Asmawi Syam Jabat Plt Dirut BRI
A
A
A
JAKARTA - Pemegang saham PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BRI) melalui dewan komisaris perseroan telah menunjuk Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN BRI Asmawi Syam menjadi pelaksana tugas (Plt) direktur utama.
Asmawi Syam menggantikan Sofyan Basir yang dipercaya pemerintah untuk menjadi Direktur Utama PT PLN (persero). “Dewan Komisaris sudah menunjuk Pak Asmawi sebagai Plt dirut. Pastinya dewan komisaris sudah punya alasan tersendiri menunjuk Pak Asmawi sebagai pengganti Plt dirut,” ujar Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.
Baiquni menjelaskan, dari sisi senioritas dan pengalaman, Asmawi merupakan sosok yang pantas untuk menempati posisi Plt dirut BRI. Adapun dirut perseroan definitif baru akan ditentukan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang direncanakan pada Februari atau Maret 2015. “Seluruh jajaran direksi BRI akan bekerja bersama-sama untuk meningkatkan kinerja perseroan,” katanya.
Asmawi merupakan sosok bankir yang memulai kariernya di BRI sejak 1980. Jika Asmawi ditetapkan menjadi dirut pada RUPSLB mendatang, dia adalah orang pertama dari internal BRI yang menjabat sebagai dirut. Pasalnya, selama ini pejabat dirut BRI selalu dari luar BRI. Setidaknya kepemimpinan pihak luar di BRI telah dimulai sejak era Kamardy Arief di periode 1983-1992.
Lalu berlanjut dengan Iwan R Prawiranata selama 13 bulan, Djoko Santoso Moeljono 1993-2000, Rudjito 2000-2005, dan Sofyan Basir. Pemimpin Wilayah BRI Yogyakarta Muhamad Ali mengaku mendukung calon dirut BRI dari kalangan internal. Dia beralasan direksi BRI yang ada saat ini sangat siap memimpin BRI ke depan, hal ini berdasarkan kapasitas, kapabilitas, dan kompetensi yang mereka miliki.
“Berdasarkan kondisi tersebut, kami berharap dirut BRI berasal dari dalam BRI sendiri,” tegas Ali. Senada dengan Ali, pengamat perbankan Tony Prasetiantono menegaskan suksesor BRI 1 sebaiknya dari internal. Dia menilai perseroan telah terbukti mengalami kemajuan yang luar biasa dalam 10 tahun terakhir.
Selain faktor leadership dirut sebelumnya, juga karena dukungan manajemen yang berasal dari dalam. Kualitas SDM yang dihasilkan juga terbukti dengan perpindahan ke BUMN lain. Nama-nama yang tercatat seperti Sarwono Sudarto (PLN), Lenny Sugihat (Bulog), Rico Budidarmo (BTN), Djoko Retnadi (RNI).
“Ini artinya orang dalam punya potensi hebat. Sudah saatnya dirut BRI dipercayakan ke orang dalam tersebut. Saya yakin ini akan sangat baik,” ujar Tony saat dihubungi kemarin. Menurut dia, perkembangan BRI selama beberapa tahun terakhir sudah sangat dinamis. Team work yang sudah terbangun akan sangat riskan apabila diisi orang dari luar.
Hal ini belum tentu cocok dan juga belum teruji. Berbeda dengan level direksi apabila diisi orang luar, namun untuk posisi puncak sangat berisiko untuk diganti. Pengamat perbankan Paul Sutaryono mengatakan, calon dirut BRI harus memiliki kapasitas dan pengalaman dalam sektor kredit mikro yang menjadi core business BRI.
“Tidak masalah dari internal. Karena harus mengembangkan infrastruktur sektor mikro BRI yang sudah tersebar di seluruh pelosok Indonesia, dan ini sudah tersusun rapi,” katanya. Pengamat ekonomi Yuswohady juga mengingatkan dalam kondisi bagus seperti saat ini maka tidak ada alasan menggunakan orang luar.
Perseroan sudah terbukti menghasilkan SDM yang baik sejak proses transformasi segmen bisnis dari desa ke kota berhasil, sehingga menggunakan pihak luar berarti pertanda ada masalah serius yang tidak bisa ditangani internal. “Jangan nanti secara politis dimainkan di kementerian, karena BRI sudah punya sistem regenerasi yang mapan,” ujar Yuswohady.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria mengatakan bahwa perseroan sejatinya telah menyiapkan model regenerasi di setiap level. Namun, pihaknya harus menunggu keputusan RUPS di antara Februari hingga Maret nanti sehingga perseroan bersama pejabat sementara akan mempersiapkan RUPS nantinya.
“Pak Sofyan tentu sudah menyiapkan regenerasi di segala lini. Kami akan senang kalau pimpinan dipilih dari internal karena progres yang sudah kita capai sangat besar saat ini. Baik secara aset, unit kerja, hingga volume,” papar Budi.
