Bank Mutiara Disuntik Modal Rp1,3 T

Rabu, 31 Desember 2014 - 10:02 WIB
Bank Mutiara Disuntik Modal Rp1,3 T
Bank Mutiara Disuntik Modal Rp1,3 T
A A A
JAKARTA - J Trust Co Ltd berkomitmen siap untuk memperkuat pendanaan Bank Mutiara dengan tambahan mencapai Rp1,3 triliun. Dana tersebut akan disuntikkan perusahaan investasi asal Jepang tersebut sejak tahun ini hingga 2018.

Plt Direktur Utama Bank Mutiara Ahmad Fajar mengatakan, tahun ini J Trust bakal menginjeksi dana Rp300 miliar. Dana tersebut merupakan bagian dari penerbitan saham baru perseroan. “Langkah itu telah disetujuipemegangsahammelalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mutiara,” ujar Ahmad dalam jumpa pers di Jakarta kemarin.

Dia mengungkapkan, jumlah saham yang dilepas eks Bank Century ini sebanyak 30 triliun saham. Adapun harga pelaksanaan non-HMETD Bank Mutiara sebesar Rp0,01 per saham. Dia merinci di tahun depan J Trust akan lanjut menyuntik modal sekitar Rp300-350 miliar. Kemudian ditambah Rp200 miliar di 2016, dan Rp200 miliar lainnya di 2017. “Sehingga total suntikan modal dari J Trust mencapai Rp1,3 triliun hingga 2018. Jadi, suntikan itu cukup untuk ekspansi ke depannya di segmen mikro,” jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, J Trust juga menempatkan beberapa orang dalam jajaran manajemen Bank Mutiara, yaitu Nobiru Adachi yang akan menjabat sebagai komisaris utama. Nobiru adalah executive director J Trust yang akan mengawal Bank Mutiara. Selain Nobiru, J Trust juga menempatkan Yoshio Hirako dan Eihito Tamura yang masing-masing bakal menangani IT dan risk management Bank Mutiara.

“Di Februari nanti kami akan melakukan RUPS luar biasa perseroan. Kita ingin secepatnya mencatatkan pertumbuhan,” ujarnya. Pihaknya optimistis bisa membukukan laba hingga Rp48 miliar di tahun depan. Salah satu strateginya untuk mencapai laba adalah dengan cara recovery asset yang berasal dari kredit macet lama yang saat ini tersisa sekitar Rp2 triliun. Saat ini recovery rate Bank Mutiara sebesar 45% dari total kredit macet yang mencapai sekitar Rp3 triliun.

”Cara ini akan lebih cepat berdampak sebelum bisnis kami berjalan normal. Selain dari recovery asset , kami juga tetap mengandalkan pendapatan bunga,” terangnya. Meski begitu, penjualan aset atas kredit macet lama tidak akan mudah, karena salah satu aset yang perlu dijual berbentuk surat berharga. Namun, Fajar bilang justru penjualan aset yang berbentuk surat berharga itu yang paling sulit untuk direalisasikan. Fajar menegaskan, Bank Mutiara akan melakukan write off surat berharga tersebut jika sudah jatuh tempo.

“Atau mungkin nanti J Trust bisa membentuk perusahaan asset management untuk membeli dan mengelola surat berharga peninggalan pemegang saham lama itu,” ujarnya. Pihaknya menargetkan total pertumbuhan kredit hingga Rp2 triliun di tahun depan dari posisi saat ini sekitar Rp7,8 triliun. Dari target itu, sekitar Rp1 triliun merupakan penyaluran kredit ke konsumer dan UKM.

Saat ini porsi kredit UKM Bank Mutiara yang baru menyentuh angka Rp200 miliar bakal ditingkatkan hingga Rp200- 400 miliar lagi di tahun depan. Salah satu upaya Bank Mutiara adalah dengan menambah 30 Kios Mikro, dari posisi saat ini sebanyak 18 unit.

Hafid fuad
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5956 seconds (0.1#10.140)