Virtual Office, Menghemat Biaya Sewa Kantor
A
A
A
MENINGKATNYA harga sewa kantor di Jakarta dan sekitarnya kini memang semakin lama mampu mencekik kantong perusahaan.
Untuk sebuah perusahaan startup atau yang baru mulai merintis, tentu harga sewa kantor menjadi salah satu masalah dalam mengembangkan usahanya. Kendati demikian, di era di mana koneksi virtual semakin meningkat, kebutuhan akan perkantoran berubah menjadi lebih fleksibel dan murah. Istilah serviced-office kini mencakup pengertian yang lebih luas mulai dari ruang kantor yang fleksibel hingga virtual office danco-working place .
Bahkan, pertumbuhannya juga semakin meningkat, antara tahun 2005 hingga 2008 saja angka pertumbuhannya mencapai 45% secara global. Riset dari Instant melihat bahwa di negara berkembang jasa serviced- office ini akan berlipat pada lima tahun mendatang. Di Asia, China telah mendominasi namun di pusat-pusat kota seperti Jakarta berkembang cepat dan sudah lebih dari 20 jasa virtual office tersedia.
“Virtual office menawarkan keuntungan dari memiliki kantor tanpa menghadapi kesulitankesulitan tersebut. Harganya berkisar Rp450.000 sampai Rp900.000 sebulan dan termasuk berbagai macam layanan mulai dari resepsionis profesional untuk menangani telepon masuk dan suratsurat, hingga ruang pertemuan yang bisa digunakan beberapa jam per bulan,” dikutip dari laman Lamudi.
Menurut pendiri jasa virtual online CommaA, Rio Pratomo, saat ini virtual office diisi oleh para freelancer, pengusaha, dan pekerja kreatif dari berbagai latar belakang industri, dan kebanyakan juga para perusahaan startup . Meski demikian, selain virtual office , alternatif lainnya untuk bekerja di Jakarta juga bisa dengan coworking place.
“Jika memilih co-working place itu karena beberapa alasan, untuk memungkinkan melebarkan jaringan profesional dan arena ini lebih hemat biaya bagi perusahaan dengan anggota yang kecil dibanding dengan menyewa ruang perkantoran,” tambahnya. Terlebih, keduanya juga memiliki beberapa kelebihan, di antaranya menurut Lamudi, untuk virtual office akan memberikan fleksibilitas waktu dan tempat. Dari segi biaya, virtual office tentu menawarkan harga yang murah, ditambah sudah mencakup berbagai layanan.
Sementara untuk co-working place , konsep yang ditawarkan adalah berbagi tempat bekerja, namun tidak seperti di ruang perkantoran konvensional. Orang-orang yang berbagi tempat di sana biasanya tidak berasal dari perusahaan atau bisnis yang sama. Bahkan, beberapa tempat co-working telah disediakan secara gratis seperti di Bandung Digital Valley di Bandung dan Freeware di Jakarta.
Sementara untuk yang lainnya memerlukan biaya dengan ragam harga yang sangat bervariasi. Misalnya mulai Rp15.000 per empat jam hingga Rp7 juta per tahun. Beberapa tempat juga menyediakan jasa seperti meeting room.
Rehdian khartika
Untuk sebuah perusahaan startup atau yang baru mulai merintis, tentu harga sewa kantor menjadi salah satu masalah dalam mengembangkan usahanya. Kendati demikian, di era di mana koneksi virtual semakin meningkat, kebutuhan akan perkantoran berubah menjadi lebih fleksibel dan murah. Istilah serviced-office kini mencakup pengertian yang lebih luas mulai dari ruang kantor yang fleksibel hingga virtual office danco-working place .
Bahkan, pertumbuhannya juga semakin meningkat, antara tahun 2005 hingga 2008 saja angka pertumbuhannya mencapai 45% secara global. Riset dari Instant melihat bahwa di negara berkembang jasa serviced- office ini akan berlipat pada lima tahun mendatang. Di Asia, China telah mendominasi namun di pusat-pusat kota seperti Jakarta berkembang cepat dan sudah lebih dari 20 jasa virtual office tersedia.
“Virtual office menawarkan keuntungan dari memiliki kantor tanpa menghadapi kesulitankesulitan tersebut. Harganya berkisar Rp450.000 sampai Rp900.000 sebulan dan termasuk berbagai macam layanan mulai dari resepsionis profesional untuk menangani telepon masuk dan suratsurat, hingga ruang pertemuan yang bisa digunakan beberapa jam per bulan,” dikutip dari laman Lamudi.
Menurut pendiri jasa virtual online CommaA, Rio Pratomo, saat ini virtual office diisi oleh para freelancer, pengusaha, dan pekerja kreatif dari berbagai latar belakang industri, dan kebanyakan juga para perusahaan startup . Meski demikian, selain virtual office , alternatif lainnya untuk bekerja di Jakarta juga bisa dengan coworking place.
“Jika memilih co-working place itu karena beberapa alasan, untuk memungkinkan melebarkan jaringan profesional dan arena ini lebih hemat biaya bagi perusahaan dengan anggota yang kecil dibanding dengan menyewa ruang perkantoran,” tambahnya. Terlebih, keduanya juga memiliki beberapa kelebihan, di antaranya menurut Lamudi, untuk virtual office akan memberikan fleksibilitas waktu dan tempat. Dari segi biaya, virtual office tentu menawarkan harga yang murah, ditambah sudah mencakup berbagai layanan.
Sementara untuk co-working place , konsep yang ditawarkan adalah berbagi tempat bekerja, namun tidak seperti di ruang perkantoran konvensional. Orang-orang yang berbagi tempat di sana biasanya tidak berasal dari perusahaan atau bisnis yang sama. Bahkan, beberapa tempat co-working telah disediakan secara gratis seperti di Bandung Digital Valley di Bandung dan Freeware di Jakarta.
Sementara untuk yang lainnya memerlukan biaya dengan ragam harga yang sangat bervariasi. Misalnya mulai Rp15.000 per empat jam hingga Rp7 juta per tahun. Beberapa tempat juga menyediakan jasa seperti meeting room.
Rehdian khartika
(ars)