Iklim Investasi Eksplorasi Migas Harus Menarik
A
A
A
JAKARTA - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto mengatakan, pemerintah perlu membuat Iklim investasi untuk eksplorasi minyak dan gas (Migas) menjadi menarik.
Hal ini dikatakannya menanggapi para pengusaha Amerika Serikat (AS) yang akan menginvestasikan modal sebesar USD60 miliar ke Indonesia hingga lima tahun mendatang.
"Yang banyak kan kalau Amerika sangat menonjol di sektor oil and gas, energi. Karena memang itu mereka menguasai teknologinya. Kan kecenderungannya saat ini agak menurun dari sisi kegiatan eksplorasi. Nah, Inilah yang saya pikir pemerintah perlu memikirkan bagaimana membuat iklim investasi untuk eksplorasi migas itu menarik," ujar dia di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Sebab menurutnya, tanpa adanya eksplorasi, Indonesia tidak akan menemukan cadangan-cadangan minyak baru. Dan jika tidak ada cadangan minyak baru, otomatis produksi minyak Indonesia pun akan menurun.
Bahkan menurutnya, pasca pertemuan APEC di Beijing beberapa waktu lalu, banyak investor asal AS yang menginvestasikan modalnya di sektor pertambangan. Selain itu juga sektor perikanan dan industri.
"Jadi kelihatan sekali mata dunia tertuju ke Indonesia. Harus kita syukuri tapi disamping itu juga memberikan beban kepada kita untuk senantiasa memperbaiki iklim kondisi bagi investor di Indonesia untuk berbisnis harus diperbaiki," tukasnya.
Hal ini dikatakannya menanggapi para pengusaha Amerika Serikat (AS) yang akan menginvestasikan modal sebesar USD60 miliar ke Indonesia hingga lima tahun mendatang.
"Yang banyak kan kalau Amerika sangat menonjol di sektor oil and gas, energi. Karena memang itu mereka menguasai teknologinya. Kan kecenderungannya saat ini agak menurun dari sisi kegiatan eksplorasi. Nah, Inilah yang saya pikir pemerintah perlu memikirkan bagaimana membuat iklim investasi untuk eksplorasi migas itu menarik," ujar dia di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Sebab menurutnya, tanpa adanya eksplorasi, Indonesia tidak akan menemukan cadangan-cadangan minyak baru. Dan jika tidak ada cadangan minyak baru, otomatis produksi minyak Indonesia pun akan menurun.
Bahkan menurutnya, pasca pertemuan APEC di Beijing beberapa waktu lalu, banyak investor asal AS yang menginvestasikan modalnya di sektor pertambangan. Selain itu juga sektor perikanan dan industri.
"Jadi kelihatan sekali mata dunia tertuju ke Indonesia. Harus kita syukuri tapi disamping itu juga memberikan beban kepada kita untuk senantiasa memperbaiki iklim kondisi bagi investor di Indonesia untuk berbisnis harus diperbaiki," tukasnya.
(gpr)