BI Yogyakarta Komitment Majukan UKM

Rabu, 19 November 2014 - 13:32 WIB
BI Yogyakarta Komitment...
BI Yogyakarta Komitment Majukan UKM
A A A
KULONPROGO - Bank Indonesia (BI) komitment untuk membantu dan mengembangkan Usaha Kecil Mikro (UKM) yang berkembang di masyarakat. Salah satunya UKM yang bergerak dalam usaha pangan, dan yang bertumpu pada sektor unggulan daerah.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Yogyakarta Arief Budi Santoso mengatakan, BI memiliki program Corporate Social Resnponsibility (CSR) yang dipakai untuk membantu masyarakat kecil. Di Kulonprogo BI mewujudkan dengan membantu 12 perajin batik dalam pengolahan limbahnya.

“Harapan kita mereka ini bisa maju, dan masalah limbah tertangani dengan baik,” ujar Arief ketika meninjau pengolahan limbah batik di Sinar Abadi Batik di Kecamatan Lendah, Kulonpogo, Rabu (19/11/2014).

BI juga siap membantu masyarakat untuk belajar mengembangkan sebuah usaha. Seperti dalam karya batik ini, BI siap menjembatani masyarakat yang ingin dan belajar tentang batik. Mereka bisa datang untuk belajar dari sisi kesuksesan batik di Kulonprogo.

Batik Gebleg Renteng, kata Arief, sudah menjadi salah satu produk unggulan Kulonprogo. Ini ditunjukkan dengan banyaknya pengusaha yang sukses dan produksi yang dihasilkan juga terus meningkat.

“Limbah ini harus diolah agar tidak menjadi masalah di masyarakat makanya kita bantu mereka dan hasil pengolahan juga bagus dan airnya bening,” ujarnya.

Melalui program CSR ini, BI membantu 12 orang perajin dengan anggaran mencapai Rp175 juta. Limbah yang dihasilkan diolah menggunakan bak-bak pengolahan dan disuling menggunakan batuan dan pasir sehingga air yang dibuang bersih. Selain itu BI juga membantu kain sneilai Rp50 juta untuk merangsang perajin lebih aktif.

Kepala dinas Koperasi dan UKM Sri Harmintarti mengatakan, permasalahan limbah dan pengolahan sangat menentukan kemajuan sebuah usaha. Dimana hanya produk yang ramah lingkungan saja yang akan sukses di pasaran. Sehingga dengan model pengolahan limbah batik ini, akan mendorong pada produk yang dihasilkan.

“Pasar telah mewajibkan produk ramah lingkungan. Pengolahan ini sudah bagus dan produk akan lebih diminati pasar,” ujarnya.

Pemilik Sinar Abadi Batik, Puryanto mengatakan, sebelum ada pengolahan ini, para perajin masih menggunakan sistem pengolahan tradisional. Bahkan ada sejumlah perajin yang nekad membuang limbah mereka ke sungai, sehingga menghasilkan komplain dari masyarakat.

Namun dengan adanya bantuan dari BI, pengolahan limbah sudah bagus dan tidak ada limbah yang dibuang di sungai. “Setelah diolah, limbah kita lebih ramah lingkungan dan masyarakat juga mendukung,” jelasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6709 seconds (0.1#10.140)