Tiga Faktor Ini Hambat Sektor Keuangan 2015
A
A
A
JAKARTA - Analis PT Trimegah Securities Angga Aditya Assaf mengatakan, setidaknya ada tiga tantangan yang akan dihadapi sektor keuangan di 2015.
Ketiga faktor tersebut, pertama terkait dengan dana pihak ketiga (DPK) yang relatif flat. Kedua, menyusul pembatalan deposito landing oleh OJK, dan ketiga terkait dengan kenaikan suku bunga the fed.
"Kemarin ada salah satu dari tiga bank terbesar Indonesia mengatakan mampu menggenjot sektor infrastruktur, saya kira dilihat dulu beberapa tantangan ke depan. Yakni, dana pihak ketiga (DPK) yang relatif flat menyusul pembatalan deposito landing oleh OJK, juga kenaikan suku bunga the Fed," ujarnya di Gedung Artha Graha, Jakarta, Senin (15/12/2015).
Dia mengatakan, definisi loan to deposit ratio (LDR) baru yang menyertakan sekuritisasi lewat peraturan terbaru OJK juga akan menambah likuiditas LDR, khusunya bagi bank pemilik produk sekuritisasi.
"Ini benefitnya disayangkan hanya ke bank tertentu saja. Sementara bank besar seperti BNI dan BRI kami overweight karena mereka cenderung stabil di tengah pelemahan ekonomi, untuk bank kecil kami rekomendasi Bank Jatim," jelasnya.
Sementara, hingga akhir tahun BI tidak akan banyak mengintervensi pasar lantaran situasi saat ini sudah memasuki holiday mood dan pelemahan rupiah sendiri di bawah 10% masih bisa ditolerir investor asing.
Ketiga faktor tersebut, pertama terkait dengan dana pihak ketiga (DPK) yang relatif flat. Kedua, menyusul pembatalan deposito landing oleh OJK, dan ketiga terkait dengan kenaikan suku bunga the fed.
"Kemarin ada salah satu dari tiga bank terbesar Indonesia mengatakan mampu menggenjot sektor infrastruktur, saya kira dilihat dulu beberapa tantangan ke depan. Yakni, dana pihak ketiga (DPK) yang relatif flat menyusul pembatalan deposito landing oleh OJK, juga kenaikan suku bunga the Fed," ujarnya di Gedung Artha Graha, Jakarta, Senin (15/12/2015).
Dia mengatakan, definisi loan to deposit ratio (LDR) baru yang menyertakan sekuritisasi lewat peraturan terbaru OJK juga akan menambah likuiditas LDR, khusunya bagi bank pemilik produk sekuritisasi.
"Ini benefitnya disayangkan hanya ke bank tertentu saja. Sementara bank besar seperti BNI dan BRI kami overweight karena mereka cenderung stabil di tengah pelemahan ekonomi, untuk bank kecil kami rekomendasi Bank Jatim," jelasnya.
Sementara, hingga akhir tahun BI tidak akan banyak mengintervensi pasar lantaran situasi saat ini sudah memasuki holiday mood dan pelemahan rupiah sendiri di bawah 10% masih bisa ditolerir investor asing.
(izz)