Kadin Berharap Tenaga Kerja Tingkatkan Produktivitas
A
A
A
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat (Jabar) meminta pelaku usaha dan tenaga kerja meningkatkan produktivitas. Tingkat produksi dengan kualitas mumpuni akan menjadi trigger kuatnya daya saing.
Hal itu dikatakan Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal Sutrisno di sela-sela Rapat Kerja Nasional Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) yang berlangsung di hotel Savoy Homann Bandung, Rabu (10/12/2014).
"Tenaga kerja kita tiap tahun melakukan demo agar pengusaha menaikkan upah. Itu wajar, tapi alangkah lebih elegan lagi kalau ada peningkatan produktivitas kerja seiring kenaikan upah tersebut," katanya dalam kesempatan tersebut.
Berbeda dengan para tenaga kerja di Kamboja dan Vietnam yang produktivitas kerjanya cukup tinggi. Mereka tidak mendahulukan bicara tentang tuntunan, tapi peningkatan kinerja.
"Peran dunia usaha dalam memotivasi para tenaga kerja ini sangat penting. Mari bersama bergandeng tangan, bagaimana meningkatkan peran masing-masing," imbuyhnya.
Pengusaha, menurutnya harus lebih inovatif, kreatif, dan efisien. Tenaga kerja harus meningkatkan skill dan produktivitas. Masyarakat juga harus menjaga kondusivitas negara dan daerah, bagaimana membangun semangat bangsa memakai produk sendiri.
"Dengan sendirinya pertumbuhan ekonomi akan tumbuh cepat. Lihat saja Korea yang karena disemangati pemerintahnya dengan peraturan harus memakai produk dalam negeri, perekonomian mereka tumbuh begitu pesat. Banyak barang Korea berkualitas dan menguasai pasar," paparnya.
Menurut dia, usaha jasa boga terutama kuliner bisa jadi jalan bagi para wirausaha baru. Pihaknya pun mendorong pertumbuhan wirausaha baru dengan menggalakan program garuda (gerakan wirausaha desa).
"Kami harap sektor jasa boga ini bisa menjadi lokomotif bisnis bagi sektor usaha lain," ucapnya.
Apalagi, perkembangan zaman memicu pesatnya perkembangan kuliner nusantara terutama Jabar lebih khusus lagi Bandung. Dengan perkembangan wisata kuliner, sektor bisnis lain pun ikut berkembang.
"Kita harus benar-benar berpikir bagaimana ke depan bisa berdaya saing dengan negar lain. Singapura maupun Malaysia sudah lebih dulu memiliki profesionalisme yang tinggi didukung teknologi terdepan dari kita," ungkap Agung.
Kedua negara tersebut didukung oleh permodalan dari perbankan suku bunga rendah sekitar 7%, sedangkan suku bunga di kita cukup tinggi, sehingga jadi kesulitan tersendiri untuk meningkatkan daya saing.
Hal itu dikatakan Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal Sutrisno di sela-sela Rapat Kerja Nasional Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) yang berlangsung di hotel Savoy Homann Bandung, Rabu (10/12/2014).
"Tenaga kerja kita tiap tahun melakukan demo agar pengusaha menaikkan upah. Itu wajar, tapi alangkah lebih elegan lagi kalau ada peningkatan produktivitas kerja seiring kenaikan upah tersebut," katanya dalam kesempatan tersebut.
Berbeda dengan para tenaga kerja di Kamboja dan Vietnam yang produktivitas kerjanya cukup tinggi. Mereka tidak mendahulukan bicara tentang tuntunan, tapi peningkatan kinerja.
"Peran dunia usaha dalam memotivasi para tenaga kerja ini sangat penting. Mari bersama bergandeng tangan, bagaimana meningkatkan peran masing-masing," imbuyhnya.
Pengusaha, menurutnya harus lebih inovatif, kreatif, dan efisien. Tenaga kerja harus meningkatkan skill dan produktivitas. Masyarakat juga harus menjaga kondusivitas negara dan daerah, bagaimana membangun semangat bangsa memakai produk sendiri.
"Dengan sendirinya pertumbuhan ekonomi akan tumbuh cepat. Lihat saja Korea yang karena disemangati pemerintahnya dengan peraturan harus memakai produk dalam negeri, perekonomian mereka tumbuh begitu pesat. Banyak barang Korea berkualitas dan menguasai pasar," paparnya.
Menurut dia, usaha jasa boga terutama kuliner bisa jadi jalan bagi para wirausaha baru. Pihaknya pun mendorong pertumbuhan wirausaha baru dengan menggalakan program garuda (gerakan wirausaha desa).
"Kami harap sektor jasa boga ini bisa menjadi lokomotif bisnis bagi sektor usaha lain," ucapnya.
Apalagi, perkembangan zaman memicu pesatnya perkembangan kuliner nusantara terutama Jabar lebih khusus lagi Bandung. Dengan perkembangan wisata kuliner, sektor bisnis lain pun ikut berkembang.
"Kita harus benar-benar berpikir bagaimana ke depan bisa berdaya saing dengan negar lain. Singapura maupun Malaysia sudah lebih dulu memiliki profesionalisme yang tinggi didukung teknologi terdepan dari kita," ungkap Agung.
Kedua negara tersebut didukung oleh permodalan dari perbankan suku bunga rendah sekitar 7%, sedangkan suku bunga di kita cukup tinggi, sehingga jadi kesulitan tersendiri untuk meningkatkan daya saing.
(izz)