Pertamina Akan Reposisi Petral

Jum'at, 02 Januari 2015 - 10:12 WIB
Pertamina Akan Reposisi Petral
Pertamina Akan Reposisi Petral
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (persero) akan melakukan reposisi terhadap anak usahanya, Pertamina Energy Trading Limited (Petral), menjadi perusahaan dagang (trading company).

Langkah itu untuk menanggapi rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas terkait alih fungsi Petral kepada Integrated Supply Chain (ISC). Sementara tugas ISC akan diposisikan sebagai anak usaha yang memproses pengadaan tender bahan bakar minyak (BBM). Dengan begitu, Petral bisa menjadi mata Pertamina dalam memahami bisnis trading di luar negeri.

“Petral akan kita reposisikan menjadi trading company agar dapat bergerak secara internasional untuk menjual dan membeli minyak mentah atau BBM di luar negeri,” jelas Direktur Utama Dwi Soetjipto di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, baru-baru ini. Dwi mengatakan, reposisi tersebut akan aktif mulai Januari 2015. Pihaknya juga akan membenahi Petral melalui peremajaan manajemen perusahaan tersebut.

Manajemen baru Petral bekerja sama dengan Pertamina, selanjutnya akan fokus terhadap kegiatan-kegiatan pembelian, termasuk impor dan ekspor, sehingga dapat berjalan lebih baik. Di sisi lain, Dwi mengungkapkan bahwa Pertamina ke depan akan fokus terhadap pengembangan usaha di sektor hulu maupun hilir, di antaranya percepatan industri hulu migas dengan memperkuat sektor hulu agar lebih aktif dan mendapat porsi pengelolaan lapangan migas lebih baik ketimbang sebelumnya.

“Saat ini produksi minyak yang di kelola Pertamina baru mencapai 20% dari produksi nasional. Ke depan, sumur-sumur yang masa kontraknya habis akan lebih dioptimalkan kembali,” ujarnya. Selain itu, Pertamina juga akan melakukan efisiensi pengolahan kilang minyak Pertamina. Pertamina, kata Dwi, akan mengoptimalisasi kilang Pertamina sehingga perseroan bisa meningkatkan produksinya atau optimalisasi kilang. Terkait sektor ritel BBM, Pertamina akan memperbaiki semua hal yang menunjang kesiapan pasokan.

“Seperti menyiapkan produksi BBM RON 88 untuk ke depan. Kami juga akan fokus p e m b a - ngunan storage. Ini berkaitan dengan logistik,” jelasnya. Kemudian, manajemen Pertamina juga akan memperbaiki struktur keuangan melalui penyelesaian piutang yang berkaitan dengan arus kas perusahaan. Kegiatan-kegiatan itu menurutnya merupakan agenda Pertamina yang ditargetkan dapat dituntaskan dalam lima tahun ke depan.

Semua itu dilakukan agar BUMN energi tersebut mampu menjamin ketahanan energi di dalam negeri. Sebelumnya, Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas mengeluarkan lima rekomendasi terkait Petral yang selama ini menjadi perantara jual beli minyak untuk Pertamina.

Lima poin yang direkomendasikan oleh tim pimpinan Faisal Basri tersebut adalah menata ulang seluruh proses dan kewenangan penjualan dan pengadaan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM); tender penjualan dan pengadaan impor minyak mentah dan BBM tidak lagi oleh Petral melainkan oleh ISC Pertamina; dan mengganti secepatnya manajemen Petral dan ISC dari tingkat pimpinan tertinggi hingga manajer.

Selanjutnya, dalam rekomendasi tersebut juga disebutkan agar membuat roadmap menuju world class oil trading company oleh manajemen baru Petral serta mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan. Rekomendasi terakhir, melakukan audit forensik oleh institusi berkompeten dan memiliki jangkauan ke Singapura. Faisal juga mengatakan bahwa proses tender penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM akan dilakukan di Indonesia, tidak lagi di Singapura.

Dengan begitu, auditor dan penegak hukum baik Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan institusi lainnya dapat menjalankan fungsinya secara optimal.

“Sehingga semua mata rantai panjang dari NOC sudah selesai. Kemudian yang menggantikan Petral yakni ISC akan membeli dari produsen langsung,” jelas dia belum lama ini. Kepala ISC Daniel Purba menyambut baik rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Daniel mengaku, dengan rekomendasi ini, artinya Petral hanya sebagai administrator tender dan tidak melakukan transaksi dengan pihak ketiga.

Dia mengatakan bahwa program utama yang akan dilakukan oleh ISC adalah melakukan pembenahan proses dan prosedur pengadaan BBM dan minyak Pertamina sehingga akan lebih selektif dan terbuka.

Nanang wijayanto
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4052 seconds (0.1#10.140)