BI Nilai Ekonomi AS Terus Membaik
Kamis, 11 Desember 2014 - 18:42 WIB
BI Nilai Ekonomi AS Terus Membaik
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai perekonomian Amerika Serikat (AS) yang menjadi motor pemulihan ekonomi global, terus menunjukkan perbaikan dan berada dalam siklus meningkat.
"Pola pertumbuhan ekonomi dunia dan penurunan harga komoditas akan memengaruhi struktur ekspor Indonesia melalui peningkatan ekspor manufaktur dan ekspor komoditas primer," ujar Direktur Komunikasi BI Peter Jacobs di Gedung BI, Jakarta, Kamis (11/12/2014).
Menurutnya, normalisasi kebijakan moneter The Fed terus berlangsung dengan kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) mulai triwulan II/2015.
Keadaan itu akan mendorong apresiasi USD yang kuat terhadap hampir seluruh mata uang dunia. Selain itu, meningkatkan risiko pembalikan modal asing dari emerging markets, termasuk Indonesia.
Sebaliknya, perekonomian Eropa dan Jepang masih mengalami tekanan meskipun terus dilakukan stimulus dari sisi moneter.
Sementara, perlambatan ekonomi China juga terus berlangsung. Perkembangan ini mendorong harga komoditas global, khususnya mineral dan pertanian menurun lebih besar dari yang diperkirakan.
"Sementara itu, harga minyak dunia menurun drastis dan diperkirakan akan berlanjut di 2015, penurunan harga minyak dunia akan berpengaruh positif terhadap perekonomian Indonesia," pungkasnya.
"Pola pertumbuhan ekonomi dunia dan penurunan harga komoditas akan memengaruhi struktur ekspor Indonesia melalui peningkatan ekspor manufaktur dan ekspor komoditas primer," ujar Direktur Komunikasi BI Peter Jacobs di Gedung BI, Jakarta, Kamis (11/12/2014).
Menurutnya, normalisasi kebijakan moneter The Fed terus berlangsung dengan kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) mulai triwulan II/2015.
Keadaan itu akan mendorong apresiasi USD yang kuat terhadap hampir seluruh mata uang dunia. Selain itu, meningkatkan risiko pembalikan modal asing dari emerging markets, termasuk Indonesia.
Sebaliknya, perekonomian Eropa dan Jepang masih mengalami tekanan meskipun terus dilakukan stimulus dari sisi moneter.
Sementara, perlambatan ekonomi China juga terus berlangsung. Perkembangan ini mendorong harga komoditas global, khususnya mineral dan pertanian menurun lebih besar dari yang diperkirakan.
"Sementara itu, harga minyak dunia menurun drastis dan diperkirakan akan berlanjut di 2015, penurunan harga minyak dunia akan berpengaruh positif terhadap perekonomian Indonesia," pungkasnya.
(izz)
