Jelang MEA, Iwapi Minta Pemerintah Beri Pelatihan

Senin, 24 November 2014 - 15:53 WIB
Jelang MEA, Iwapi Minta...
Jelang MEA, Iwapi Minta Pemerintah Beri Pelatihan
A A A
DENPASAR - Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) berharap pemerintah memberikan pelatihan dari dana subsidi BBM menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Menjelang MEA, SDM para wanita harus ditingkatkan. Kami berharap mendapatkan pelatihan dari pemerintah," kata Ketua Umum Iwapi Dyah Anita Prihapsari di Sanur, Denpasar, Bali, Senin (24/11/2014).

Pasalnya, lanjut dia, pemerintah telah menaikkan harga subsidi BBM, dan dana subsidi itu telah dialihkan ke yang lebih produktif. "Dari sana kami minta pelatihan itu," ucapnya.

Perempuan yang akrab dipanggil Nita Yudi ini juga mengatakan, saat ini perempuan di Indonesia membutuhkan pelatihan marketing, dan cara mengakses modal dengan cepat.

Saat ini, perempuan Indonesia harus mandiri, saat MEA perempuan Indonesia jangan sampai hanya menjadi penonton, namu harus menjadi pemain dalam pasar bebas tersebut.

"Supaya kami jadi pemain juga, makanya SDM kita perlu ditingkatkan, mau tidak mau kami akan menghadapi MEA," terangnya.

Dia mengatakan, para perempuan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia. Untuk itu, pemerintah harus memperhatikan dari kinerja dan usaha para wanita Indonesia.

"sekarang ini perempuan Indonesia mampu mendorong pertumbuhan ekonomi," tegasnya.

Hal tersebut dibenarkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise yang mengatakana, wanita Indonesia meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar 40%.

Untuk itu, para wanita harus didukung pemerintah demi mengembangkan usahanya.

"Wanita sekarang sudah menunjukkan jati dirinya, perempuan sudah tidak kalah dengan laki-laki, dengan adanya organisasi semacam Iwapi ini mampu mengurangi angka pengangguran di Indonesia," jelas dia.

Menurut Yohana, perempuan telah memberikan konstribusi cukup tinggi. Maka, pemerintah harus mendukung usaha-usaha yang dikembangkan para pengusaha wanita Indonesia.

"Perempuan tanpa meninggalkan rumah mereka masih bisa berproduksi," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0924 seconds (0.1#10.140)