Superblok Berkonsep Vibrant Living

Rabu, 26 November 2014 - 11:17 WIB
Superblok Berkonsep Vibrant Living
Superblok Berkonsep Vibrant Living
A A A
Margahayuland Development memulai pembangunan superblok 19 Avenue di atas lahan seluas 2,5 hektare, di Tangerang.

Dalam rencana, perusahaan asal Bandung ini akan mengembangkan enam tower residensial, lifestyle center, hotel dan office park. Superblok 19 Avenue didesain eksklusif dengan konsep vibrant living.

Lokasi 19 Avenue di sisi jalan utama Daan Mogot di perbatasan Jakarta Barat dengan Tangerang membuat superblok ini mudah diakses. Ditambah lagi kawasan ini juga akan dilintasi ruas tol Soekarno Hatta-Kunciran.

Margahayuland Development (MRD) melihat potensi pengembangan properti di sepanjang Jalan Daan Mogot ini, khususnya di Jalan Daan Mogot Km 19. Lahan ini sesuai dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tinggal masyarakat Kota Tangerang yang bekerja di Jakarta tetapi ingin dekat dengan pusat Kota Tangerang.

‘’Lokasinya mudah dijangkau dari dua akses ke Bandara yaitu dari Jalan Marsekal Suryadarma menuju ke Gate M-1 dan Jalan Peta Selatan menuju ke gate utama Bandara, dan juga untuk memenuhi kebutuhan tinggal pekerja industri di zona industri Batu Ceper-Tangerang,’’ ujar CEO Margahayuland Development, Anti Gantira Nathin. 19 Avenue merupakan pilihan tepat sebagai tempat tinggal bagi kaum urban yang bekerja dan beraktivitas di Bandara Soekarno Hatta, industri di sekitar Daan Mogot dan mereka yang beraktivitas di perkantoran yang dilewati Transjakarta.

Superblok ini juga akan menyediakan shuttle busuntuk menuju Bandara Soekarno-Hatta dan halte Bus Transjakarta untuk memudahkan mobilitas penghuninya. 19 Avenue merupakan superblok yang terdiri dari 6 tower residential, lifestyle center, hotel dan office park memiliki konsep ‘vibrant living“ dan menjadi unsur penting konsep hunian modern. Dengan konsep tersebut, semua kegiatan seperti bekerja, bermain, berbelanja, beraktivitas, hang out, bersantai serta makan bersama dengan rekan dan kerabat dapat dilakukan di dalam satu kawasan.

‘’Ditunjang moda transportasi selama 24 jam membuat penghuni akan mendapatkan akses mudah ke mana saja,’’ papar Anti. Menurut Anti, superblok merupakan lingkungan dengan fungsi campuran yang terintegrasi. Fungsi campurannya meliputi fungsi hunian, perkantoran, area komersial, hotel, fasilitas olahraga dan kesehatan, dan sebagainya. Terintegrasi baik dari segi infrastrukturnya, manajemennya, keamanannya dan kesinambungan sirkulasinya.

Penghuni superblok akan mendapatkan benefit lingkungan tinggal yang lebih tinggi daripada lingkungan sekitarnya, dan fasilitas yang lebih lengkap dengan hanya jangkauan jalan kaki saja, sehingga terasa nyaman dekat dengan segala kebutuhan, aman dan lingkungan lebih berkualitas.

‘”Dengan memiliki unit apartemen di superblok harganya relatif lebih murah, fasilitas lebih lengkap dan modern, dekat dengan pusat kota, dekat dengan jangkauan transportasi kota dan mempunyai nilai investasi lebih tinggi, karena lebih mudah dijual dan disewakan,’’ cetusnya. Dari rencana 6 tower yang akan dibangun untuk apartemen, saat ini 19 Avenue baru memasarkan 2 tower.

Pemasaran apartemen pada tahap pertama ini ditanggapi dengan positif oleh pasar. Ini terbukti dari banyaknya konsumen yang membeli unit apartemen di 19 Avenue. Dengan harga mulai dari Rp 200 Jutaan , konsumen dapat memiliki unit apartemen yang sudah fully furnished. ‘’Sebagai bukti komitmen kami terhadap para konsumen , pada Juni 2015 unit apartemen tahap pertama sudah bisa serah terima. Untuk tahap dua lima belas bulan setelahnya,’’ ujar General Manager 19 Avenue Fabiano Novianto.

Superblok 19 Avenue dilengkapi dengan dua kolam renang bernuansa tropis untuk bersantai, jogging track, gym, lapangan badminton, fasilitas kesehatan, dan area komersial untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Selain fasilitas tersebut, juga ada fasilitas Kota, seperti Lifestyle Retail, Office Park, dan Hotel bintang tiga. Menjamurnya superblok di pinggir Jakarta terus terjadi beberapa tahun terakhir.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, kawasan CBD yang selama ini menjadi jantung bisnis di ibu kota Jakarta mulai susah diakses karena kemacetan.. Selain itu, harga lahan sudah sangat mahal. “Superblok dibangun untuk memudahkan segala kegiatan. Karena di kawasan CBD harga lahan sudah tinggi dan akses jalan yang macet, maka superblok mulai bergeser ke pinggiran Jakarta,’’ ujarnya.

Selain di kawasan sentra primer timur yakni wilayah perbatasan Jakarta dan Bekasi, pengembangan superblockjuga mengarah ke kawasan sentra primer barat yang berbatasan antara Jakarta Barat dengan Tangerang, Banten.

Anton c
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3750 seconds (0.1#10.140)