Profesi Kemaritiman Disertifikasi
A
A
A
JAKARTA - Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang akan menerapkan standar kompetensi dan sertifikasi bagi profesional di bidang kemaritiman.
Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Suseno Sukoyono mengatakan, sertifikasi diterapkan berjenjang untuk level operator, supervisor dan manajer. Sebelum disertifikasi, yang bersangkutan harus menjalani pelatihan selama hampir satu bulan.
“Kita menargetkan sekitar 2.400 orang, dan itu akan dilakukan bertahap sampai 2020. Sampai sekarang sebetulnya kami sudah melatih 2.500 orang, tapi mereka masih perlu disertifikasi,” ujarnya di selasela acara Gelar Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kelautan dan Perikanan di kantor KKP Jakarta, kemarin.
Menurut Suseno, ada tiga komponen penting dari pelatihan yang dijalani SDM kemaritiman, yaitu terkait pertumbuhan ekonomi atau pendapatan, aspek sosial, serta pro terhadap lingkungan. Pelatihan sudah dilakukan di enam lokasi, di antaranya di Belawan, Banyuwangi, Ambon, Bitung. Suseno menambahkan, dalam proses sertifikasi ini pihaknya bekerja sama dengan Badan Nasional Standardisasi Profesi (BNSP) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Dengan banyaknya SDM kemaritiman yang bersertifikat kompeten diharapkan bisa mendorong sektor kelautan dan perikanan Indonesia untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri. “Ini pengakuan terhadap kinerja SDM Indonesia,” tukasnya. Pada kesempatan yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan pengelolaan kelautan yang tidak mengindahkan kelestarian lingkungan tidak boleh dibiarkan.
Dalam sebulan terakhir, Susi memang aktif menyusun kebijakan, koordinasi, dan aksi untuk memerangi praktik illegal fishing yang merugikan negara triliunan rupiah. Menurutnya, sangat ironis bahwa Indonesia dengan lautan terluas kedua di dunia tetapi ekspor perikanannyahanyanomor5diASEAN. Sementara negara yang jauh lebih kecil seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam, angka ekspornya bisa lima kali lipat lebih tinggi.
Inda susanti
Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Suseno Sukoyono mengatakan, sertifikasi diterapkan berjenjang untuk level operator, supervisor dan manajer. Sebelum disertifikasi, yang bersangkutan harus menjalani pelatihan selama hampir satu bulan.
“Kita menargetkan sekitar 2.400 orang, dan itu akan dilakukan bertahap sampai 2020. Sampai sekarang sebetulnya kami sudah melatih 2.500 orang, tapi mereka masih perlu disertifikasi,” ujarnya di selasela acara Gelar Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kelautan dan Perikanan di kantor KKP Jakarta, kemarin.
Menurut Suseno, ada tiga komponen penting dari pelatihan yang dijalani SDM kemaritiman, yaitu terkait pertumbuhan ekonomi atau pendapatan, aspek sosial, serta pro terhadap lingkungan. Pelatihan sudah dilakukan di enam lokasi, di antaranya di Belawan, Banyuwangi, Ambon, Bitung. Suseno menambahkan, dalam proses sertifikasi ini pihaknya bekerja sama dengan Badan Nasional Standardisasi Profesi (BNSP) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Dengan banyaknya SDM kemaritiman yang bersertifikat kompeten diharapkan bisa mendorong sektor kelautan dan perikanan Indonesia untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri. “Ini pengakuan terhadap kinerja SDM Indonesia,” tukasnya. Pada kesempatan yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan pengelolaan kelautan yang tidak mengindahkan kelestarian lingkungan tidak boleh dibiarkan.
Dalam sebulan terakhir, Susi memang aktif menyusun kebijakan, koordinasi, dan aksi untuk memerangi praktik illegal fishing yang merugikan negara triliunan rupiah. Menurutnya, sangat ironis bahwa Indonesia dengan lautan terluas kedua di dunia tetapi ekspor perikanannyahanyanomor5diASEAN. Sementara negara yang jauh lebih kecil seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam, angka ekspornya bisa lima kali lipat lebih tinggi.
Inda susanti
(bbg)