Sofyan Djalil Diminta Inisiasi Konsolidasi Perbankan

Jum'at, 12 Desember 2014 - 11:08 WIB
Sofyan Djalil Diminta Inisiasi Konsolidasi Perbankan
Sofyan Djalil Diminta Inisiasi Konsolidasi Perbankan
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Sofyan Djalil diminta menginisiasi proses konsolidasi bank badan usaha milik negara (BUMN), baik melalui merger/akuisisi maupun membentuk perusahaan induk (holding).

Tujuannya agar ekspansi BUMN secara keseluruhan, termasuk bank-bank BUMN bisa lebih cepat dan memperluas penetrasi pasar dalam negeri dalam menghadapi liberalisasi perbankan ASEAN 2020.

“Kita berharap era pemimpin baru ini bisa mewujudkan konsolidasi bank BUMN. Tidak hanya Kemenko, tapi juga Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, serta Kementerian BUMN juga perlu membantu mewujudkan ini,” kata Ketua Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik FE-UI Telisa Aulia Falianty dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (12/12).

Sebelumnya, Sofyan mengakui konsolidasi perusahaan BUMN merupakan hal yang bagus untuk mengembangkan perusahaan tersebut. Salah satu contohnya adalah konsolidasi perusahaan perkebunan.

“Kalau tidak pernah dikonsolidasi, kebanyakan mereka itu hanya jago kandang karena tidak memiliki aset yang besar,” tegas Sofyan.

Sofyan menilai, konsolidasi perusahaan BUMN yang bisa segera dilakukan adalah PT Pelindo dengan holding PT Angkasa Pura.

Lebih lanjut, Sofyan mengungkapkan, pemerintah saat ini sedang melakukan kajian tentang pembuatan bank besar di Indonesia. Hal ini merupakan wacana Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia membutuhkan bank besar agar bisa berkompetisi dengan yang ada di kawasan.

“Perbankan sendiri butuh bank besar supaya bank ini bisa menjadi equivalent dengan rival yang ada di kawasan. Komitmen presiden, wapres, dan semua menteri kabinet kerja sangat kuat tentang hal ini,” papar Sofyan.

Saat ini, pangsa pasar bank-bank BUMN semakin tergerus, meski era persaingan bebas dengan bank-bank asing besar dari negara-negara ASEAN baru berlaku lima tahun lagi.

Data Statistik Perbankan Indonesia menunjukkan, selama periode Desember 2010 hingga September 2014, penguasaan pangsa pasar aset bank-bank asing dan campuran terhadap total aset perbankan nasional semakin membesar, yakni dari 12,37% menjadi 12,88%.

Sedangkan pada saat yang sama, penguasaan pangsa pasar aset bank-bank BUMN semakin tergerus, yakni dari 37,07% menjadi tinggal 34,29% terhadap total aset industri perbankan.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7697 seconds (0.1#10.140)