IKM Palembang Terkendala Akses Pemasaran

Jum'at, 05 Desember 2014 - 02:27 WIB
IKM Palembang Terkendala...
IKM Palembang Terkendala Akses Pemasaran
A A A
PALEMBANG - Pelaku industri kecil dan menengah (IKM) masih kesulitan dalam memasarkan produk unggulannya. Kendati upaya pemerintah daerah dalam mengenalkan produk kerap dilakukan dalam setiap event, seperti pameran industri kreatif yang digelar Pemkot dalam rangka FFI di pelataran BKB mulai hari ini.

Hal ini dituturkan Endang, pemilik industri rumah tangga Peyek Ajeng. Diakuinya, meski sudah menjadi binaan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Palembang maupun lembaga independen Rumah Zakat, dia merasa belum mampu memasarkan produk lebih luas. Dari setiap pembinaan dia memang mendapatkan ilmu baru terkait daya saing, kemasan produk, serta fasilitas pameran seperti ini.

Kemasan dan kualitasnya pun sudah menyesuaikan standar dengan membeli pelastik dari Surabaya. Sedangkan kualitas sendiri dia juga sudah mengajukan standar sehat dari pihak Dinas Kesehatan.

“Tapi pengennya masuk ke ritel. Masih sulit karena kami tidak tahu prosedur dan harus ketemu siapa,” ucap Endang ditemui di stand IKM Kuliner, Kamis (4/12/2014).

Selama ini, dia memasarkan produk peyek aneka rasanya hanya di warung-warung dekat rumah ataupun melalui kenalannya di beberapa wilayah. Rasa peyek yang ditawarkan antara lain peyek kacang, peyek ikan teri, peyek cabe, dan peyek bayam. Sejauh ini untuk mendapatkan bahan baku tidak sulit karena merupakan barang-barang pasar.

“Biasanya kami bisa produksi 5 kg peyek untuk semua rasa. Tapi, saat ini kali stop produksi untuk rasa bayam karena barangnya tidak ada. Trus untuk peyek cabai juga dikurangi karena harga cabai masih mahal,”terangnya.

Senada diungkapkan Ummi, pengrajin aksesori tembaga. Ditemui di lokasi stand, Ummi menyatakan sudah menjadi binaan Disperindag sejak lama. Promosi produk yang difasilitasi memang hanya melalui pameran dan event-event.

Dia sendiri mengaku belum bisa tembus ke ritel. “Hasil kerajinan tangan kita ini cukup dihargai tapi kalau pemasaran lebih luas, masih belum,” ujar dia.

Dalam kesempatan tersebut, Staf Ahli Bidang Perekonomian Setda Palembang, Sudirman Tegoeh mengatakan, pasar untuk produk IKM memang masih sempit.

Untuk itu, Pemkot Palembang memfasilitasi ajang promosi bagi para pelaku IKM kreatif untuk bisa berdekatan langsung dengan konsumennya. Seperti pengrajin tusuk gigi yang membuat miniatur Masjid Agung atau pembuat pempek berbahan kentang.

“Salah satu upayanya dengan pameran seperti ini yang kebetulan memang menjadi bagian partisipasi Pemkot Palembang dalam meramaikan ajang FFI. Apalagi, event ini menjadi yang pertama untuk Kota Palembang. Kita pilih promosikan IKM karena produk home industri yang kreatif bisa memberi kontribusi bagi ekonomi kerakyatan,” jelas Sudirman usai meninjau stand.

Pemkot sendiri tidak mematok target transaksi dalam gelaran tiga hari pameran selama FFI berlangsung. Sebab, tujuan utamanya adalah mengenalkan produk IKM Palembang kepada tamu FFI serta menjadi pasar rakyat. “Gelarannya hanya bersifat tentatif, ini sebagai wadah promosi saja,” pungkasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9033 seconds (0.1#10.140)