Kisah Sukses Dapoer Bonita

Jum'at, 12 Desember 2014 - 06:07 WIB
Kisah Sukses Dapoer Bonita
Kisah Sukses Dapoer Bonita
A A A
TIDAK ada yang mustahil meraih sukses dalam bisnis. Semua hal dapat dilakukan asalkan dijalankan dengan penuh keyakinan serta ketulusan.

Itulah yang dilakukan Ifi F Yobi, pemilik usaha aneka ragam cake dan kue dengan brand Dapoer Bonita Patisserie.

Ada yang unik dari usaha yang dijalankan wanita yang akrab disapa Ify ini. Sejak awal, dia tidak biasa memasak atau bahkan membuat kue. Namun, berawal dari resep brownies yang diberikan sahabatnya, dia justru mendapat peruntungan.

"Saya coba bikin brownies. Jujur awalnya saya tidak pernah buat kue. Saya buat kue sesuai dengan catatan resep yang diberikan teman di Jakarta. Mixer yang saya gunakan bahkan pinjam dari tetangga," ujarnya.

Dia menyebutkan, bentuk brownies yang dibuat saat itu bisa dibilang tidak menarik. Untuk mengakalinya, brownies ukuran 18 x 18 cm tersebut diiris satu per satu.

"Bentuk yang berantakan kalau sudah diiris kan tidak kelihatan. Pada saat acara kumpul teman-teman, saya bagikan. Saya tanya ke mereka, bagaimana rasanya? Eh ... tidak disangka mereka menyukainya dan meminta untuk dibuatkan," tutur Ify.

Dari situ, pesanan demi pesanan mengalir hingga terkumpul modal usaha Rp1 juta. Dana itulah yang menjadi modal awal membangun Dapoer Bonita. Dia pun membeli mixer sendiri dan perlengkapan lainnya. "Dari mulut ke mulut brownies saya makin terkenal," imbuhnya.

Bisnis yang dijalankannya pun terus berkembang dengan sistem penjualan online, mulai dari grup BBM (BlackBerry massenger), Instagram, Facebook, serta media sosial lainnya.

"Bahkan saya sampai punya tiga grup BBM. Ada juga para pelanggan saya yang sengaja membuat grup BBM sendiri," ujar wanita kelahiran 19 Juli 1974 ini.

Dia mengungkapkan, keunggulan dari brownies dan aneka cake yang dibuatnya adalah tekstur kue yang lembut dan enak di tenggorokan.

"Banyak pelanggan yang suka dengan kue buatan saya karena (teksturnya) lebih lembut. Bahkan, saya sempat minta ke ibu-ibu jangan kasih anaknya brownies saya. Karena bisa bikin kantong jebol," ujarnya, sambil bercanda.

"Mereka tidak percaya. Pas dikasih sekali, anak-anak mereka ketagihan. Anaknya minta terus. Mereka bilang 'pingin brownies dari Tante itu'. Mereka menjadi pelanggan," katanya.

Untuk menguji rasa dan kelezatan aneka cakenya, dia meminta keponakan dan anak kecil di keluarganya ikut mencicipi. "Kalau mereka bilang enak dan minta lagi, kita keluarkan produk itu. Karena lidah mereka tidak bisa dibohongi," ujarnya, sembari tersenyum.

Menjadi inspirasi, dengan modal Rp1 juta dari hasil perputaran usaha, omzet Dapoer Bonita kini berkembang hingga Rp3-4 juta per hari. Bahkan, saat ini Ify kewalahan dengan pesanan pelanggan yang dari hari ke hari terus bertambah.

Dia menceritakan sebelum menggeluti bisnis cake, dirinya sempat bekerja di perbankan dengan kedudukan cukup strategis di posisi manajer, yakni Bank Bukopin dan Citi Bank.

Sejak 1997, Ify lama menetap di luar tanah kelahirannya, Jambi. Namun pada 2008, dia memilih banting setir membangun usaha di bidang fashion bersama rekannya. Usaha tersebut sukses dengan memiliki cabang di beberapa kota.

"Bila dibandingkan dengan bisnis fashion, memang omzet Dapoer Bonita jauh lebih kecil. Perputaran uang kami saat itu miliaran rupiah. Bayangkan untuk sewa satu toko saja bisa Rp26 juta per bulan," kenangnya.

Namun, lanjut Ify, usaha yang dirintisnya sejak 2012 ini lain. Dapoer Bonita benar-benar dibangun dari nol dan merupakan usaha sendiri.

Tangan dinginnya dengan cepat menyulap hal yang tidak mungkin menjadi keajaiban. "Tabungan dari usaha sebelumnya yang direncanakan untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari sampai sekarang masih utuh. Saya bahagia dapat menghidupi dan menyekolahkan anak saya dari Dapoer Bonita," ujar Ify.

Di bawah bimbingan pendiri gerakan wirausaha Oneintwenty Movement Budi S Isman, Ify akan melakukan rebranding usaha pada awal 2015. Atas rencananya tersebut, dia telah melakukan riset dan mempelajari respon konsumen terhadap beberapa produk unggulan.

"Saya akan mengeluarkan konsep outlet terbuka. Di mana konsumen dapat melihat langsung proses pembuatan kuenya. Namun, tetap dengan sistem pemesanan," katanya.

"Kebetulan juga Jambi belum memiliki oleh-oleh khas daerah. Saya juga telah menyiapkan produk sebagai oleh-oleh khas Jambi," pungkas Ify.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5427 seconds (0.1#10.140)