Pemuda Ini Raup Rp40 Juta/Bulan dari Varian Lele Asap
A
A
A
SELAMA ini, ikan lele yang masyarakat kenal adalah lele yang dijual dalam bentuk makanan kaki 5 yaitu, pecel lele. Saat ini, sudah banyak varian lele yang dimodifikasi dalam bentuk lain, salah satunya adalah lele asap.
Adalah Al Iskandariah (26), yang sudah setahun mendalami profesi sebagai pengusaha ikan lele asap. Pemuda asal Jambi ini mengaku pindah profesi dari pegawai bank menjadi wirausahawan karena dinilainya lebih memiliki tantangan.
"Lele asap ini sebetulnya ide saya sendiri. Jadi lelenya diasapkan, di-smoke. Namanya juga bisa kita sebut dengan ikan asap," ujar pemuda yang lahir pada 28 Februari 1988 ini ketika berbincang dengan Sindonews di Jambi, Minggu (7/12/2014).
Pria yang akrab disapa Piko ini menjelaskan, proses pengasapannya sendiri dilakukan 2 hari (2x24 jam) kemudian dioven, diberi asap bawahnya kemudian diasapkan dengan menggunakan kayu bakar dengan temperatur kira-kira 40-50 derajat celcius. "Tapi jangan sampai ada baranya ya," ujar dia.
Piko menjelaskan juga, kayu yang digunakan untuk mengasapkan adalah kayu dari pohon-pohon buah manis. Semuanya diambil dari wilayah Jambi.
"Kayu yang kita gunakan enggak sembarang kayu, melainkan kayu yang dari pepohonan buah manis seperti rambutan," ujar dia.
Piko tidak bisa menggunakan kayu lain, karena rasa pada ikannya akan berbeda dan lebih cenderung pahit. Selain itu, Piko sangat menyayangkan kelangkaan kayu yang mulai susah dicari karena penebangan-penebangan untuk lahan usaha atau pabrik.
"Di sini, kita kekurangan Sumber Daya Alamnya. Kita perlu kayu. Tapi kayu itu langka," ujarnya.
Diakui Piko, usaha yang baru berusia 1 tahun dan bermodalkan awal senilai Rp20 juta ini, dalam sebulan mampu meraup untung hingga Rp40 juta.
Kedepannya, Piko berusaha untuk mencapai pasar modern dengan membuat kemasan yang lebih menarik dan lebih berwarna.
"Kami akan mengembangkan sampai ke pasar modern. Insyaallah 3 bulan kedepan akan berlangsung saat ini kita sudah pesan packaging," tandasnya.
Berniat mencoba ikan lele asap ini? Pembaca bisa langsung menghubungi sang owner di 081927543322.
Adalah Al Iskandariah (26), yang sudah setahun mendalami profesi sebagai pengusaha ikan lele asap. Pemuda asal Jambi ini mengaku pindah profesi dari pegawai bank menjadi wirausahawan karena dinilainya lebih memiliki tantangan.
"Lele asap ini sebetulnya ide saya sendiri. Jadi lelenya diasapkan, di-smoke. Namanya juga bisa kita sebut dengan ikan asap," ujar pemuda yang lahir pada 28 Februari 1988 ini ketika berbincang dengan Sindonews di Jambi, Minggu (7/12/2014).
Pria yang akrab disapa Piko ini menjelaskan, proses pengasapannya sendiri dilakukan 2 hari (2x24 jam) kemudian dioven, diberi asap bawahnya kemudian diasapkan dengan menggunakan kayu bakar dengan temperatur kira-kira 40-50 derajat celcius. "Tapi jangan sampai ada baranya ya," ujar dia.
Piko menjelaskan juga, kayu yang digunakan untuk mengasapkan adalah kayu dari pohon-pohon buah manis. Semuanya diambil dari wilayah Jambi.
"Kayu yang kita gunakan enggak sembarang kayu, melainkan kayu yang dari pepohonan buah manis seperti rambutan," ujar dia.
Piko tidak bisa menggunakan kayu lain, karena rasa pada ikannya akan berbeda dan lebih cenderung pahit. Selain itu, Piko sangat menyayangkan kelangkaan kayu yang mulai susah dicari karena penebangan-penebangan untuk lahan usaha atau pabrik.
"Di sini, kita kekurangan Sumber Daya Alamnya. Kita perlu kayu. Tapi kayu itu langka," ujarnya.
Diakui Piko, usaha yang baru berusia 1 tahun dan bermodalkan awal senilai Rp20 juta ini, dalam sebulan mampu meraup untung hingga Rp40 juta.
Kedepannya, Piko berusaha untuk mencapai pasar modern dengan membuat kemasan yang lebih menarik dan lebih berwarna.
"Kami akan mengembangkan sampai ke pasar modern. Insyaallah 3 bulan kedepan akan berlangsung saat ini kita sudah pesan packaging," tandasnya.
Berniat mencoba ikan lele asap ini? Pembaca bisa langsung menghubungi sang owner di 081927543322.
(gpr)