Perbaikan PLTG Borang Selesai Januari

Selasa, 25 November 2014 - 02:00 WIB
Perbaikan PLTG Borang Selesai Januari
Perbaikan PLTG Borang Selesai Januari
A A A
TANJUNG ENIM - Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN WS2JB, Lilik Hendro Purnomo mengungkapkan, pihaknya akan segera menyelesaikan penambahan daya listrik yang hilang sebanyak 150 MW akibat rusaknya PLTG Borang, paling lambat Januari mendatang.

"Tepat 28 Desember 2014, kami akan mulai lakukan revarasi dengan alat turbin baru dari Perancis dan Singapura. Targetnya, perbaikan selesai Januari 2015 dan daya baru mulai masuk ke sistem pada Februari," ujar Lilik dalam Media Gathering PLN di PLTU Sektor Bukit Asam, Senin (24/11/2014).

Dengan dioperasionalkannya turbin baru tersebut, dipastikannya listrik di wilayah yang dibawahi WS2JB akan surplus. Dia pun mengakui, PLTG Borang masih dikelola oleh pihak swasta. Hal ini menunjukkan kerjasama antara pemerintah melalui BUMN dan pihak swasta berjalan baik untuk menghasilkan daya listrik 6000 MW. Operasional pun tidak dimonopoli pihak tertentu dan dana APBN bisa ditekan.

"Sebenarnya, kondisi kerusakan sementara itu menjadi kesempatan bagi kami untuk bisa memperbaiki hal-hal teknis. Tapi untuk operasional, pasokan gas dari pihak ketiga tetap diperbantukan atas kebijakan Kementerian ESDM," terangnya.

Lilik menjelaskan, pasokan energi listrik 250 MW PLN bukan hanya di PLTG Borang, ada juga PLTU sektor bukit asam. Dengan perbandingan kontribusi 30% PLTG dan 40% dari PLTU.

Disinggung upaya back up daya listrik dari PLTU Bukit Asam atas hilangnya 150 MW, Asisten Manajer Operasional Kantor Induk PLTU Bukit Asam Djuliono menjelaskan, saat black out terjadi di hampir seluruh Wilayah Sumbagsel tersebut pihaknya hanya bisa membantu menyiapkan tegangan saja. Sebab, saat itu unit PLTU juga turut padam.

"Kuota tegangannya masih harus ditentukan Unit Pengatur Beban yang berada di Seduduk Putih Palembang. Itu sebabnya, untuk menyalakan kembali listrik butuh 3-4 jam kemudian sebab sedang ada penambahan daya dari unit tersebut," ucap dia.

Djuliono menyebutkan, sebagai objek vital nasional, pihaknya membutuhkan kurang lebih 25 ton batubara perharinya untuk menghasilkan 4X65 MW. Daya ini dialokasikan untuk wilayah Sumbagsel dan sumatera tengah yakni dari Lubuk Linggau ke Sumatera Barat. Saat ini kontrak jual beli dengan pihak PT Bukit Asam sudah diamandemen hingga 10 tahun ke depan.

"Ada tiga unit yang mengolah batubara menjadi energi listrik dengan 60 MW per unitnya. Di sini saya pastikan jarang terjadi kerusakan sebab bahan baku kita selalu tersedia dari PT BA," ujarnya.

Meski begitu, semua mesin tetap berisiko gangguan, mulai dari boiler, pompa, turbin, generator, sampai trafo. Sebab, menurutnya mesin kebanyakan terbuat pada tahun 1987. Stok batubara di bunker harus selalu ada 14.000 ton.

"Bicara soal pertumbuhan pembangkit, saya menilai belum ada keseimbangannya dengan kebutuhan konsumen. Padahal bukan PLTU kita saja yang akan operasional. Pihak swasta juga mulai bergerak, seperti di PLTU Lahat dengan 2X115 MW dan 2X100 MW di Belimbing," beber Djuliono.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4566 seconds (0.1#10.140)