Pertumbuhan Industri Nonmigas 2015 Diprediksi Turun
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memprediksi bahwa pertumbuhan industri nonmigas pada 2015 hanya sebesar 6,1% atau lebih rendah dari target 2014 sebesar 6,23%.
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menjelaskan, cabang industri yang diperkirakan masih akan tetap tumbuh tinggi adalah industri makanan dan minuman (mamin).
Selain itu, industri tembakau, industri barang kayu dan hasil hutan, serta industri alat angkut, mesin dan peralatan.
"Dengan pertumbuhan industri nonmigas ini, maka pertumbuhan ekonomi atau PDB diperkirakan dapat mencapai 5,3% hingga 5,7% pada 2015," ujarnya di kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (22/12/2014).
Untuk bisa menggenjot angka pertumbuhan industri, pihaknya akan melaksanakan beberapa program prioritas seperti pengembangan perwilayahan industri melalui pembangunan 13 kawasan industri dan pembangunan 22 sentra IKM di luar Pulau Jawa.
Saleh juga akan mendorong peningkatan daya saing dan produktivitas industri melalui peningkatan efisiensi teknis, peningkatan penguasaan iptek dan inovasi.
Lalu, peningkatan penguasaan dan pelaksanaan pengembangan produk baru serta peningkatan kualitas SDM dan akses ke sumber pembiayaan.
Pihaknya juga akan mendorong pertumbuhan populasi industri skala besar dan sedang sebanyak sembilan ribu unit usaha dan 20 ribu usaha industri kecil melalui beberapa program hilirisasi.
"Ada program hilirisasi hasil tambang ke produk dan jasa industri, hilirisasi produk pertanian menjadi produk agroindustri, industri barang modal dan industri padat karya. Juga pembinaan IKM agar dapat terintergrasi dengan industri pemegang merek," pungkasnya.
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menjelaskan, cabang industri yang diperkirakan masih akan tetap tumbuh tinggi adalah industri makanan dan minuman (mamin).
Selain itu, industri tembakau, industri barang kayu dan hasil hutan, serta industri alat angkut, mesin dan peralatan.
"Dengan pertumbuhan industri nonmigas ini, maka pertumbuhan ekonomi atau PDB diperkirakan dapat mencapai 5,3% hingga 5,7% pada 2015," ujarnya di kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (22/12/2014).
Untuk bisa menggenjot angka pertumbuhan industri, pihaknya akan melaksanakan beberapa program prioritas seperti pengembangan perwilayahan industri melalui pembangunan 13 kawasan industri dan pembangunan 22 sentra IKM di luar Pulau Jawa.
Saleh juga akan mendorong peningkatan daya saing dan produktivitas industri melalui peningkatan efisiensi teknis, peningkatan penguasaan iptek dan inovasi.
Lalu, peningkatan penguasaan dan pelaksanaan pengembangan produk baru serta peningkatan kualitas SDM dan akses ke sumber pembiayaan.
Pihaknya juga akan mendorong pertumbuhan populasi industri skala besar dan sedang sebanyak sembilan ribu unit usaha dan 20 ribu usaha industri kecil melalui beberapa program hilirisasi.
"Ada program hilirisasi hasil tambang ke produk dan jasa industri, hilirisasi produk pertanian menjadi produk agroindustri, industri barang modal dan industri padat karya. Juga pembinaan IKM agar dapat terintergrasi dengan industri pemegang merek," pungkasnya.
(izz)