Pengembang Properti Bidik Luar Negeri
A
A
A
Seiring stabilnya perekonomian nasional dan dunia usaha yang terus berkembang, penjualan properti berjenis premium masih terhitung tinggi. Tidak hanya yang berada di dalam negeri, proyek yang dibangun di luar negeri juga laris manis diburu, baik untuk ditinggali maupun sebagai instrumen investasi kalangan elite.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menandatangani kontrak kerja sama dengan Noble Twin Dragons Pte Ltd (NTD) untuk membangun proyek kawasan multiguna Pyay Tower & Residences di Yangon, Myanmar, senilai USD270 juta. Perusahaan mendapatkan bagian pengerjaan proyek dengan kontrak senilai USD125 juta.
“Ini menjadi proyek yang besar buat kami di luar negeri. Kami antusias untuk bekerja sama menyelesaikan proyek ini,” kata Bintang Perbowo, Presiden Direktur WIKA. Penjajakan kerja sama tersebut berlangsung sejak setahun belakangan. Bintang mengatakan, perusahaan patungan investor Singapura dan Myanmar, Noble Twin Dragons ini, yang menggandeng WIKA sebagai mitra.
Rencananya, Pyay Tower & Residences berdiri di atas lahan seluas 9.000 meter persegi di kawasan bisnis negara yang kini beribu kota di Naypyidaw itu. Proyek itu berisi tiga menara, yang terdiri dari satu menara perkantoran dan ritel, serta dua menara apartemen. Selain itu, ada hunian residential di tempat ini.
“Peletakan batu pertama proyek itu akan dilakukan bulan depan. Kalau tak ada aral melintang, proyek gotong-royong itu rampung dalam tiga tahun ke depan,” ujar Bintang. Pada tahap pertama, WIKA dan Noble Twin Dragons akan mendahulukan menara perkantoran. Penggarapan menara seluas 57.000 meter persegi itu ditargetkan rampung enam bulan.
Pembangunan menara perkantoran ritel itu mencuil investasi sekitar USD110 juta sampai USD120 juta dari total investasi. Sementara, biaya konstruksi menghabiskan USD56 juta. Direktur WIKA Destiawan Soewardjono mengatakan, sejatinya perusahaannya juga mendapat tawaran mengerjakan gedung perkantoran dalam proyek itu.
“Kami ingin bukan hanya konstruksi yang ekspansif, juga bisnis yang lain. Karena itu, di proyek ini kami mungkin akan mengajak WIKA Gedung,” sebutnya. Pada kesempatan yang sama, Rick Goh, Chief Executive Officer Noble Twin Dragons Pte Ltd, meyakini potensi pasar properti Myanmar masih sangat menjanjikan. Sebab, negara itu belum banyak tersentuh pembangunan properti bergaya modern.
“Ini adalah proyek awal. Kami akan fokus dan meneruskan bisnis properti di Myanmar,” sebutnya. Menurut penuturan Jennifer Janeth, Director of International Business Development Noble Twin Dragons Pte Ltd, proyek Pyay Tower & Residences ini nantinya bisa mendatangkan pendapatan USD400 juta hingga USD500 juta.
Adapun melihat besarnya potensi tersebut, pengembang Crown Grup akan membangun proyek terbaru Crown Green Square senilai Rp5,75 triliun. Proyek yang terletak di 301-303 Botani Road, Sydney, Australia ini akan dibangun mulai pertengahan 2015. Diharapkan pembangunan proyek Crown Green Square selesai pada akhir 2019.
CEO Grup Crwon Iwan Sunito menuturkan, Crown Green Square akan menjadi bangunan landmark di kawasan baru Green Square Town Centre. “Crown Green Square akan menjadi daya tarik kuat bagi pembeli, bukan hanya di Australia, juga di Indonesia,” ujarnya.
“Crown Green Square akan melampaui kemampuan dalam memenuhi kebutuhan penduduknya. Itu akan menjadi bagian integral dari pusat kota Green Square dan titik fokus bagi masyarakat dan tenaga kerja,” lanjut Iwan. Dia mengutarakan, proyek ini mencerminkan optimisme dan potensi revitalisasi Kota Sydney dari seluruh wilayah.
Bagian dari pembangunan kembali area Green Square senilai Rp80 triliun, Green Square Town Centre terletak lima kilometer dari Central Business District, dan kurang dari lima kilometer dari Bandara Sydney, University of New South Wales, University of Sydney, dan Centennial Parklands.
Pada 2030 mendatang Green Square diharapkan dapat menarik 40.000 penduduk baru dan 22.000 pekerja baru. Saat ini Crown Grup telah menerima ratusan pendaftaran, baik dari lokal maupun internasional sebelum pembukaan Crown Green Square display suite pada awal 2015. “Lokasi yang luar biasa dan desain inovatif dari Koichi Takada Architect akan menjadikan Crown Green Square sebagai pintu gerbang bagi kawasan baru Green Square di Sydney,” ujar Iwan.
Proyek anyar ini akan terdiri atas 401 unit apartemen, 30 ruang ritel dan komersial, pusat ruang konferensi, serta fasilitas yang bisa digunakan oleh penghuninya. Mixed-use development setinggi 20 lantai ini memiliki bentuk melingkar yang unik dengan pusat berongga dan cut-out dalam facade yang memungkinkan cahaya alami menembus plaza taman utama.
Crown Group memiliki kantor di Australia, Indonesia, dan Singapura dengan lebih dari 110 karyawan di seluruh dunia. Crown memiliki portofolio proyek yang sedang dikembangkan dan dalam lini usahanya senilai Rp35 triliun dengan empat proyek yang masih dalam proses pembangunan di Sydney, yaitu V by Crown, Viking by Crown, Skye by Crown, dan Top Ryde City Living. Adapun Crown Green Square dan Waterloo akan diluncurkan dalam beberapa bulan ke depan.
