Pelaku Industri Syariah Benahi SDM

Rabu, 19 November 2014 - 11:23 WIB
Pelaku Industri Syariah Benahi SDM
Pelaku Industri Syariah Benahi SDM
A A A
JAKARTA - Bank Syariah Mandiri (BSM), selaku pelaku industri perbankan syariah serius membenahi skill atau kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.

BSM juga tengah membekali para karyawan untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan dalam memperkenalkan produk-produk jasa keuangan syariah. “Langkah ini dinilai tepat untuk bersaing menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2020 mendatang,” kata Kepala Wilayah II Bank Syariah Mandiri Enny Maya Gustini seusai acara Talkshow Finansial Wisdom kepada KORAN SINDOdi Jakarta kemarin.

Menurutnya, setiap perusahaan pasti sudah membentuk knowledge manajemen, di mana iklim bekerja itu harus dibuat sedemikian rupa supaya karyawan itu bisa sekaligus belajar. Menurutnya, peningkatan skill bukan dari pegawai itu sendiri namun juga disediakan infrastruktur oleh perusahaan termasuk iklim untuk terus menerus belajar tingkatkan kemampuan.

“Memang peran dari bank syariah itu memperkuat lagi produk-produknya, fitur, dan pelayanan finansial lainnya. Supaya kebutuhan masyarakat pada umumnya itu bisa kita kendalikan. Kita akan beri layanan terbaik melalui pelayanan BSM sendiri,” ujar dia. Tetapi, pihaknya mengaku ada kendala yang dihadapi perbankan syariah untuk bisa berkembang di Indonesia, salah satunya bagaimana menyiapkan sumber daya insani yang siap baik dari skillkompetensi mental dan kemampuan untuk masuk ke dunia global.

Perbankan syariah juga harus memiliki kemampuan untuk mengenalkan produk-produk bukan hanya di domestik tapi internasional. “Contohnya, produk remitansi, kita punya saudara-saudara yang kerja di luar negeri. Nah itu bisa dipermudah. Kita juga sudah kerja sama dengan pihak ketiga seperti dengan PT Pos,” tutur dia.

Pihaknya juga berharap, OtoritasJasaKeuangan( OJK) dapat mencanangkan adanya BUMN yang menggodok perbankan syariah untuk memperkuat industri perbankan syariah. Dengan begitu, perbankan syariah dapat cepat menerobos market Indonesia. Sepanjang semester I 2014, pihaknya berhasil memperoleh dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp55,17 triliun atau naik sekitar 7,48% dari Rp51,33 triliun per posisi Juni 2013.

Sampai dengan bulan Juli 2014, DPK perseroan menjadi Rp57,3 triliun. Senior Executive Vice Presiden BSM Kusman Yandi, sekaligus Direktorat Wholesale, Treasury and International Banking mengungkap, peningkatan DPK turut memperkuat posisi likuiditas perseroan dengan financing to deposit ratio (FDR) selama 2014 (Januari - Juni) rata-rata berada pada level 89,34%.

Sementara, kondisi FDR rata-rata bank syariah pada 2014 (Januari -April berdasar data OJK) sebesar 99,96%. Pada posisi yang sama sampai dengan April 2014, rata-rata FDR BSM adalah 89,7 2%, ujar dia. Sedangkan, posisi FDR BSM per Juni 2014 sebesar 89,91% atau membaik 2,29% dibandingkan posisi Juni 2013 sebesar 92,20%. Dia mengungkap, pihaknya akan terus berupaya menjaga kepercayaan nasabahnya.

Pengamat ekonomi syariah, Adiwarman Azwar Karim, optimistis Indonesia jadi kiblat ekonomi syariah dunia. Dia mencontohkan, meskipenetrasi perbankan syariah secara aset masih di kisaran 5%, namun jumlah nasabah perbankan syariah telah mencapai sekitar 18 juta orang.

Ini menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan retail terbesar di dunia. “Saya yakin Indonesia kiblat baru keuangan syariah dunia,” ujar Adiwarman.

Kunthi fahmar sandy
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8116 seconds (0.1#10.140)