BRAU Target Penghematan Tahun Depan Rp125 M
A
A
A
JAKARTA - PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) menargetkan bisa melakukan penghematan sebesar 10 juta atau Rp125 miliar (kurs Rp12.500) pada tahun depan.
Karena itu, perusahaan tambang batu bara ini akan menerapkan strategi penghematan energi dalam mengantisipasi penurunan harga batu bara.
Direktur Utama BRAU Amir Sambodo mengatakan, ada tiga strategi yang akan dilakukan perusahaan untuk program penghematan tersebut.
"Penghematan biaya untuk biaya penambangan adalah strategi utama kami. Optimisasi biaya dan optimisasi penambangan, fokus maksimalisasi nilai tiap pit dengan optimisasi urutan penambangan. Sebelumnya fokus ke volume karena harga baik, sekarang per pit," ujarnya di Jakarta, Senin (22/12/2014).
Dia mengungkapkan, penghematan selanjutnya dalam manajemen energi. Amir menjelaskan, perseroan akan menggunakan bahan bakar aditif untuk meningkatkan kinerja. Selain itu, renegosiasi pembelian bahan bakar, pengurangan jumlah kendaraan, dan pengawasan bulanan oleh lembaga independen.
Sementara yang terakhir adalah perbaikan dalam bidang logistik, dengan efisiensi transhipment. Di samping itu, meningkatkan barging cycle, dan muatan per tongkang serta optimalisasi penggunaan tongkang.
"Kita harap transhipment dengan harga yang lebih rendah, jadi penghematan total USD10 juta di 2015," pungkasnya.
Karena itu, perusahaan tambang batu bara ini akan menerapkan strategi penghematan energi dalam mengantisipasi penurunan harga batu bara.
Direktur Utama BRAU Amir Sambodo mengatakan, ada tiga strategi yang akan dilakukan perusahaan untuk program penghematan tersebut.
"Penghematan biaya untuk biaya penambangan adalah strategi utama kami. Optimisasi biaya dan optimisasi penambangan, fokus maksimalisasi nilai tiap pit dengan optimisasi urutan penambangan. Sebelumnya fokus ke volume karena harga baik, sekarang per pit," ujarnya di Jakarta, Senin (22/12/2014).
Dia mengungkapkan, penghematan selanjutnya dalam manajemen energi. Amir menjelaskan, perseroan akan menggunakan bahan bakar aditif untuk meningkatkan kinerja. Selain itu, renegosiasi pembelian bahan bakar, pengurangan jumlah kendaraan, dan pengawasan bulanan oleh lembaga independen.
Sementara yang terakhir adalah perbaikan dalam bidang logistik, dengan efisiensi transhipment. Di samping itu, meningkatkan barging cycle, dan muatan per tongkang serta optimalisasi penggunaan tongkang.
"Kita harap transhipment dengan harga yang lebih rendah, jadi penghematan total USD10 juta di 2015," pungkasnya.
(rna)