Bisnis Dana Pensiun Lembaga Keuangan Prospektif
A
A
A
JAKARTA - Bisnis Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) masih berpeluang besar untuk menarik minat nasabah.
Pasalnya, kebanyakan pegawai di Indonesia belum memiliki program dana pensiun. “Menurut data OJK 2013, hanya sekitar 6% dari total pegawai di Indonesia yang sudah memiliki program dana pensiun,” kata CEO PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) Edy Tuhirman di Jakarta kemarin.
Menurutnya, angka yang sedikit itu disebabkan masyarakat Indonesia umumnya tidak memiliki program jangka panjang untuk hidupnya. Selain itu, banyak masyarakat yang beranggapan pensiun masih jauh dan juga kurangnya informasi mengenai program dana pensiun.
Dia juga menjelaskan, pajak dana pensiun lebih rendah dibandingkan dengan pajak tabungan reguler. “Dana pensiun mempunyai manfaat bagi karyawan seperti jaminan kesinambungan penghasilan di masa tua, pendanaan yang pasti dari perusahaan, iuran dapat mengurangi pajak penghasilan pribadi dan dana pensiun merupakan objek bebas sitaan,” kata dia.
Edy menambahkan, perseroan mengeluarkan produk baru Dana Pensiun Lembaga Keuangan Generali Indonesia (iPENSION). Produk ini dibuat oleh Generali Indonesia untuk melindungi nasabah serta meningkatkan kesejahteraan perusahaan dan karyawannya, juga kepada nasabah perorangan demi melanjutkan hidup sejahtera di masa tua mulai di masa depan.
Menurutnya, DPLK Generali adalah institusi dana pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang didirikan oleh Generali yang disahkan berdasarkan SK Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 29 Agustus 2014. Keberadaan program ini diharapkan memberi keuntungan bagi para nasabah.
“Generali tidak hanya menempatkan diri sebagai penyedia Program Dana Pensiun, tapi juga sebagai mitra dan penasihat dalam membangun solusi keuangan dan program kesejahteraan,” ungkapnya. Edy menjelaskan, paketpaket investasi yang disediakan di DPLK Generali Indonesia adalah paket investasi berbasis pasar uang, paket investasi berbasis ekuitas, dan paket investasi berbasis penghasilan tetap.
Selain paket investasi, DPLK Generali Indonesia juga menyediakan fasilitas investasi automatic risk management system (ARMS).”Kami mengembangkan DPLK Generali dengan beberapa fasilitas unik investasi yang terintegrasi seperti autorebalancing, auto-trading, dan auto re-entry untuk perlindungan jiwa dan investasi yang maksimum,” ujarnya.
DPLK Generali ini juga memberikan kemudahan bagi para nasabahnya dalam bertransaksi dan memonitor perkembangan dana pensiunnya melalui portal informasi online services yang memungkinkan nasabah DPLK melihat alokasi jenis investasi dan saldo dana DPLK kapan saja dan di mana saja.
Edy menambahkan, perseroan juga menyasar bisnis di segmen masyarakat menengah ke bawah. Perseroan terus memperkuat jalur distribusi yang dimiliki dengan lebih selektif. Dia mengatakan penetrasi bisnis industri asuransi jiwa di Tanah Air masih relatif kecil. Untuk itu, pihaknya menyiapkan unit untuk menyasar bisnis di segmen masyarakat bawah.
Namun, unit tersebut bukan untuk memasarkan produk asuransi mikro dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).”Ada unit mau menyasar segmen ke bawah. Tapi, ini di atas mikro. Di atas premi yang dikatakan OJK yang sebesar Rp50.000 itu,” ungkap Edy. Dia mengatakan sejauh ini, jalur distribusi yang dimiliki perseroan ialah bancassurance, agency, dan group .
Jalur bancassurance memiliki porsi mayoritas 57%, agency sebanyak 27%, dan sisanya di group . “Untuk bancassurance kita sudah bekerja sama dengan tujuh bank. Mudah-mudahan ada penambahan kerja sama bancassurance. Kita tambah tapi selektif,” ujarnya.
