Sektor Properti Dikaji Komprehensif
A
A
A
Untuk pertama kalinya di Indonesia sektor properti dikaji secara komprehensif dan memberikan rekomendasi-rekomendasi yang konkret kepada pemerintah dan para pelaku bisnis properti.
Ekonom Hermanto Siregar menyebutkan, dari disertasi yang diajukan oleh Ketua Kehormatan Real Estate Indonesia (REI) Lukman Purnomosidi, terlihat bahwa nilai dan kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh struktur modal yang sehat, penerapan good corporate governance dan kondisi pertumbuhan makro ekonomi.
“Disertasinya sangat komprehensif karena beliau seorang praktisi sehingga menggabungkan teori empiris dan praktik lapangan,” ujar Guru Besar Unibraw Malang, Prof Dr Sumartono MS. Persoalan real estate tidak semata berhubungan dengan pembiayaan.
Disertasi tersebut memberikan gambaran banyak sekali pengaruh yang harus ditindaklanjuti terhadap objek yang diteliti dan bisa jadi masukan pemerintah Disertasi milik Lukman Purnomosidi itu, kata dia, bisa jadi pedoman ke depan bagi pengusaha seberapa signifikan ukuran perusahaan, struktur modal, good corporate governance , dan fundamental ekonomi makro berpengaruh terhadap kinerja keuangan serta implikasinya terhadap nilai perusahaan real estate.
“Dan yang perlu dicermati adalah bagaimana dengan perusahaan yang belum terdaftar di BEI,” ungkap Hermanto. Selain manfaat akademik, secara praktis hasil penelitian tersebut bisa menjadi bahan masukan, terutama bagi pemimpin perusahaan, dengan tidak mengesampingkan peran para pemegang saham. Bagi investor, dapat dijadikan pertimbangan sebelum berinvestasi di pasar modal.
Sementara bagi pemerintah bahan masukan kebijakan, khususnya terkait dengan aspek fundamental makro yaitu inflasi, suku bunga Bank Indonesia, kurs rupiah terhadap dolar, neraca perdagangan dan pertumbuhan yang berimbas pada perkembangan sektor properti di Indonesia.
Sementara Lukman Purnomosidi menjelaskan, dampak pertumbuhan sektor properti untuk Indonesia terefleksi dari kontribusi sektor konstruksi terhadap agregat ekonomi yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pengaruhnya, kata dia, berdampak pada beberapa sektor utamanya terhadap penyerapan tenaga kerja juga cukup signifikan.
Sekurangnya 6% dari total tenaga kerja terserap langsung oleh sektor konstruksi dan tambahan sekitar 4% dari total tenaga kerja terserap oleh sektor-sektor lain yang terkait properti. Kondisi ini tentu harus tetap dijaga agar ke depannya mampu bertahan dan bahkan dapat menunjukkan kinerja lebih baik.
“Oleh karena itu, perusahaan pada industri properti harus dapat merumuskan strategi yang jitu dalam mengelola bisnisnya sehingga agar apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai. Tujuan perusahaan dengan merujuk pada Theory of the Firm yaitu memaksimalkan kekayaan atau nilai perusahaan,” kata Lukman.
Anton c
Ekonom Hermanto Siregar menyebutkan, dari disertasi yang diajukan oleh Ketua Kehormatan Real Estate Indonesia (REI) Lukman Purnomosidi, terlihat bahwa nilai dan kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh struktur modal yang sehat, penerapan good corporate governance dan kondisi pertumbuhan makro ekonomi.
“Disertasinya sangat komprehensif karena beliau seorang praktisi sehingga menggabungkan teori empiris dan praktik lapangan,” ujar Guru Besar Unibraw Malang, Prof Dr Sumartono MS. Persoalan real estate tidak semata berhubungan dengan pembiayaan.
Disertasi tersebut memberikan gambaran banyak sekali pengaruh yang harus ditindaklanjuti terhadap objek yang diteliti dan bisa jadi masukan pemerintah Disertasi milik Lukman Purnomosidi itu, kata dia, bisa jadi pedoman ke depan bagi pengusaha seberapa signifikan ukuran perusahaan, struktur modal, good corporate governance , dan fundamental ekonomi makro berpengaruh terhadap kinerja keuangan serta implikasinya terhadap nilai perusahaan real estate.
“Dan yang perlu dicermati adalah bagaimana dengan perusahaan yang belum terdaftar di BEI,” ungkap Hermanto. Selain manfaat akademik, secara praktis hasil penelitian tersebut bisa menjadi bahan masukan, terutama bagi pemimpin perusahaan, dengan tidak mengesampingkan peran para pemegang saham. Bagi investor, dapat dijadikan pertimbangan sebelum berinvestasi di pasar modal.
Sementara bagi pemerintah bahan masukan kebijakan, khususnya terkait dengan aspek fundamental makro yaitu inflasi, suku bunga Bank Indonesia, kurs rupiah terhadap dolar, neraca perdagangan dan pertumbuhan yang berimbas pada perkembangan sektor properti di Indonesia.
Sementara Lukman Purnomosidi menjelaskan, dampak pertumbuhan sektor properti untuk Indonesia terefleksi dari kontribusi sektor konstruksi terhadap agregat ekonomi yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pengaruhnya, kata dia, berdampak pada beberapa sektor utamanya terhadap penyerapan tenaga kerja juga cukup signifikan.
Sekurangnya 6% dari total tenaga kerja terserap langsung oleh sektor konstruksi dan tambahan sekitar 4% dari total tenaga kerja terserap oleh sektor-sektor lain yang terkait properti. Kondisi ini tentu harus tetap dijaga agar ke depannya mampu bertahan dan bahkan dapat menunjukkan kinerja lebih baik.
“Oleh karena itu, perusahaan pada industri properti harus dapat merumuskan strategi yang jitu dalam mengelola bisnisnya sehingga agar apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai. Tujuan perusahaan dengan merujuk pada Theory of the Firm yaitu memaksimalkan kekayaan atau nilai perusahaan,” kata Lukman.
Anton c
(ftr)