BI Luncurkan Buku Kajian Stabilitas Keuangan

Rabu, 10 Desember 2014 - 20:31 WIB
BI Luncurkan Buku Kajian Stabilitas Keuangan
BI Luncurkan Buku Kajian Stabilitas Keuangan
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) meluncurkan buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK). Untuk edisi kali ini, buku KSK mengangkat tema 'Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi'.

Gubernur Bank Indonesia Agus D W Martowardojo mengatakan, sebagai salah satu publikasi rutin semesteran, KSK memuat hasil asessment dan penelitian Bank Indonesia mengenai kondisi dan risiko sistem keuangan serta faktor-faktor yang berpotensi memicu terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan dari sudut pandang makroprudensial.

"Kajian yang diterbitkan semesteran ini disusun sebagai bagian dari pelaksanaan kewenangan Bank Indonesia di bidang pengaturan dan pengawasan makroprudensial sebagaimana diatur pada Undang-undang No.21 Tahun 2011," kata Agus saat launching buku KSK di Jakarta, Rabu (10/12/2014).

BI sebagai otoritas makroprudensial, mencermati setiap perkembangan yang ada di dalam sistem keuangan dan mengambil kebijakan yang pre-emptive untuk memastikan tetap terpeliharanya stabilitas sistem keuangan.

Menurut dia, guna mengantisipasi dan memitigasi risiko sistemik serta transmisi dari risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar, BI melakukan asesmen dan surveillance terhadap sistem keuangan secara menyeluruh.

“Selain itu, uji ketahanan perbankan dan sistem keuangan juga dilakukan melalui stress test terhadap risiko-risiko utama yaitu risiko kredit dan risiko pasar”, tambahnya.

Berbeda dengan KSK sebelumnya, pada edisi kali ini BI juga mengkaji siklus keuangan di Indonesia untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi sistem keuangan, baik dalam situasi perekonomian yang kondusif (ekspansi) maupun dalam kondisi perekonomian yang mengalami perlambatan (kontraksi).

Informasi ini sangat penting karena akan mempertajam efektivitas kebijakan makroprudensial yang umumnya ditujukan untuk meredam pembentukan risiko sistemik yang berlebihan pada masa ekspansi, serta memberikan ruang untuk penyerapan risiko di masa kontraksi.

Selama periode laporan, BI mencermati adanya pe‎nyebab ketidakseimbangan yang perlu mendapat perhatian karena dapat mempengaruhi kestabilan sistem keuangan.

Penyebab ketidakseimbangan itu antara lain berupa siklus keuangan yang diproyeksikan akan menurun, peningkatan perilaku prosiklikalitas perbankan yang cenderung mendorong penurunan penyaluran kredit pada saat perekonomian melambat, serta pertumbuhan kredit yang tidak didukung dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang memadai.

Selain itu, BI ‎juga mencatat adanya sumber-sumber kerentanan dalam sistem keuangan yang antara lain berupa utang luar negeri swasta yang terus meningkat, masih adanya ketidakpastian pada pemulihan ekonomi di negara-negara maju, serta potensi risiko akibat pengaruh ketidakseimbangan eksternal, terutama terkait dengan kemungkinan potensi terjadinya capital reversal.

Berbagai hasil identifikasi sumber kerentanan dan penyebab ketidakseimbangan ini menjadi pertimbangan bagi BI dalam merumuskan kebijakan-kebijakan makroprudensial untuk mencegah peningkatan dan memitigasi potensi riisko sistemik pada sistem keuangan.

Untuk itu, BI berharap, agar buku Kajian Stabilitas Keuangan ini menjadi referensi bagi pelaku usaha dan masyarakat untuk memahami kondisi, tantangan risiko dan langkah yang harus diambil dalam memelihara sistem keuangan.

"Acara yang dihadiri oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kementerian, perbankan, asosiasi dunia usaha, pengamat dan kalangan akademisi ini diharapkan akan muncul pemikiran-pemikiran strategis untuk memperkuat ketahanan sistem keuangan," papar dia.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1976 seconds (0.1#10.140)