Program Pinky Movement Pastikan Ketersediaan Pasokan LPG bagi UMKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program Pinky Movement dari PT Pertamina (Persero) dinilai mampu menjamin ketersediaan pasokan Liquified Petroleum Gas (LPG) masyarakat, khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pembelian LPG dalam program ini tidak dibatasi sehingga menjamin ketersediaan LPG untuk mendukung bisnis penggunanya.
"Saya ikut program Pinky Movement karena suplai yang mudah dan ada di mana-mana sehingga konsumen mudah mendapatkannya tanpa antre seperti gas bersubsidi. Kami juga bisa menyetok lebih dari satu," ungkap pemilik Safira Studio/IB Ikdar Umar Fahrur Roji, di Serang, Banten, Jumat (12/5/2022).
Umar mengikuti program Pinky Movement sejak awal Maret 2022. Ia menggeluti usaha industri sepatu dan general konstruksi untuk renovasi rumah dan bangunan baru. Selama pandemi, program Pertamina ini menurutnya sangat membantu pengembangan usahanya sehingga pendapatannya ikut terkerek. "Omzet per bulan kami sekarang di angka Rp30-60 juta. Sebelum ikut Pinky Movement omzet kotor sekitar Rp10-15 juta per bulan," ujarnya.
Pertamina memperkenalkan program Pinky Movement sejak 2020, sebagai sebuah program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan untuk memperluas jaringan distribusi resmi produk LPG Non-Public Service Obligation (NPSO) atau nonsubsidi. Itu dilakukan melalui pembiayaan dan pembinaan usaha dalam rangka mendukung dan memastikan penggunaan LPG tepat sasaran.
Pada awal 2022, Pertamina memperkuat program ini dengan meluncurkan "New Pinky Movement". Program ini sejak pertengahan Maret sudah memasuki fase pembinaan program. "Para Mitra Binaan diberikan kesempatan mengikuti pelatihan product knowledge Bright Gas, pelatihan tentang layanan home service produk retail Pertamina (PDS/MyPertamina/dan lain-lain), pelatihan digitalisasi pembukuan atau arus kas, serta pelatihan e-commerce/modern digital marketing," tutur VP CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman.
Sejak program ini dijalankan sampai dengan tahun 2021, Pinky Movement telah menyasar 293 outlet dan 544 usaha kecil pengguna LPG subsidi dengan total penyaluran mencapai lebih Rp54,2 miliar. Fajriyah menjelaskan target program ini adalah pangkalan, outlet, toko pengecer LPG dan UMKM pengguna atau konsumen LPG. "Khususnya pengguna LPG PSO agar shifting ke produk non-PSO," jelasnya.
Menurut Fajriyah, mitra binaan di segmen outlet dapat dikembangkan untuk menjadi point of sales maupun point of distribution bagi jaringan pemasaran LPG Pertamina. Adapun untuk UMKM dapat didorong agar dapat naik kelas sehingga usahanya dapat maju dan semakin berkembang serta menjadi konsumen loyal LPG non-PSO Pertamina. "Pagu pinjaman yang disediakan untuk segmen outlet antara Rp15-75 juta sementara bagi segmen non-outlet dan UMKM maksimal Rp250 juta," paparnya.
Fajriyah menjelaskan target penyaluran pada 2022 minimal 400 mitra binaan yang terdiri atas 249 segmen outlet dan sisanya sebanyak 151 dari segmen UMK. Calon penerima masih disyaratkan untuk memiliki agunan yang diutamakan berupa aset tetap dengan minimal nilai agunan satu kali nilai pinjaman yang diajukan.
"Sosialisasi New Pinky Movement dilakukan pada Februari 2022. Saat ini, sebanyak 80% program kemitraan di Pertamina Patra Niaga Regional adalah Pinky Movement. Setelah program pembinaan, diharapkan ada peningkatan jumlah aktif outlet atau pangkalan LPG dan UMK Pinky. Dari aspek bisnis, lewat program pembinaan diharapkan mampu mendongkrak mitra binaan menjadi UMK yang naik kelas. Minimal 30% dari mitra binaan Pinky Movement dapat naik kelas," harapnya.
