Latih 10 Ribu Nasabah, BTPN Perkuat Mass Market

Kamis, 18 Desember 2014 - 06:59 WIB
Latih 10 Ribu Nasabah, BTPN Perkuat Mass Market
Latih 10 Ribu Nasabah, BTPN Perkuat Mass Market
A A A
BOGOR - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) siap memperkuat segmen mass market dengan mendidik 300 nasabah mikro yang mengikuti program Daya.

Nasabah ini akan mengimplementasikan dari program pendampingan dan pemberdayaan pelatihan Daya.

Wakil Direktur Utama BTPN Djemi Suhenda mengatakan. dalam meningkatkan kualitas program Daya, maka BTPN menggandeng Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor (MB-IPB).

Kerja sama ini untuk menyusun berbagai macam kurikulum modul pelatihan yang dibutuhkan nasabah. Perseroan menyadari untuk fokus di mass market, berarti harus mengintegrasikan misi bisnis dan sosial.

Sejak 2008 pihaknya telah memiliki 28 modul pelatihan UMKM, untuk tingkatkan soft skill. Sejak 2013 pihaknya telah mengembangkan modul.

Diluncurkan di 2014, dalam satu tahun ada 10 ribu pengusaha mikro yang konsisten dan menerapkan pelatihan.

"Kami akan mengukur dampaknya pada usaha lalu nanti dievalusi supaya lebih baik," ujarnya di Bogor, Rabu (17/12/2014).

Salah satu bentuk apresiasi kepada nasabah BTPN yang telah mengikuti seluruh modul Daya, BTPN dan IPB kembali melakukan wisuda nasabah mikro di IPB International Convention centre (IICC).

Wisuda ini sebagai bentuk apresiasi atas kesungguhan nasabah mengikuti berbagai pelatihan. Tahun ini, total nasabah BTPN yang menuntaskan modul Daya mencapai 10.000 nasabah.

"Kami melakukan wisuda secara simbolis untuk 300 nasabah di empat Kota," katanya.

Menurutnya, proses wisuda telah dilakukan kepada masing-masing 50 nasabah di Palembang, Banjarmasin dan di Semarang pada 8 dan 10 Desember. Kemarin, 150 nasabah di Bogor yang merupakan peserta dari seluruh Jabodetabek.

Direktur Program Pascasarjana MB-IPB Arief Daryanto meyakini implementasi program Daya dapat meningkatkan kapasitas usaha nasabah.

Program ini juga efektif mengatasi hambatan yang dihadapi para pelaku usaha mikro. Berdasarkan hasil penelitian MB-IPB, pelaku UMK mengalami beberapa tantangan dalam mengembangkan usaha.

Secara global finance inclusion index, penggunaan akses keuangan kita masih 19,6%, sedangkan Malaysia sudah 66,7%, lalu 26,5% untuk Filipina, dan 77,7% di Thailand.

"Kami berharap sertifikat ini dapat menjadi semacam agunan peserta Daya untuk kredit yang lebih besar dari BTPN. Kalau memang betul aplikasinya teruji," ujar Arief.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6904 seconds (0.1#10.140)