Tower Bersama Selesaikan Refinancing Utang Rp15,6 T
A
A
A
JAKARTA - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengumumkan penyelesaian refinancing fasilitas pinjaman senilai total USD1,3 miliar atau setara Rp15,6 triliun (Rp12.000 per dolar AS).
CEO Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya Liong mengatakan, refinancing tersebut terdiri atas fasilitas pinjaman berjangka dan revolving tanpa jaminan sebesar USD1 miliar atau setara Rp12 triliun serta fasilitas pinjaman revolving tanpa jaminan USD300 juta atau Rp3,6 triliun.
“Kami telah berhasil melakukan refinancing pinjaman kami dengan fasilitas pinjaman baru yang memiliki tingkat suku bunga yang kompetitif dan tanpa jaminan,” kata Hardi melalui rilisnya di Jakarta kemarin. Lebih lanjut dia menjelaskan, fasilitas pinjaman berjangka dan revolving tanpa jaminan USD1 miliar tersebut mempunyai tenor dari 1-5 tahun dengan bunga berkisar antara LIBOR + 150 bps hingga LIBOR + 200 bps per tahun.
Sedangkan bank-bank yang berpartisipasi dalam konsorsium fasilitas pinjaman ini adalah Australia and New Zealand Banking Group (ANZ), Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, BNP Paribas, CIMB Bank Berhad, CTBC Bank Co Ltd, Credit Agricole, DBS Bank, Hongkong Shanghai Banking Corporation (HSBC), Oversea- China Banking Corporation (OCBC), Sumitomo Mitsui Banking Corporation, dan United Overseas Bank (UOB).
“Bank-bank yang berpartisipasi dalam fasilitas ini telah membuktikan komitmen dan dukungan mereka terhadap bisnis kami. Mereka merupakan mitra penting dalam mendukung pertumbuhan kami secara organik maupun akuisisi,” tambahnya. Sebagai catatan, hingga akhir September 2014 perseroan memiliki total pinjaman (debt ), sebesar Rp13,51 triliun. Hingga akhir kuartal III/2014, TBIG juga memiliki total pinjaman senior (gross senior debt ) sebesar Rp9,65 triliun.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp584 miliar, total pinjaman bersih (net debt ) perseroan menjadi Rp12,92 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt ) perseroan menjadi Rp9,06 triliun. Rasio pinjaman senior bersih (net senior debt ) terhadap EBITDA triwulan ketiga yang disetahunkan adalah 3,24x, dan rasio pinjaman bersih (net debt ) terhadap EBITDA triwulan ketiga yang disetahunkan adalah 4,63x.
Sementara itu, analis Pefindo Guntur Triharianto menyatakan ke depannya prospek TBIG cukup baik ditinjau dari sisi bisnis yang menunjukkan kinerja yang positif. Di 2015, kinerja TBIG masih positif ditinjau dari kinerja kuartal III, dengan net profit margin 50% dibandingkan tahun sebelumnya hanya 47%.
“Diprediksi tahun depan TBIG akan terus mempertahankan eksistensinya dengan kisaran pendapatan sekitar Rp7 triliun,” kata dia.
Heru febrianto
CEO Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya Liong mengatakan, refinancing tersebut terdiri atas fasilitas pinjaman berjangka dan revolving tanpa jaminan sebesar USD1 miliar atau setara Rp12 triliun serta fasilitas pinjaman revolving tanpa jaminan USD300 juta atau Rp3,6 triliun.
“Kami telah berhasil melakukan refinancing pinjaman kami dengan fasilitas pinjaman baru yang memiliki tingkat suku bunga yang kompetitif dan tanpa jaminan,” kata Hardi melalui rilisnya di Jakarta kemarin. Lebih lanjut dia menjelaskan, fasilitas pinjaman berjangka dan revolving tanpa jaminan USD1 miliar tersebut mempunyai tenor dari 1-5 tahun dengan bunga berkisar antara LIBOR + 150 bps hingga LIBOR + 200 bps per tahun.
Sedangkan bank-bank yang berpartisipasi dalam konsorsium fasilitas pinjaman ini adalah Australia and New Zealand Banking Group (ANZ), Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, BNP Paribas, CIMB Bank Berhad, CTBC Bank Co Ltd, Credit Agricole, DBS Bank, Hongkong Shanghai Banking Corporation (HSBC), Oversea- China Banking Corporation (OCBC), Sumitomo Mitsui Banking Corporation, dan United Overseas Bank (UOB).
“Bank-bank yang berpartisipasi dalam fasilitas ini telah membuktikan komitmen dan dukungan mereka terhadap bisnis kami. Mereka merupakan mitra penting dalam mendukung pertumbuhan kami secara organik maupun akuisisi,” tambahnya. Sebagai catatan, hingga akhir September 2014 perseroan memiliki total pinjaman (debt ), sebesar Rp13,51 triliun. Hingga akhir kuartal III/2014, TBIG juga memiliki total pinjaman senior (gross senior debt ) sebesar Rp9,65 triliun.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp584 miliar, total pinjaman bersih (net debt ) perseroan menjadi Rp12,92 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt ) perseroan menjadi Rp9,06 triliun. Rasio pinjaman senior bersih (net senior debt ) terhadap EBITDA triwulan ketiga yang disetahunkan adalah 3,24x, dan rasio pinjaman bersih (net debt ) terhadap EBITDA triwulan ketiga yang disetahunkan adalah 4,63x.
Sementara itu, analis Pefindo Guntur Triharianto menyatakan ke depannya prospek TBIG cukup baik ditinjau dari sisi bisnis yang menunjukkan kinerja yang positif. Di 2015, kinerja TBIG masih positif ditinjau dari kinerja kuartal III, dengan net profit margin 50% dibandingkan tahun sebelumnya hanya 47%.
“Diprediksi tahun depan TBIG akan terus mempertahankan eksistensinya dengan kisaran pendapatan sekitar Rp7 triliun,” kata dia.
Heru febrianto
(ars)