Data Ketenagakerjaan AS Membaik

Senin, 08 Desember 2014 - 11:06 WIB
Data Ketenagakerjaan...
Data Ketenagakerjaan AS Membaik
A A A
WASHINGTON - Data serapan tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) bulan November tercatat sebagai yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Data positif tersebut diikuti naiknya tingkat upah, menunjukkan penguatan ekonomi di Negeri Paman Sam.

Departemen Tenaga Kerja AS menyebutkan, tenaga kerja non-pertanian meningkat 321.000, tertinggi sejak Januari 2012. Sementara itu, tingkat pengangguran terjaga di level terendah dalam enam tahun terakhir, yakni di angka 5,8%.

“Ini akan menjadi lampu hijau bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pertengahan 2015 nanti,” kata Ekonom Kepala Comerica Robert Dye di Dallas, Negara Bagian Texas, AS, seperti dikutip Reuters , kemarin. Data untuk September dan Oktober yang juga direvisi menunjukkan terciptanya 44.000 lapangan kerja baru dari laporan sebelumnya.

Penambahan lapangan kerja di bulan November meruntuhkan prediksi Wall Street sebelumnya yang mengekspektasikan peningkatan sebanyak 230.000 lapangan kerja saja. Realisasi itu juga menandai terjadinya pertumbuhan di atas 200.000 lapangan kerja selama 10 bulan berturut-turut. Laporan terpisah dari Departemen Perdagangan juga menunjukkan peningkatan ekspor hingga 1,2% di bulan Oktober, yang sedikit membantu mengurangi defisit perdagangan AS.

Ekspor ke Uni Eropa, China dan Jepang tercatat meningkat seluruhnya. Perekonomian AS mencatatkan peningkatan 2,65 juta lapangan kerja selama 11 bulan terakhir. Angka itu lebih tinggi ketimbang penambahan selama tahun 2013 sebanyak 2,33 juta lapangan kerja. “Perekonomian tengah melesat secara harfiah. Kita menuju ke arah yang benar dan outlook yang ada pun solid,” ungkap Kepala Ekonom Finansial MUFG Union Bank Chris Rupkey di New York.

Data-data tersebut melambungkan nilai saham di pasar AS dan mendorong penguatan nilai tukar dolar ke level tertinggi dalam 5,5 tahun terakhir terhadap sejumlah mata uang lainnya. Sementara, imbal hasil surat utang yang dikeluarkan Departemen Keuangan AS naik menyentuh level tertinggi dalam 3,5 tahun terakhir.

Data ketenagakerjaan tersebut menjadi indikator terakhir bahwa penguatan pasar tenaga kerja mulai mempercepat pertumbuhan upah, yang menjadi faktor kunci kapan Bank Sentral AS menaikkan biaya pinjaman. Tercatat, pendapatan per jam selama bulan November naik USD9 sen, terbesar sejak Juni tahun lalu.

Kendati demikian, peningkatan yang terjadi hanya 2,1% dibanding setahun sebelumnya dan masih di bawah 3% atau lebih yang diperkirakan para ekonom sebagai patokan bagi The Fed untuk mulai menaikkan tingkat bunga. The Fed telah menahan tingkat bunga mendekati 0% sejak Desember 2008. Kini, banyak ekonom memperkirakan para pembuat kebijakan akan mengubah hal itu pada pertemuan berikutnya tanggal 16-17 Desember mendatang.

“Kenaikan gaji pada bulan November merupakan peringatan bahwa kondisi pasar tenaga kerja mulai berbalik,” ujar Kepala Ekonom Naroff Economic Advisors Joel Naroff, di Holland, Pennsylvania. “Saya perkirakan, The Fed akan membicarakan pengetatan pasar tenaga kerja pada pertemuan mereka berikutnya,” tambahnya. Detail laporan tenaga kerja menunjukkan peningkatan secara keseluruhan.

Sebagian besar pengukuran yang bakal diamati oleh Pemimpin The Fed Janet Yellen di pasar tenaga kerja menunjukkan perbaikan. Bahkan, pengukuran soal tingkat ketidakbekerjaan, antara lain mereka yang ingin bekerja namun akhirnya menyerah dalam upaya mencari pekerjaan, juga mereka yang bekerja paruh waktu akibat tidak bisa menemukan pekerjaan tetap, merosot ke level terendah baru dalam enam tahun terakhir sebesar 11,4% dibanding bulan sebelumnya 11,5%.

Sebagai tambahan, angka masyarakat AS yang menganggur dalam jangka panjang juga turun ke level terendah dalam hampir enam tahun terakhir. Survei lainnya menunjukkan bahwa peningkatan lapangan kerja bulan lalu terjadi secara luas.

Penyerapan tenaga kerja profesional dan di bidang jasa bisnis misalnya, melonjak menjadi 68.000 orang. Sementara, tenaga kerja di bidang ritel naik 50.200 orang, seiring antisipasi mendekatnya puncak musim belanja pada periode liburan panjang akhir tahun.

M faizal
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6628 seconds (0.1#10.140)