BI Rate Naik, IHSG Berpotensi Balik Arah Melemah

Rabu, 19 November 2014 - 08:15 WIB
BI Rate Naik, IHSG Berpotensi...
BI Rate Naik, IHSG Berpotensi Balik Arah Melemah
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan memiliki potensi balik arah melemah lantaran Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga (BI rate) menyusul naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, IHSG akan membentuk pola hanging man di bawah area upper bollinger band (UBB). MACD mulai bergerak naik dengan histogram positif yang meningkat. RSI, Stochastic, dan William’s %R bergerak naik.

Kemarin IHSG yang diperkirakan melemah, ternyata berhasil dituup rebound karena adanya sentimen dari kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Tetapi, kenaikan tersebut juga menyimpan potensi untuk berbalik arah melemah jika pelaku pasar menilai maupun merespon negatif keputusan BI untuk meningkatkan BI rate," kata dia, Rabu (19/11/2014).

Dia memprediksi, IHSG akan berada pada rentang support 5.060-5.085 dan resisten 5.110-5.115. Laju IHSG hari kemarin mampu melampaui target resisten 5.062-5.075 dan mampu bertahan di atas kisaran target support 5.035-5.042.

Para pelaku pasar terutama investor asing, tampaknya merespon positif diumumkannya kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter meskipun mendapat penolakan dari sebagian masyarakat.

"Meski laju bursa saham Asia bergerak variatif cenderung melemah, namun IHSG kemarin mampu bergerak positif seiring maraknya aksi beli," katanya.

IHSG masih didominasi asing yang mayoritas hampir setuju harga BBM bersubsidi dinaikkan. Kendati demikian, dia berpesan agar investor tidak panik dan berlebihan menanggapi kebijakan tersebut, meski kenaikan harga BBM bersubsidi akan menyumbang inflasi sebesar 2,65%.

Dampaknya, menurut dia, akan trlihat pada inflasi November dan Desember. Namun hanya sementara dengan asumsi, pemerintah dapat menjaga pasokan barang dan bahan makanan serta dapat terlihat indikasi pengalihan dana tersebut ke beberapa sektor, antara lain infrastruktur, kesehatan, konstruksi, dan sektor-sektor produktif lainnya.

Adapun transaksi asing kembali tercatat dari nett buy Rp441,31 miliar menjadi nett buy Rp243,64 miliar.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5889 seconds (0.1#10.140)