Pefindo Pangkas Peringkat Indofarma Jadi B
A
A
A
JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memangkas peringkat PT Indofarma Tbk (INAF) menjadi idB dari idBB, dengan prospek negatif. Peringkat serupa juga diberikan untuk Mendium Terms Notes (MTN) I/2012.
Menurut analis Pefindo Anies Setyaningrum, penurunan peringkat mencerminkan meningkatnya kekhawatiran Pefindo terhadap tekanan likuiditas yang dihadapi perusahaan untuk melunasi MTN I/2012 sebesar Rp120 miliar. MTN tersebut akan jatuh tempo pada 20 Desember 2014.
"INAF sedang menunggu pembayaran dari piutang dagang, khususnya dari tender pemerintah sebesar Rp391,2 miliar sebagai sumber utama dana untuk membayar MTN," kata dia dalam rilisnya, Rabu (17/12/2014).
Dia mengatakan, Pefindo akan terus memantau realisasi penerimaan kas dari piutang dagang tersebut. Per 11 Desember 2014, poisisi kas perusahaan sebesar Rp34,6 miliar dan total fasilitas kredit yang belum digunakan sebesar Rp34 miliar, namun tidak sepenuhnya dialokasikan untuk pelunasan MTN.
Pada saat yang sama, Pefindo merevisi prospek peringkat PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) menjadi negatif dari stabil. Prospek negatif tersebut untuk mengantisipasi melemahnya rasio struktur permodalan dan proteksi arus kas perusahaan dari yang diproyeksikan karena adanya tekanan pada marjin profitabilitas perusahaan.
Analis Pefindo lainnya, Mega Nugroho mengatakan, peringkat dapat diturunkan jika perusahaan gagal meningkatkan marjin profitabilitas yang dapat memperlemah proteksi arus kas dan struktur permodalan perusahaan.
"Peringkat tersebut bisa berada di bawah tekanan jika tambahan utang perusahaan melembihi proyeksi yang dapat memperburuk profil keuangan," ujar dia.
Kendati demikian, prospek bisa direvisi menjadi stabil jika perusahaan dapat meningkatkan proteksi arus kas dan struktur permodalan yang didukung peningkatan kinerja operasional dari segmen utam perusahaan.
Adapun peringkat JPFA dan Obligasi Berkelanjutan I/2012 dipertahankan pada idA+. Peringkat mencerminkan posisi pasar perusahaan yang kuat di industri perunggasan, level integrasi operasi dan diversifikasi fasilitas produksi yang baik, serta propetksi arus kas yang relatif kuat.
"Tetapi peringkat dibatasi struktur permodalan yang moderat, dan adanya eksposur pada volatilitas harga bahan baku, dan fluktuasi nilai tukar rupiah," imbuh dia.
Menurut analis Pefindo Anies Setyaningrum, penurunan peringkat mencerminkan meningkatnya kekhawatiran Pefindo terhadap tekanan likuiditas yang dihadapi perusahaan untuk melunasi MTN I/2012 sebesar Rp120 miliar. MTN tersebut akan jatuh tempo pada 20 Desember 2014.
"INAF sedang menunggu pembayaran dari piutang dagang, khususnya dari tender pemerintah sebesar Rp391,2 miliar sebagai sumber utama dana untuk membayar MTN," kata dia dalam rilisnya, Rabu (17/12/2014).
Dia mengatakan, Pefindo akan terus memantau realisasi penerimaan kas dari piutang dagang tersebut. Per 11 Desember 2014, poisisi kas perusahaan sebesar Rp34,6 miliar dan total fasilitas kredit yang belum digunakan sebesar Rp34 miliar, namun tidak sepenuhnya dialokasikan untuk pelunasan MTN.
Pada saat yang sama, Pefindo merevisi prospek peringkat PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) menjadi negatif dari stabil. Prospek negatif tersebut untuk mengantisipasi melemahnya rasio struktur permodalan dan proteksi arus kas perusahaan dari yang diproyeksikan karena adanya tekanan pada marjin profitabilitas perusahaan.
Analis Pefindo lainnya, Mega Nugroho mengatakan, peringkat dapat diturunkan jika perusahaan gagal meningkatkan marjin profitabilitas yang dapat memperlemah proteksi arus kas dan struktur permodalan perusahaan.
"Peringkat tersebut bisa berada di bawah tekanan jika tambahan utang perusahaan melembihi proyeksi yang dapat memperburuk profil keuangan," ujar dia.
Kendati demikian, prospek bisa direvisi menjadi stabil jika perusahaan dapat meningkatkan proteksi arus kas dan struktur permodalan yang didukung peningkatan kinerja operasional dari segmen utam perusahaan.
Adapun peringkat JPFA dan Obligasi Berkelanjutan I/2012 dipertahankan pada idA+. Peringkat mencerminkan posisi pasar perusahaan yang kuat di industri perunggasan, level integrasi operasi dan diversifikasi fasilitas produksi yang baik, serta propetksi arus kas yang relatif kuat.
"Tetapi peringkat dibatasi struktur permodalan yang moderat, dan adanya eksposur pada volatilitas harga bahan baku, dan fluktuasi nilai tukar rupiah," imbuh dia.
(rna)