REI Minta Pemerintah Perhatikan Masalah Perumahan
A
A
A
DEWAN Pimpinan Pusat (DPP) Real Estat Indonesia (REI) meminta pemerintah memberikan perhatian terhadap sektor perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Karena, masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah. “Masalah perumahan bagi MBR harus menjadi perhatian serius pemerintah,” kata Ketua Penyelenggara Rakernas REI 2014 Adrianto P Adhi di Jakarta kemarin. Rakernas REI yang bakal diselenggarakan di Jakarta, 18–20 November, mengusung tema “Perumahan untuk Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat”.
Tema tersebut dirasa sangat relevan dalam kondisi saat ini, saat perumahan menjadi salah satu tolak ukur dalam menilai kesejahteraan masyarakat. Direncanakan, Rakernas kali ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo. “ Kehadiran presiden yang sekaligus akan memberikan pengarahan, sangat penting untuk mendorong semangat peserta Rakernas dan para pemangku kepentingan (stakeholder) di bidang perumahan dan permukiman untuk bersama-sama menyediakan hunian yang layak dan terjangkau,” ujar Adrianto.
REI, lanjut dia, menginginkan adanya sinkronisasi peraturan-peraturan terkait bisnis properti. Hal ini mendesak untuk dilakukan karena keberlangsungan bisnis properti nasional bergantung pada kejelasan aturan oleh pemerintah. “Kami targetkan akan mendapatkan solusinya. Jika ketidaksinkronan peraturan ini terus terjadi, masa depan 60 lebih jenis bisnis yang terkait properti akan terancam,” katanya.
Selain terdiri dari dua sesi diskusi, dalam Rakernas juga digelar forum konsultasi. Di forum ini anggota REI dari berbagai daerah diundang untuk mengungkapkan kesulitan atau masalah teknis yang dihadapi, kemudian dicarikan jalan keluarnya bersama-sama. Percepatan perizinan juga jadi salah satu agenda penting dalam Rakernas. Termasuk, janji pemerintah soal percepatan izin membangun rumah murah.
Anton c
Karena, masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah. “Masalah perumahan bagi MBR harus menjadi perhatian serius pemerintah,” kata Ketua Penyelenggara Rakernas REI 2014 Adrianto P Adhi di Jakarta kemarin. Rakernas REI yang bakal diselenggarakan di Jakarta, 18–20 November, mengusung tema “Perumahan untuk Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat”.
Tema tersebut dirasa sangat relevan dalam kondisi saat ini, saat perumahan menjadi salah satu tolak ukur dalam menilai kesejahteraan masyarakat. Direncanakan, Rakernas kali ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo. “ Kehadiran presiden yang sekaligus akan memberikan pengarahan, sangat penting untuk mendorong semangat peserta Rakernas dan para pemangku kepentingan (stakeholder) di bidang perumahan dan permukiman untuk bersama-sama menyediakan hunian yang layak dan terjangkau,” ujar Adrianto.
REI, lanjut dia, menginginkan adanya sinkronisasi peraturan-peraturan terkait bisnis properti. Hal ini mendesak untuk dilakukan karena keberlangsungan bisnis properti nasional bergantung pada kejelasan aturan oleh pemerintah. “Kami targetkan akan mendapatkan solusinya. Jika ketidaksinkronan peraturan ini terus terjadi, masa depan 60 lebih jenis bisnis yang terkait properti akan terancam,” katanya.
Selain terdiri dari dua sesi diskusi, dalam Rakernas juga digelar forum konsultasi. Di forum ini anggota REI dari berbagai daerah diundang untuk mengungkapkan kesulitan atau masalah teknis yang dihadapi, kemudian dicarikan jalan keluarnya bersama-sama. Percepatan perizinan juga jadi salah satu agenda penting dalam Rakernas. Termasuk, janji pemerintah soal percepatan izin membangun rumah murah.
Anton c
(ars)