Rakhmat baihaqi/ Hafid fuad
Asmawi Syam menggantikan Sofyan Basir yang dipercaya pemerintah untuk menjadi Direktur Utama PT PLN (persero). “Dewan Komisaris sudah menunjuk Pak Asmawi sebagai Plt dirut. Pastinya dewan komisaris sudah punya alasan tersendiri menunjuk Pak Asmawi sebagai pengganti Plt dirut,” ujar Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.
Baiquni menjelaskan, dari sisi senioritas dan pengalaman, Asmawi merupakan sosok yang pantas untuk menempati posisi Plt dirut BRI. Adapun dirut perseroan definitif baru akan ditentukan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang direncanakan pada Februari atau Maret 2015. “Seluruh jajaran direksi BRI akan bekerja bersama-sama untuk meningkatkan kinerja perseroan,” katanya.
Asmawi merupakan sosok bankir yang memulai kariernya di BRI sejak 1980. Jika Asmawi ditetapkan menjadi dirut pada RUPSLB mendatang, dia adalah orang pertama dari internal BRI yang menjabat sebagai dirut. Pasalnya, selama ini pejabat dirut BRI selalu dari luar BRI. Setidaknya kepemimpinan pihak luar di BRI telah dimulai sejak era Kamardy Arief di periode 1983-1992.
Lalu berlanjut dengan Iwan R Prawiranata selama 13 bulan, Djoko Santoso Moeljono 1993-2000, Rudjito 2000-2005, dan Sofyan Basir. Pemimpin Wilayah BRI Yogyakarta Muhamad Ali mengaku mendukung calon dirut BRI dari kalangan internal. Dia beralasan direksi BRI yang ada saat ini sangat siap memimpin BRI ke depan, hal ini berdasarkan kapasitas, kapabilitas, dan kompetensi yang mereka miliki.
“Berdasarkan kondisi tersebut, kami berharap dirut BRI berasal dari dalam BRI sendiri,” tegas Ali. Senada dengan Ali, pengamat perbankan Tony Prasetiantono menegaskan suksesor BRI 1 sebaiknya dari internal. Dia menilai perseroan telah terbukti mengalami kemajuan yang luar biasa dalam 10 tahun terakhir.
Selain faktor leadership dirut sebelumnya, juga karena dukungan manajemen yang berasal dari dalam. Kualitas SDM yang dihasilkan juga terbukti dengan perpindahan ke BUMN lain. Nama-nama yang tercatat seperti Sarwono Sudarto (PLN), Lenny Sugihat (Bulog), Rico Budidarmo (BTN), Djoko Retnadi (RNI).
“Ini artinya orang dalam punya potensi hebat. Sudah saatnya dirut BRI dipercayakan ke orang dalam tersebut. Saya yakin ini akan sangat baik,” ujar Tony saat dihubungi kemarin. Menurut dia, perkembangan BRI selama beberapa tahun terakhir sudah sangat dinamis. Team work yang sudah terbangun akan sangat riskan apabila diisi orang dari luar.
Hal ini belum tentu cocok dan juga belum teruji. Berbeda dengan level direksi apabila diisi orang luar, namun untuk posisi puncak sangat berisiko untuk diganti. Pengamat perbankan Paul Sutaryono mengatakan, calon dirut BRI harus memiliki kapasitas dan pengalaman dalam sektor kredit mikro yang menjadi core business BRI.
“Tidak masalah dari internal. Karena harus mengembangkan infrastruktur sektor mikro BRI yang sudah tersebar di seluruh pelosok Indonesia, dan ini sudah tersusun rapi,” katanya. Pengamat ekonomi Yuswohady juga mengingatkan dalam kondisi bagus seperti saat ini maka tidak ada alasan menggunakan orang luar.
Perseroan sudah terbukti menghasilkan SDM yang baik sejak proses transformasi segmen bisnis dari desa ke kota berhasil, sehingga menggunakan pihak luar berarti pertanda ada masalah serius yang tidak bisa ditangani internal. “Jangan nanti secara politis dimainkan di kementerian, karena BRI sudah punya sistem regenerasi yang mapan,” ujar Yuswohady.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria mengatakan bahwa perseroan sejatinya telah menyiapkan model regenerasi di setiap level. Namun, pihaknya harus menunggu keputusan RUPS di antara Februari hingga Maret nanti sehingga perseroan bersama pejabat sementara akan mempersiapkan RUPS nantinya.
“Pak Sofyan tentu sudah menyiapkan regenerasi di segala lini. Kami akan senang kalau pimpinan dipilih dari internal karena progres yang sudah kita capai sangat besar saat ini. Baik secara aset, unit kerja, hingga volume,” papar Budi.
Rakhmat baihaqi/ Hafid fuad
(ars)