Hafid Fuad
Pasalnya, kebanyakan pegawai di Indonesia belum memiliki program dana pensiun. “Menurut data OJK 2013, hanya sekitar 6% dari total pegawai di Indonesia yang sudah memiliki program dana pensiun,” kata CEO PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) Edy Tuhirman di Jakarta kemarin.
Menurutnya, angka yang sedikit itu disebabkan masyarakat Indonesia umumnya tidak memiliki program jangka panjang untuk hidupnya. Selain itu, banyak masyarakat yang beranggapan pensiun masih jauh dan juga kurangnya informasi mengenai program dana pensiun.
Dia juga menjelaskan, pajak dana pensiun lebih rendah dibandingkan dengan pajak tabungan reguler. “Dana pensiun mempunyai manfaat bagi karyawan seperti jaminan kesinambungan penghasilan di masa tua, pendanaan yang pasti dari perusahaan, iuran dapat mengurangi pajak penghasilan pribadi dan dana pensiun merupakan objek bebas sitaan,” kata dia.
Edy menambahkan, perseroan mengeluarkan produk baru Dana Pensiun Lembaga Keuangan Generali Indonesia (iPENSION). Produk ini dibuat oleh Generali Indonesia untuk melindungi nasabah serta meningkatkan kesejahteraan perusahaan dan karyawannya, juga kepada nasabah perorangan demi melanjutkan hidup sejahtera di masa tua mulai di masa depan.
Menurutnya, DPLK Generali adalah institusi dana pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang didirikan oleh Generali yang disahkan berdasarkan SK Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 29 Agustus 2014. Keberadaan program ini diharapkan memberi keuntungan bagi para nasabah.
“Generali tidak hanya menempatkan diri sebagai penyedia Program Dana Pensiun, tapi juga sebagai mitra dan penasihat dalam membangun solusi keuangan dan program kesejahteraan,” ungkapnya. Edy menjelaskan, paketpaket investasi yang disediakan di DPLK Generali Indonesia adalah paket investasi berbasis pasar uang, paket investasi berbasis ekuitas, dan paket investasi berbasis penghasilan tetap.
Selain paket investasi, DPLK Generali Indonesia juga menyediakan fasilitas investasi automatic risk management system (ARMS).”Kami mengembangkan DPLK Generali dengan beberapa fasilitas unik investasi yang terintegrasi seperti autorebalancing, auto-trading, dan auto re-entry untuk perlindungan jiwa dan investasi yang maksimum,” ujarnya.
DPLK Generali ini juga memberikan kemudahan bagi para nasabahnya dalam bertransaksi dan memonitor perkembangan dana pensiunnya melalui portal informasi online services yang memungkinkan nasabah DPLK melihat alokasi jenis investasi dan saldo dana DPLK kapan saja dan di mana saja.
Edy menambahkan, perseroan juga menyasar bisnis di segmen masyarakat menengah ke bawah. Perseroan terus memperkuat jalur distribusi yang dimiliki dengan lebih selektif. Dia mengatakan penetrasi bisnis industri asuransi jiwa di Tanah Air masih relatif kecil. Untuk itu, pihaknya menyiapkan unit untuk menyasar bisnis di segmen masyarakat bawah.
Namun, unit tersebut bukan untuk memasarkan produk asuransi mikro dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).”Ada unit mau menyasar segmen ke bawah. Tapi, ini di atas mikro. Di atas premi yang dikatakan OJK yang sebesar Rp50.000 itu,” ungkap Edy. Dia mengatakan sejauh ini, jalur distribusi yang dimiliki perseroan ialah bancassurance, agency, dan group .
Jalur bancassurance memiliki porsi mayoritas 57%, agency sebanyak 27%, dan sisanya di group . “Untuk bancassurance kita sudah bekerja sama dengan tujuh bank. Mudah-mudahan ada penambahan kerja sama bancassurance. Kita tambah tapi selektif,” ujarnya.
Hafid Fuad
(ftr)