Pengembang Perumahan Lirik Kawasan Industri
A
A
A
BANDUNG - Pengembang mulai melirik pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di kawasan industri. Prospek bisnis properti di kawasan tersebut dinilai cukup menjanjikan.
Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jawa Barat, Irfan Firmansyah mengatakan, para pengembang akan membangun perumahan bagi MBR di kawasan industri, seperti Karawang, Purwakarta dan Subang.
Meski harga lahan di kawasan tersebut cukup mahal, tetapi dia tidak khawatir karena daya beli masyarakat di sana cukup tinggi.
"Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) ketiga wilayah tersebut cukup tinggi dibandingkan wilayah lain. Ini bisa dijadikan acuan bahwa daya beli masyarakat di kawasan tersebut cukup tinggi," ujarnya kepada wartawan, Rabu (7/1/2015).
Dia optimistis target program perumahan MBR tahun ini tercapai. Namun, dalam upaya ini dukungan pemerintah melalui pembangunan infrastruktur jalan sangat diperlukan.
"Lokasi pembangunan rumah sederhana jauh dari perkotaan akibat persoalan harga lahan. Karena itu perlu dukungan dari pemerintah," jelas Irfan.
Dia mengakui, program rumah bagi MBR sempat tersendat. Namun, dia yakin akan kembali bergeliat. Para pengembang punya keyakinan pemerintahan baru akan mendukung pembangunan rumah MBR yang dibuktikan dengan akan memberlakukan kembali subsidi rumah tapak sederhana.
"Meski kementeriannya tidak lagi berdiri sendiri, karena ada penggabungan antara Kementerian Peruamahan rakyat dengan PU, tapi kami yakin bisa bersinergi dengan pemerintah," tandasnya.
Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jawa Barat, Irfan Firmansyah mengatakan, para pengembang akan membangun perumahan bagi MBR di kawasan industri, seperti Karawang, Purwakarta dan Subang.
Meski harga lahan di kawasan tersebut cukup mahal, tetapi dia tidak khawatir karena daya beli masyarakat di sana cukup tinggi.
"Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) ketiga wilayah tersebut cukup tinggi dibandingkan wilayah lain. Ini bisa dijadikan acuan bahwa daya beli masyarakat di kawasan tersebut cukup tinggi," ujarnya kepada wartawan, Rabu (7/1/2015).
Dia optimistis target program perumahan MBR tahun ini tercapai. Namun, dalam upaya ini dukungan pemerintah melalui pembangunan infrastruktur jalan sangat diperlukan.
"Lokasi pembangunan rumah sederhana jauh dari perkotaan akibat persoalan harga lahan. Karena itu perlu dukungan dari pemerintah," jelas Irfan.
Dia mengakui, program rumah bagi MBR sempat tersendat. Namun, dia yakin akan kembali bergeliat. Para pengembang punya keyakinan pemerintahan baru akan mendukung pembangunan rumah MBR yang dibuktikan dengan akan memberlakukan kembali subsidi rumah tapak sederhana.
"Meski kementeriannya tidak lagi berdiri sendiri, karena ada penggabungan antara Kementerian Peruamahan rakyat dengan PU, tapi kami yakin bisa bersinergi dengan pemerintah," tandasnya.
(dmd)