Rendra hanggara
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menandatangani kontrak kerja sama dengan Noble Twin Dragons Pte Ltd (NTD) untuk membangun proyek kawasan multiguna Pyay Tower & Residences di Yangon, Myanmar, senilai USD270 juta. Perusahaan mendapatkan bagian pengerjaan proyek dengan kontrak senilai USD125 juta.
“Ini menjadi proyek yang besar buat kami di luar negeri. Kami antusias untuk bekerja sama menyelesaikan proyek ini,” kata Bintang Perbowo, Presiden Direktur WIKA. Penjajakan kerja sama tersebut berlangsung sejak setahun belakangan. Bintang mengatakan, perusahaan patungan investor Singapura dan Myanmar, Noble Twin Dragons ini, yang menggandeng WIKA sebagai mitra.
Rencananya, Pyay Tower & Residences berdiri di atas lahan seluas 9.000 meter persegi di kawasan bisnis negara yang kini beribu kota di Naypyidaw itu. Proyek itu berisi tiga menara, yang terdiri dari satu menara perkantoran dan ritel, serta dua menara apartemen. Selain itu, ada hunian residential di tempat ini.
“Peletakan batu pertama proyek itu akan dilakukan bulan depan. Kalau tak ada aral melintang, proyek gotong-royong itu rampung dalam tiga tahun ke depan,” ujar Bintang. Pada tahap pertama, WIKA dan Noble Twin Dragons akan mendahulukan menara perkantoran. Penggarapan menara seluas 57.000 meter persegi itu ditargetkan rampung enam bulan.
Pembangunan menara perkantoran ritel itu mencuil investasi sekitar USD110 juta sampai USD120 juta dari total investasi. Sementara, biaya konstruksi menghabiskan USD56 juta. Direktur WIKA Destiawan Soewardjono mengatakan, sejatinya perusahaannya juga mendapat tawaran mengerjakan gedung perkantoran dalam proyek itu.
“Kami ingin bukan hanya konstruksi yang ekspansif, juga bisnis yang lain. Karena itu, di proyek ini kami mungkin akan mengajak WIKA Gedung,” sebutnya. Pada kesempatan yang sama, Rick Goh, Chief Executive Officer Noble Twin Dragons Pte Ltd, meyakini potensi pasar properti Myanmar masih sangat menjanjikan. Sebab, negara itu belum banyak tersentuh pembangunan properti bergaya modern.
“Ini adalah proyek awal. Kami akan fokus dan meneruskan bisnis properti di Myanmar,” sebutnya. Menurut penuturan Jennifer Janeth, Director of International Business Development Noble Twin Dragons Pte Ltd, proyek Pyay Tower & Residences ini nantinya bisa mendatangkan pendapatan USD400 juta hingga USD500 juta.
Adapun melihat besarnya potensi tersebut, pengembang Crown Grup akan membangun proyek terbaru Crown Green Square senilai Rp5,75 triliun. Proyek yang terletak di 301-303 Botani Road, Sydney, Australia ini akan dibangun mulai pertengahan 2015. Diharapkan pembangunan proyek Crown Green Square selesai pada akhir 2019.
CEO Grup Crwon Iwan Sunito menuturkan, Crown Green Square akan menjadi bangunan landmark di kawasan baru Green Square Town Centre. “Crown Green Square akan menjadi daya tarik kuat bagi pembeli, bukan hanya di Australia, juga di Indonesia,” ujarnya.
“Crown Green Square akan melampaui kemampuan dalam memenuhi kebutuhan penduduknya. Itu akan menjadi bagian integral dari pusat kota Green Square dan titik fokus bagi masyarakat dan tenaga kerja,” lanjut Iwan. Dia mengutarakan, proyek ini mencerminkan optimisme dan potensi revitalisasi Kota Sydney dari seluruh wilayah.
Bagian dari pembangunan kembali area Green Square senilai Rp80 triliun, Green Square Town Centre terletak lima kilometer dari Central Business District, dan kurang dari lima kilometer dari Bandara Sydney, University of New South Wales, University of Sydney, dan Centennial Parklands.
Pada 2030 mendatang Green Square diharapkan dapat menarik 40.000 penduduk baru dan 22.000 pekerja baru. Saat ini Crown Grup telah menerima ratusan pendaftaran, baik dari lokal maupun internasional sebelum pembukaan Crown Green Square display suite pada awal 2015. “Lokasi yang luar biasa dan desain inovatif dari Koichi Takada Architect akan menjadikan Crown Green Square sebagai pintu gerbang bagi kawasan baru Green Square di Sydney,” ujar Iwan.
Proyek anyar ini akan terdiri atas 401 unit apartemen, 30 ruang ritel dan komersial, pusat ruang konferensi, serta fasilitas yang bisa digunakan oleh penghuninya. Mixed-use development setinggi 20 lantai ini memiliki bentuk melingkar yang unik dengan pusat berongga dan cut-out dalam facade yang memungkinkan cahaya alami menembus plaza taman utama.
Crown Group memiliki kantor di Australia, Indonesia, dan Singapura dengan lebih dari 110 karyawan di seluruh dunia. Crown memiliki portofolio proyek yang sedang dikembangkan dan dalam lini usahanya senilai Rp35 triliun dengan empat proyek yang masih dalam proses pembangunan di Sydney, yaitu V by Crown, Viking by Crown, Skye by Crown, dan Top Ryde City Living. Adapun Crown Green Square dan Waterloo akan diluncurkan dalam beberapa bulan ke depan.
Rendra hanggara
(ftr)