Pertumbuhan Properti Melambat, Harga Rumah di Beijing Jatuh

Selasa, 18 November 2014 - 11:45 WIB
Pertumbuhan Properti...
Pertumbuhan Properti Melambat, Harga Rumah di Beijing Jatuh
A A A
BEIJING - Harga rumah di Beijing jatuh untuk kali pertama dalam hampir dua tahun terakhir karena pertumbuhan properti di negara itu mengalami perlambatan cukup dalam, sehingga mendorong pengembang memberi diskon untuk mengurangi persediaan.

Biro Statistik Nasional China menyebut bahwa harga rumah baru turun pada Oktober di 67 kota dari 70 kota yang didata pemerintah, sedangkan pada September penurunan harga rumah terjadi di 69 kota.

Harga rumah di Beijing anjlok 1,3%, penurunan tahunan pertama sejak November 2012 dan koreksi dari penguatan sebesar 14,7% pada Januari dari tahun sebelumnya.

Moody Investors Service memperkirakan, harga rumah akan terus menurun hingga tahun depan karena pengembang menawarkan diskon untuk mengurangi tingginya persediaan rumah. Penjualan rumah merosot 10% dalam 10 bulan pertama tahun ini dari periode yang sama 2013.

Hal itu terjadi di tengah ketatnya kredit dan perlambatan ekonomi, sehingga mendorong pemerintah mengurangi pembatasan pada industri yang menjadi hambatan pertumbuhan.

"Banyak pengembang masih menerapkan harga penyesuaian untuk mencapai target penjualan tahunan mereka, meskipun hanya sedikit yang dapat mencapainya. Penjualan rumah rebound, tetapi tidak banyak karena masalah kelebihan pasokan masih cukup parah," kata analis di Guotai Junan Securities Co Donald Yu seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (18/11/2014).

Indeks Properti di Bursa Efek Shanghai turun 1,1% pada 11.04 siang waktu setempat. Sedangkan indeks Shanghai turun 0,5%.

Harga telah turun 1,1% di Beijing dibanding September dan 0,6% di Shanghai. Sementara Hangzhou memiliki penurunan terbesar tahunan di semua kota, dengan penurunan mencapai 8,7%. Sedangkan Zhengzhou menjadi satu-satunya kota dengan harga rumah yang tidak mengalami penurunan.

Harga jual rata-rata 15 pengembang utama turun 3% pada bulan lalu dibanding September. Laporan Credit Suisse menyebut, penurunan dipimpin Sunac China Holdings Ltd (1918), yang anjlok 23%, sedangkan penjualan kontrak naik 15%.

Analis di Hong Kong Moody dipimpin oleh Franco Leung menulis dalam laporannya bahwa penjualan rumah akan turun 5% pada tahun depan karena pengembang menjaga ketatanya likuiditas dan tingginya persediaan.

Sementara Ping An Securities memprediksi, penjualan rumah akan pulih perlahan karena diskon hipotek untuk pembeli rumah pertama tidak cukup menarik untuk memikat pembeli.

"Seperti kredit ketat terus membatasi pemulihan dalam permintaan untuk jangka pendek. Harga tetap mainstream menjadi strategi antara pengembang," tulis analis Ping An Securities.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0981 seconds (0.1#10.140)