Lihat Juga: Elnusa Petrofin Dukung Ketahanan Energi Pertamina Patra Niaga Saat Satgas Nataru 2024/2025
"Saya ikut program Pinky Movement karena suplai yang mudah dan ada di mana-mana sehingga konsumen mudah mendapatkannya tanpa antre seperti gas bersubsidi. Kami juga bisa menyetok lebih dari satu," ungkap pemilik Safira Studio/IB Ikdar Umar Fahrur Roji, di Serang, Banten, Jumat (12/5/2022).
Umar mengikuti program Pinky Movement sejak awal Maret 2022. Ia menggeluti usaha industri sepatu dan general konstruksi untuk renovasi rumah dan bangunan baru. Selama pandemi, program Pertamina ini menurutnya sangat membantu pengembangan usahanya sehingga pendapatannya ikut terkerek. "Omzet per bulan kami sekarang di angka Rp30-60 juta. Sebelum ikut Pinky Movement omzet kotor sekitar Rp10-15 juta per bulan," ujarnya.
Pertamina memperkenalkan program Pinky Movement sejak 2020, sebagai sebuah program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan untuk memperluas jaringan distribusi resmi produk LPG Non-Public Service Obligation (NPSO) atau nonsubsidi. Itu dilakukan melalui pembiayaan dan pembinaan usaha dalam rangka mendukung dan memastikan penggunaan LPG tepat sasaran.
Pada awal 2022, Pertamina memperkuat program ini dengan meluncurkan "New Pinky Movement". Program ini sejak pertengahan Maret sudah memasuki fase pembinaan program. "Para Mitra Binaan diberikan kesempatan mengikuti pelatihan product knowledge Bright Gas, pelatihan tentang layanan home service produk retail Pertamina (PDS/MyPertamina/dan lain-lain), pelatihan digitalisasi pembukuan atau arus kas, serta pelatihan e-commerce/modern digital marketing," tutur VP CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman.
Sejak program ini dijalankan sampai dengan tahun 2021, Pinky Movement telah menyasar 293 outlet dan 544 usaha kecil pengguna LPG subsidi dengan total penyaluran mencapai lebih Rp54,2 miliar. Fajriyah menjelaskan target program ini adalah pangkalan, outlet, toko pengecer LPG dan UMKM pengguna atau konsumen LPG. "Khususnya pengguna LPG PSO agar shifting ke produk non-PSO," jelasnya.
Menurut Fajriyah, mitra binaan di segmen outlet dapat dikembangkan untuk menjadi point of sales maupun point of distribution bagi jaringan pemasaran LPG Pertamina. Adapun untuk UMKM dapat didorong agar dapat naik kelas sehingga usahanya dapat maju dan semakin berkembang serta menjadi konsumen loyal LPG non-PSO Pertamina. "Pagu pinjaman yang disediakan untuk segmen outlet antara Rp15-75 juta sementara bagi segmen non-outlet dan UMKM maksimal Rp250 juta," paparnya.
Fajriyah menjelaskan target penyaluran pada 2022 minimal 400 mitra binaan yang terdiri atas 249 segmen outlet dan sisanya sebanyak 151 dari segmen UMK. Calon penerima masih disyaratkan untuk memiliki agunan yang diutamakan berupa aset tetap dengan minimal nilai agunan satu kali nilai pinjaman yang diajukan.
"Sosialisasi New Pinky Movement dilakukan pada Februari 2022. Saat ini, sebanyak 80% program kemitraan di Pertamina Patra Niaga Regional adalah Pinky Movement. Setelah program pembinaan, diharapkan ada peningkatan jumlah aktif outlet atau pangkalan LPG dan UMK Pinky. Dari aspek bisnis, lewat program pembinaan diharapkan mampu mendongkrak mitra binaan menjadi UMK yang naik kelas. Minimal 30% dari mitra binaan Pinky Movement dapat naik kelas," harapnya.
Lihat Juga: Elnusa Petrofin Dukung Ketahanan Energi Pertamina Patra Niaga Saat Satgas Nataru 2024/2025
(fai)