menurunkan pasar obligasi," ujarnya.
Namun jelang akhir pekan, beberapa obligasi masih menjadi incaran, sehingga pelemahan yang terjadi sempat tertahan.
(rna)