Produksi Jagung di NTT 600 Ribu Ton
A
A
A
KUPANG - Produksi jagung di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun ini mencapai 600 ribu ton dengan luas lahan sekitar 200 ribu hektare (ha).
Hal itu dikatakan Kepala Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pertanian (BPTP) Kupang, NTT Amirudin Pohan kepada Sindonews di kantor BPTP Kupang, NTT Selasa (16/12/2014).
"Target kita produksi satu juta ton, sekarang baru 600-an ribu ton yang produksi. Itu dari jagung benih sumber saja sudah cukup," ujar Amir.
Namun, meskipun produksinya mencapai 600 ribu ton/ tahun, untuk tingkat produktivitasnya baru berkisar 2,7 ton per ha untuk jagung pipilan. Sedangkan luas lahan sekitar 200 ribu ha lebih.
"Itu berarti belum maksimal untuk petani jagung dalam mengolah hasil kebunnya. Karena produktivitas yang masih sangat sedikit," kata dia.
Meskipun belum maksimal, hasil dari jagung itu dijual keluar daerah dalam bentuk olahan jadi seperti emping jagung dan marning.
"Itu dikembangkan oleh home industry kami di sini dan UMKM, kemudian dijual ke beberapa daerah di luar Kupang," ungkapnya.
Amir mengatakan, selain jagung, bahan makanan pokok yang menjadi sumber utama penghasilan di NTT adalah jenis Sogum (pengganti gandum), kedelai dan kacang hijau. Serta pohon penghasil tekstil yaitu kapas.
"Hanya saja, Kalau kedelai budidayanya agak susah di sini. Terutama benihnya karena cepat rusak dan transportasi yang kurang memadai serta jangkauannya yang terlalu jauh," tandas dia.
Hal itu dikatakan Kepala Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pertanian (BPTP) Kupang, NTT Amirudin Pohan kepada Sindonews di kantor BPTP Kupang, NTT Selasa (16/12/2014).
"Target kita produksi satu juta ton, sekarang baru 600-an ribu ton yang produksi. Itu dari jagung benih sumber saja sudah cukup," ujar Amir.
Namun, meskipun produksinya mencapai 600 ribu ton/ tahun, untuk tingkat produktivitasnya baru berkisar 2,7 ton per ha untuk jagung pipilan. Sedangkan luas lahan sekitar 200 ribu ha lebih.
"Itu berarti belum maksimal untuk petani jagung dalam mengolah hasil kebunnya. Karena produktivitas yang masih sangat sedikit," kata dia.
Meskipun belum maksimal, hasil dari jagung itu dijual keluar daerah dalam bentuk olahan jadi seperti emping jagung dan marning.
"Itu dikembangkan oleh home industry kami di sini dan UMKM, kemudian dijual ke beberapa daerah di luar Kupang," ungkapnya.
Amir mengatakan, selain jagung, bahan makanan pokok yang menjadi sumber utama penghasilan di NTT adalah jenis Sogum (pengganti gandum), kedelai dan kacang hijau. Serta pohon penghasil tekstil yaitu kapas.
"Hanya saja, Kalau kedelai budidayanya agak susah di sini. Terutama benihnya karena cepat rusak dan transportasi yang kurang memadai serta jangkauannya yang terlalu jauh," tandas dia.
(izz)