Pasca Kenaikan BBM Rupiah Cenderung Melemah
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah pihak menilai kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan memperkuat nilai tukar rupiah atas dolar AS (USD), namun pada kenyataannya rupiah justru kian lesu.
“Tidak ada teori kenaikan harga BBM subsidi akan membuat rupiah menguat. Pasca kenaikan BBM bersubsidi, fakta yang kita lihat adalah rupiah cenderung melemah,” kata Farial Anwar, pengamat pasar keuangan, seperti dikutip dari SINDO Weekly, Rabu (3/12/2014).
Farial menuturkan, kenaikan BBM subsidi membuat inflasi melonjak karena memberi tekanan kepada nilai tukar rupiah. Pemilik uang atau investor tak mau memegang mata uang yang negaranya dilanda inflasi.
“Itu terbukti pada saat SBY menaikkan harga BBM subsidi di tahun 2008, rupiah langsung melemah dari 9.600 menjadi 11.000,” ujarnya.
Ke depan rupiah juga akan berpotensi melemah karena bank sentral AS yang berencana menaikkan suku bunga seiring membaiknya perekonomian mereka. Sehingga, tidak ada faktor yang membuat rupiah bisa menguat. “Ke depan potensi pelemahan rupiah masih lebih besar dibanding penguatannya,” terang Farial.
“Tidak ada teori kenaikan harga BBM subsidi akan membuat rupiah menguat. Pasca kenaikan BBM bersubsidi, fakta yang kita lihat adalah rupiah cenderung melemah,” kata Farial Anwar, pengamat pasar keuangan, seperti dikutip dari SINDO Weekly, Rabu (3/12/2014).
Farial menuturkan, kenaikan BBM subsidi membuat inflasi melonjak karena memberi tekanan kepada nilai tukar rupiah. Pemilik uang atau investor tak mau memegang mata uang yang negaranya dilanda inflasi.
“Itu terbukti pada saat SBY menaikkan harga BBM subsidi di tahun 2008, rupiah langsung melemah dari 9.600 menjadi 11.000,” ujarnya.
Ke depan rupiah juga akan berpotensi melemah karena bank sentral AS yang berencana menaikkan suku bunga seiring membaiknya perekonomian mereka. Sehingga, tidak ada faktor yang membuat rupiah bisa menguat. “Ke depan potensi pelemahan rupiah masih lebih besar dibanding penguatannya,” terang Farial.
(dmd)