Rusia Pertahankan Produksi, Minyak Global Turun
A
A
A
SEOUL - Minyak mentah diperdagangkan turun mendekati level terendah lima tahun setelah Rusia menegaskan akan tetap mempertahankan produksinya pada tahun depan. Ini mencerminkan strategi OPEC untuk menahan diri dari membatasi pasokan demi mengatasi kelebihan pasokan.
Kontrak berjangka (futures) turun 1,4% di New York setelah meluncur di bawah USD55 per barel, kemarin untuk kali pertama sejak Mei 2009.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, produksi Rusia pada tahun depan akan sama dengan tahun ini sebanyak 10,6 juta barel per hari. Sementara Iran menawarkan pasokan ke Asia dengan diskon tertinggi dalam 14 tahun terakhir.
Minyak telah merosot 45% sepanjang tahun ini karena melonjaknya produksi minyak di Amerika Serikat dalam lebih dari tiga dekade di tengah melambatnya pertumbuhan permintaan global.
Anggota utama Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), seperti Arab Saudi menolak permintaan dari produsen kecil, Venezuela dan Ekuador untuk memangkas kuota produksi demi mengerem jatuhnya harga.
"OPEC tidak akan memangkas produksi, kecuali AS memangkas produksinya, dan sepertinya permainan ini akan terus berlangsung pada tahun depan," kata analis komoditas di Woori Investment & Securities Co Kang Yoo Jin seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (17/12/2014).
Dia menuturkan, ketika harga minyak merosot menjadi keputusan strategis bagi negara-negara produsen termasuk OPEC dan Rusia untuk menjaga tingkat produksinya tidak berubah.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Januari turun sebanyak 76 sen menjadi USD55,17 per barel dan berada di USD55,37 pada pukul 08:45 pagi waktu Singapura. Kontrak naik 2 sen menjadi USD55,93 kemarin. Total volume sekitar 59% di bawah rata-rata 100-hari.
Sementara minyak brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Januari berakhir kemarin turun USD1,20 atau 2% menjadi USD59,86 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI sebesar USD3,93.
Kontrak berjangka (futures) turun 1,4% di New York setelah meluncur di bawah USD55 per barel, kemarin untuk kali pertama sejak Mei 2009.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, produksi Rusia pada tahun depan akan sama dengan tahun ini sebanyak 10,6 juta barel per hari. Sementara Iran menawarkan pasokan ke Asia dengan diskon tertinggi dalam 14 tahun terakhir.
Minyak telah merosot 45% sepanjang tahun ini karena melonjaknya produksi minyak di Amerika Serikat dalam lebih dari tiga dekade di tengah melambatnya pertumbuhan permintaan global.
Anggota utama Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), seperti Arab Saudi menolak permintaan dari produsen kecil, Venezuela dan Ekuador untuk memangkas kuota produksi demi mengerem jatuhnya harga.
"OPEC tidak akan memangkas produksi, kecuali AS memangkas produksinya, dan sepertinya permainan ini akan terus berlangsung pada tahun depan," kata analis komoditas di Woori Investment & Securities Co Kang Yoo Jin seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (17/12/2014).
Dia menuturkan, ketika harga minyak merosot menjadi keputusan strategis bagi negara-negara produsen termasuk OPEC dan Rusia untuk menjaga tingkat produksinya tidak berubah.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Januari turun sebanyak 76 sen menjadi USD55,17 per barel dan berada di USD55,37 pada pukul 08:45 pagi waktu Singapura. Kontrak naik 2 sen menjadi USD55,93 kemarin. Total volume sekitar 59% di bawah rata-rata 100-hari.
Sementara minyak brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Januari berakhir kemarin turun USD1,20 atau 2% menjadi USD59,86 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI sebesar USD3,93.
(rna)