Pemerintah Desain Paket Wisata
A
A
A
BOGOR - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendesain paket wisata lintas daerah dengan mengacu kepada tiga pintu masuk utama wisatawan mancanegara (wisman).
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, wisman masuk ke Indonesia melalui tiga pintu masuk utama yaitu Bali (40%), Jakarta (30%), dan Batam (25%). Artinya, 95% dari 9,5 juta wisman yang berkunjung ke Indonesia tahun ini pun umumnya melewati tiga pintu masuk tersebut.
“Sehingga kalau ingin membenahi pariwisata, kita fokus di situ. Begitu pun kalau ingin meningkatkan wisman, kita bisa fokus di situ dengan memperbesar area di sana,” ujarnya di sela-sela kunjungan ke Taman Wisata Matahari di kawasan Puncak, Bogor, kemarin. Berdasar hal itu, Kemenpar tengah mendesain program paket wisata kawasan yaitu Great Jakarta (Jakarta, Bogor, dan Jawa Barat bagian barat), Great Bali (Bali, Banyuwangi, Bromo, Lombok, dan sekitarnya), Great Yogyakarta, dan Great Bandung (Bandung Raya dan Priangan timur).
“Kami merencanakan akan ada 10 great,” sebutnya. Menurut Arief, konsep tersebut bagus untuk pemasaran dan branding. Selain itu, mengefisienkan biaya karena pemerintah juga tidak mungkin mengiklankan satu per satu potensi destinasi wisata di Indonesia yang sedemikian banyak. “Jadi ketika kita menjual Jakarta, termasuk di dalamnya objek wisata di Puncak seperti Taman Wisata Matahari, Taman Safari, Cibodas, termasuk Gunung Padang di Cianjur,” bebernya.
Mengingat program ini bersifat lintas daerah dan provinsi, Menpar berharap tidak ada egosektoral dan setiap daerah bisa melebur berpromosi bersama sebagai bangsa. Ia juga berharap peran swasta terutama agenagen perjalanan dan penjualan tiket ikut memasukkan program Great Jakarta dan lainnya ke dalam paket-paket wisatanya.
“Untuk temanya, masih Wonderful Indonesia. Tapi, boleh saja kalau daerah mau mengangkat misalnya Wonderful West Java by Wonderful Indonesia,” katanya. Ketua Umum Asita Asnawi Bahar menyatakan, pihaknya siap mendukung upaya pemasaran dan penguatan branding Indonesia oleh pemerintah. Menurutnya, ide Great Jakarta dan lainnya itu bagus sebagai penciptaan citra sehingga ada kesan khusus juga bagi wisman yang datang ke Jakarta dan sekitarnya ataupun kawasan lainnya yang diikutkan dalam program itu.
“Tapi kami ingatkan, dampaknya tidak bisa instan. Malaysia dengan Truly Asia-nya saja perlu jangka panjang untuk mem-branding-nya,” tandasnya. Upaya penguatan branding Indonesia di mata wisman tak lepas dari amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melipatgandakan kunjungan wisman yang tahun ini diproyeksikan sekitar 9,5 juta menjadi 20 juta wisman pada 2019.
Kunjungan wisman menjadi sumber devisa negara mengingat satu orang wisman ratarata membelanjakan USD1.200. Tahun depan Kemenpar menargetkan kunjungan wisman menjadi 10 juta orang, yang artinya akan ada pemasukan devisa dari wisman sekitar USD12 miliar.
“Kita harus lihat negara tetangga bisa dapat 26 juta wisman, masak kita yang kaya raya potensi wisatanya baru 9 juta. Ingat, ini target bersama,” tandasnya.
Inda susanti
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, wisman masuk ke Indonesia melalui tiga pintu masuk utama yaitu Bali (40%), Jakarta (30%), dan Batam (25%). Artinya, 95% dari 9,5 juta wisman yang berkunjung ke Indonesia tahun ini pun umumnya melewati tiga pintu masuk tersebut.
“Sehingga kalau ingin membenahi pariwisata, kita fokus di situ. Begitu pun kalau ingin meningkatkan wisman, kita bisa fokus di situ dengan memperbesar area di sana,” ujarnya di sela-sela kunjungan ke Taman Wisata Matahari di kawasan Puncak, Bogor, kemarin. Berdasar hal itu, Kemenpar tengah mendesain program paket wisata kawasan yaitu Great Jakarta (Jakarta, Bogor, dan Jawa Barat bagian barat), Great Bali (Bali, Banyuwangi, Bromo, Lombok, dan sekitarnya), Great Yogyakarta, dan Great Bandung (Bandung Raya dan Priangan timur).
“Kami merencanakan akan ada 10 great,” sebutnya. Menurut Arief, konsep tersebut bagus untuk pemasaran dan branding. Selain itu, mengefisienkan biaya karena pemerintah juga tidak mungkin mengiklankan satu per satu potensi destinasi wisata di Indonesia yang sedemikian banyak. “Jadi ketika kita menjual Jakarta, termasuk di dalamnya objek wisata di Puncak seperti Taman Wisata Matahari, Taman Safari, Cibodas, termasuk Gunung Padang di Cianjur,” bebernya.
Mengingat program ini bersifat lintas daerah dan provinsi, Menpar berharap tidak ada egosektoral dan setiap daerah bisa melebur berpromosi bersama sebagai bangsa. Ia juga berharap peran swasta terutama agenagen perjalanan dan penjualan tiket ikut memasukkan program Great Jakarta dan lainnya ke dalam paket-paket wisatanya.
“Untuk temanya, masih Wonderful Indonesia. Tapi, boleh saja kalau daerah mau mengangkat misalnya Wonderful West Java by Wonderful Indonesia,” katanya. Ketua Umum Asita Asnawi Bahar menyatakan, pihaknya siap mendukung upaya pemasaran dan penguatan branding Indonesia oleh pemerintah. Menurutnya, ide Great Jakarta dan lainnya itu bagus sebagai penciptaan citra sehingga ada kesan khusus juga bagi wisman yang datang ke Jakarta dan sekitarnya ataupun kawasan lainnya yang diikutkan dalam program itu.
“Tapi kami ingatkan, dampaknya tidak bisa instan. Malaysia dengan Truly Asia-nya saja perlu jangka panjang untuk mem-branding-nya,” tandasnya. Upaya penguatan branding Indonesia di mata wisman tak lepas dari amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melipatgandakan kunjungan wisman yang tahun ini diproyeksikan sekitar 9,5 juta menjadi 20 juta wisman pada 2019.
Kunjungan wisman menjadi sumber devisa negara mengingat satu orang wisman ratarata membelanjakan USD1.200. Tahun depan Kemenpar menargetkan kunjungan wisman menjadi 10 juta orang, yang artinya akan ada pemasukan devisa dari wisman sekitar USD12 miliar.
“Kita harus lihat negara tetangga bisa dapat 26 juta wisman, masak kita yang kaya raya potensi wisatanya baru 9 juta. Ingat, ini target bersama,” tandasnya.
Inda susanti
(ars)