Lima Prediksi Real Estate untuk 2015

Rabu, 07 Januari 2015 - 09:43 WIB
Lima Prediksi Real Estate...
Lima Prediksi Real Estate untuk 2015
A A A
PELONGGARAN terhadap pelarangan kepemilikan asing, kenaikan minat dari investor internasional, dan perpindahan industri properti ke mobileadalah beberapa perkembangan yang terjadi di pasar industri real estatepada 2014.

Seiring berakhir 2014, portal properti global Lamudi melihat kepada lima kunci tren yang harus diperhatikan di pasar negara berkembang pada tahun baru. Prediksi pertama, perubahan hukum kepemilikan asing. Di banyak negara berkembang, orang asing dilarang membeli properti. Di Filipina misalnya konstitusi negara melarang non-Filipina memiliki tanah, tidak beda dengan yang terjadi di Tanah Air.

Kendati demikian, banyak tanda bahwa ini akan berubah. Pada 2015 akan menjadi tahun di mana negara-negara di ASEAN bergabung membentuk satu pasar bebas. Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini diharapkan dapat meningkatkan investasi asing langsung di Indonesia dan pasar belum terjangkau di wilayah lain sehingga menaruh tekanan pada pembuat kebijakan untuk mengubah larangan ini.

Hukum kepemilikan asing pada 2015 juga akan menjadi fokus di negara lain seperti Myanmar tentang pembukaan properti sektor di negara tersebut kepada investor asing. Prediksi kedua, kenaikan minat investor investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) di negaranegara berkembang akhir-akhir ini mencapai rekor tertingginya dan tren ini diprediksi akan terus berlanjut ke 2015. Sumbangsih Afrika dalam proyek FDI global ini juga terus naik secara konstan dalam dekade terakhir.

Laporan terakhir dari African Development Bank, UNDP, dan Organisasi Kooperasi Ekonomi dan Perkembangan meramalkan bahwa FDI di benua ini akan mencetak rekor USD80 triliun pada 2014 dengan real estate sebagai kontributor utama. Pada Mei survei ketertarikan Afrika dari Ernst & Young menemukan bahwa proyek FDI di real estate, hospitality,dan sektor konstruksi telah meningkat 63%, membuatnya menjadi sektor kelima paling menarik bagi investor asing.

Prediksi ketiga, terkait pertumbuhan kelas menengah menaikkan permintaan. Indonesia salah satu negara dengan pertumbuhan kelas menengah yang signifikan. Di balik kekuatan pertumbuhan ekonomi di negara ini, jumlah kelas menengah dan makmur Indonesia diharapkan mencapai lebih dari 140 juta orang pada 2020, menurut Boston Consulting Group.

Dampak dari tren ini tidak bisa disepelekan mengingat ini akan dirasakan juga pada 2015. Seiring bertambah mampunya orang-orang, ditambah mempunyai pendidikan yang lebih baik, lebih memikirkan karier, dan mempunyai daya beli yang tinggi, termasuk dalam pasar properti. Mereka membeli rumah lebih dini, menyebabkan kenaikan pergantian dan permintaan untuk properti.

Prediksi keempat, internet mobile mengubah industri properti. Di seluruh negara berkembang, semakin banyak orang yang beralih ke onlinesetiap tahun. Namun, revolusi internet di negaranegara berkembang ini berbeda dengan digital wave yang telah lebih dulu menyerang negara maju. Bagi banyak orang di wilayah ini, akses pertama mereka ke internet adalah melalui telepon genggam atau smartphone.

Tren ini paling jelas terlihat di Amerika Latin. Selama lebih dari enam bulan terakhir, lebih dari 1.1 juta kunjungan di websiteLamudi Meksiko dilakukan dari telepon genggam. Di Kolombia, lebih dari setengah (51,25%) dari sesi baru di website datang dari telepon genggam. Bagi mereka yang bekerja di industri real estate,ini berarti bahwa fokus pada 2015 harus berpindah ke mobile untuk memasarkan properti mereka dan meraih angka maksimum dari potensial konsumer.

Prediksi terakhir, pertumbuhan tinggi – dan optimisme – berlanjut. Di survei onlineterbaru yang dilakukan Lamudi, agen real estatedi seluruh pasar negara berkembang memprediksikan pertumbuhan tinggi bagi sektor properti nasional pada tahun mendatang.

Di Arab Saudi hampir seperempat dari agen percaya bahwa akan ada pertumbuhan dari delapan hingga 10% pada tahun depan.

Rendra hanggara
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7379 seconds (0.1#10.140)