Anak Usaha Alam Sutera Garap GWK
A
A
A
SEJARAH baru akan terukir dalam sepanjang ranah perjalanan pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK).
PT Garuda Adhimatra Indonesia selaku pengelola Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana yang merupakan anak perusahaan dari PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) telah membuktikan komitmennya untuk terus mendukung pembangunan dari Patung yang nantinya tak hanya menjadi ikon bagi Bali semata, namun juga Indonesia.
Salah satu wujud komitmen tersebut, yaitu telah dilakukan Pengecoran Raft Foundation tahap I pada Senin yang diperkirakan akan berlangsung selama empat minggu ke depan. Raft Foundation sendiri merupakan plat beton yang berbentuk rakit melebar ke seluruh bagian dasar bangunan yang digunakan untuk meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah dasar atau batubatuan di bawahnya.
Adapun, total area yang akan di cor tahap I ini yaitu seluas 46 m x 46 m dengan ketebalan fondasi 2,2 m. Untuk mendukung proses pengecoran pada proyek dengan nilai total investasi sekitar Rp350 miliar tersebut, dibutuhkan tak kurang sekitar 600 ton besi dan 4.452 m3 beton yang akan disalurkan melalui tiga concrete pump yang disuplai melalui 24 mobil dari dua batching plant yang telah disiapkan di area Nusa Dua dan Sanur.
Tak hanya itu, guna mencegah terjadinya keretakan pada struktur, kurang lebih sekitar 18.000 es balok akan didatangkan secara khusus dari Banyuwangi untuk proses pendinginan setelah pengecoran berlangsung. “Pembangunan pedestal patung GWK yang melibatkan sebanyak 200 tenaga kerja ini merupakan salah satu megaproyek dari PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) di Bali,” kata Direktur PT Garuda Adhimatra Indonesia Seno Andikawanto.
Karena itu, sebut Seno, dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan agar target pembangunan patung kurang lebih selama 3 tahun ke depan dapat terwujud. Dengan demikian, Bali bahkan Indonesia akan memiliki satu maha karya yang menjadi kebanggaan bangsa di mata dunia.
Garuda Wisnu Kencana atau GWK merupakan Kawasan Wisata Budaya berskala Internasional di Ungasan, Bali, dengan suguhan sebuah maha karya yang menampilkan keanekaragaman kebudayaan Nusantara, khususnya Bali. Pada awalnya kawasan GWK adalah lokasi tambang kapur. Tantangan untuk mengembangkan kawasan ini diambil oleh Bapak Nyoman Nuarta dengan menciptakan suatu land art berskala kolosal.
Karya ini mencoba merefleksikan keberadaan kita sebagai manusia yang hanya merupakan suatu satuan kecil di tengah-tengah alam semesta yang luas. Monumen Garuda Wisnu Kencana, yang berwujud Dewa Wisnu yang duduk di atas Burung Garuda, merupakan fokus utama kawasan GWK dan diharapkan dapat menjadi Ikon dunia dan landmark baru di Bali.
Rehdian khartika
PT Garuda Adhimatra Indonesia selaku pengelola Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana yang merupakan anak perusahaan dari PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) telah membuktikan komitmennya untuk terus mendukung pembangunan dari Patung yang nantinya tak hanya menjadi ikon bagi Bali semata, namun juga Indonesia.
Salah satu wujud komitmen tersebut, yaitu telah dilakukan Pengecoran Raft Foundation tahap I pada Senin yang diperkirakan akan berlangsung selama empat minggu ke depan. Raft Foundation sendiri merupakan plat beton yang berbentuk rakit melebar ke seluruh bagian dasar bangunan yang digunakan untuk meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah dasar atau batubatuan di bawahnya.
Adapun, total area yang akan di cor tahap I ini yaitu seluas 46 m x 46 m dengan ketebalan fondasi 2,2 m. Untuk mendukung proses pengecoran pada proyek dengan nilai total investasi sekitar Rp350 miliar tersebut, dibutuhkan tak kurang sekitar 600 ton besi dan 4.452 m3 beton yang akan disalurkan melalui tiga concrete pump yang disuplai melalui 24 mobil dari dua batching plant yang telah disiapkan di area Nusa Dua dan Sanur.
Tak hanya itu, guna mencegah terjadinya keretakan pada struktur, kurang lebih sekitar 18.000 es balok akan didatangkan secara khusus dari Banyuwangi untuk proses pendinginan setelah pengecoran berlangsung. “Pembangunan pedestal patung GWK yang melibatkan sebanyak 200 tenaga kerja ini merupakan salah satu megaproyek dari PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) di Bali,” kata Direktur PT Garuda Adhimatra Indonesia Seno Andikawanto.
Karena itu, sebut Seno, dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan agar target pembangunan patung kurang lebih selama 3 tahun ke depan dapat terwujud. Dengan demikian, Bali bahkan Indonesia akan memiliki satu maha karya yang menjadi kebanggaan bangsa di mata dunia.
Garuda Wisnu Kencana atau GWK merupakan Kawasan Wisata Budaya berskala Internasional di Ungasan, Bali, dengan suguhan sebuah maha karya yang menampilkan keanekaragaman kebudayaan Nusantara, khususnya Bali. Pada awalnya kawasan GWK adalah lokasi tambang kapur. Tantangan untuk mengembangkan kawasan ini diambil oleh Bapak Nyoman Nuarta dengan menciptakan suatu land art berskala kolosal.
Karya ini mencoba merefleksikan keberadaan kita sebagai manusia yang hanya merupakan suatu satuan kecil di tengah-tengah alam semesta yang luas. Monumen Garuda Wisnu Kencana, yang berwujud Dewa Wisnu yang duduk di atas Burung Garuda, merupakan fokus utama kawasan GWK dan diharapkan dapat menjadi Ikon dunia dan landmark baru di Bali.
Rehdian khartika
(ars)