Gerakan Oneintwenty Matangkan UMKM Hadapi AEC
A
A
A
BANDUNG - Ketua Panitia Gerakan Oneintwenty Movement Bandung, Asep Firman menuturkan, gerakan yang dipelopori pengusaha sukses Budi Satria Isman ini dapat membantu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015.
Bahkan, lanjut dia, konsep yang ditawarkan dalam Oneintwenty Movement dapat menyasar semua lini usaha, tidak hanya untuk UMKM.
"Hanya yang memang dikonsenkan di gerakan ini adalah isu UMKM, potensi UMKM dalam kebijakan ekonomi nasional. Itu luar biasa signifikan, terlebih lagi berhadapan dengan MEA 2015 sehingga ini menjadi faktor penting kenapa yang kita sasar itu UMKM," terangnya kepada Sindonews di Universitas Padjajaran, Bandung, Sabtu (13/12/2014).
Kendati demikian, kata Asep, sedianya tidak ada tolok ukur yang jelas untuk mengukur sasaran gerakan ini. Namun, yang dikhususkan memang untuk menyasar kelompok UMKM.
"Tapi di antara UMKM itu, sebetulnya ada beberapa usaha yang sebenarnya kategori usahanya itu bukan lagi UMKM. Sudah mulai memasuki menengah," ucap dia.
Menurutnya, alasan gerakan ini memfokuskan kepada UMKM lantaran, UMKM yang mampu menopang perekonomian Indonesia ketika terjadi krisis perekonomian global. Sebab, hampir 90% industri di Indonesia berasal dari UMKM.
"Karena memang yang menjadi penopang kuat itu adalah UMKM. Mungkin kalau krisis global itu ngaruhnya ke kelas menengah dan besar," pungkas Asep.
Sekadar informasi, workshop Gerakan Nasional Oneintwenty Movement ini diadakan dua hari, pada 13-14 Desember 2014 di Universitas Padjajaran, Bandung.
Gerakan ini diikuti sebanyak 75 peserta yang datang dari berbagai kelompok usia, yaitu mahasiswa dan umum. Dan terbagi menjadi empat kategori usaha yaitu jasa, IT, fashion, dan food and beverage.
Bahkan, lanjut dia, konsep yang ditawarkan dalam Oneintwenty Movement dapat menyasar semua lini usaha, tidak hanya untuk UMKM.
"Hanya yang memang dikonsenkan di gerakan ini adalah isu UMKM, potensi UMKM dalam kebijakan ekonomi nasional. Itu luar biasa signifikan, terlebih lagi berhadapan dengan MEA 2015 sehingga ini menjadi faktor penting kenapa yang kita sasar itu UMKM," terangnya kepada Sindonews di Universitas Padjajaran, Bandung, Sabtu (13/12/2014).
Kendati demikian, kata Asep, sedianya tidak ada tolok ukur yang jelas untuk mengukur sasaran gerakan ini. Namun, yang dikhususkan memang untuk menyasar kelompok UMKM.
"Tapi di antara UMKM itu, sebetulnya ada beberapa usaha yang sebenarnya kategori usahanya itu bukan lagi UMKM. Sudah mulai memasuki menengah," ucap dia.
Menurutnya, alasan gerakan ini memfokuskan kepada UMKM lantaran, UMKM yang mampu menopang perekonomian Indonesia ketika terjadi krisis perekonomian global. Sebab, hampir 90% industri di Indonesia berasal dari UMKM.
"Karena memang yang menjadi penopang kuat itu adalah UMKM. Mungkin kalau krisis global itu ngaruhnya ke kelas menengah dan besar," pungkas Asep.
Sekadar informasi, workshop Gerakan Nasional Oneintwenty Movement ini diadakan dua hari, pada 13-14 Desember 2014 di Universitas Padjajaran, Bandung.
Gerakan ini diikuti sebanyak 75 peserta yang datang dari berbagai kelompok usia, yaitu mahasiswa dan umum. Dan terbagi menjadi empat kategori usaha yaitu jasa, IT, fashion, dan food and beverage.
(izz)