BUMI Terbitkan Saham Baru untuk Bayar Utang
BUMI Terbitkan Saham Baru untuk Bayar Utang
A
A
A
JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melakukan penerbitan saham baru dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue dengan raupan dana Rp3,6 triliun. Kebanyakan dana tersebut digunakan untuk bayar utang.
Dana hasil rights issue tersebut kurang dari separuh target awal yang sebesar Rp7,7 triliun. Jumlah saham yang diterbitkan juga jumlahnya jadi menyusut hanya sebanyak 15,85 miliar lembar dari target sebelumnya 32,19 miliar lembar.
"Sebanyak Rp1,725 triliun dipakai untuk bayar sebagian utang China Investment Corporation (CIC) melalui Country Forest Limited (CFL). Kemudian sebanyak Rp1,725 triliun lainnya dipakai melunasi seluruh utang ke Castleford Investment Limited Holdings Ltd," ujarnya Direktur BUMI Andrew C Beckham di Epicentrum Walk, Jakarta, Rabu (26/11/2014).
Sementara itu, sisa dananya Rp161 miliar dipakai untuk modal kerja yang meliputi biaya operasional dan pembayaran bunga. Rencana tersebut sesuai dengan prospektus yang dulu diterbitkan perseroan.
"Gara-gara dana yang didapat lebih kecil dari target, maka banyak rencana yang masuk prospektus terpaksa dibatalkan," pungkasnya.
Dana hasil rights issue tersebut kurang dari separuh target awal yang sebesar Rp7,7 triliun. Jumlah saham yang diterbitkan juga jumlahnya jadi menyusut hanya sebanyak 15,85 miliar lembar dari target sebelumnya 32,19 miliar lembar.
"Sebanyak Rp1,725 triliun dipakai untuk bayar sebagian utang China Investment Corporation (CIC) melalui Country Forest Limited (CFL). Kemudian sebanyak Rp1,725 triliun lainnya dipakai melunasi seluruh utang ke Castleford Investment Limited Holdings Ltd," ujarnya Direktur BUMI Andrew C Beckham di Epicentrum Walk, Jakarta, Rabu (26/11/2014).
Sementara itu, sisa dananya Rp161 miliar dipakai untuk modal kerja yang meliputi biaya operasional dan pembayaran bunga. Rencana tersebut sesuai dengan prospektus yang dulu diterbitkan perseroan.
"Gara-gara dana yang didapat lebih kecil dari target, maka banyak rencana yang masuk prospektus terpaksa dibatalkan," pungkasnya.
(gpr)
Explore More