Masyarakat Tolak Penghapusan Penerbangan Murah
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat menolak rencana penghapusan penerbangan berbiaya murah atau low cost carrier (LCC), seperti yang digulirkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) baru-baru ini.
Seperti diketahui, pasca kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, pemerintah melalui Kemenhub berencana menghapus penerbangan LCC lantaran dinilai tidak mengutamakan keselamatan konsumen.
"Ya tidak setuju (penghapusan LCC). Sebagai orang rantauan, pulang kampung bakal dilakukan. Kampung jauh di Sumatera. Saya termasuk konsumen setia tiket murah, merasa sangat terbebani dengan penghapusan," ujar Febrina (23) kepada Sindonews, di Jakarta, Selasa (13/1/2015).
Menurut dia, tiket mahal tidak menjamin keselamatan penumpang. Pihak maskapai pun tidak ada yang berani menjamin keselamatan penumpang 100%. Jadi, penghapusan pesawat bertarif miring tersebut akan sia-sia.
"Mau gimana, namanya kita naik pesawat. Mau secanggih apapun pesawat, kalau sudah takdir gimana? Toh, pihak penerbangannya juga kan tidak ada yang menjamin 100% sampai. Kecuali kalau pihak maskapai berani memberi jaminan 100% aman, boleh deh tuh LCC dihapus," tegasnya.
Senada dengannya, karyawan sebuah bank swasta, Khairunnisa Kudadiri mengaku penghapusan tiket murah pesawat cukup memberatkan.
"Merasa kebantu banget (LCC). Kalau keamanan, urusan si maskapai itu sesama internal mereka dan ATC lah," tuturnya.
Dia menambahkan, yang membedakan maskapai berbiaya murah dan mahal hanya privilege dan fasilitas di dalam pesawat saja. Contohnya, kursi pesawat di LCC yang lebih sempit ketimbang pesawat mahal.
"Tapi sejauh ini alhamdulillah aman kok. Yah memang lebih sempit saja posisi tempat duduknya. Kalau Garuda yang mahal-mahal itu kan memang luas," tandas dia.
Seperti diketahui, pasca kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, pemerintah melalui Kemenhub berencana menghapus penerbangan LCC lantaran dinilai tidak mengutamakan keselamatan konsumen.
"Ya tidak setuju (penghapusan LCC). Sebagai orang rantauan, pulang kampung bakal dilakukan. Kampung jauh di Sumatera. Saya termasuk konsumen setia tiket murah, merasa sangat terbebani dengan penghapusan," ujar Febrina (23) kepada Sindonews, di Jakarta, Selasa (13/1/2015).
Menurut dia, tiket mahal tidak menjamin keselamatan penumpang. Pihak maskapai pun tidak ada yang berani menjamin keselamatan penumpang 100%. Jadi, penghapusan pesawat bertarif miring tersebut akan sia-sia.
"Mau gimana, namanya kita naik pesawat. Mau secanggih apapun pesawat, kalau sudah takdir gimana? Toh, pihak penerbangannya juga kan tidak ada yang menjamin 100% sampai. Kecuali kalau pihak maskapai berani memberi jaminan 100% aman, boleh deh tuh LCC dihapus," tegasnya.
Senada dengannya, karyawan sebuah bank swasta, Khairunnisa Kudadiri mengaku penghapusan tiket murah pesawat cukup memberatkan.
"Merasa kebantu banget (LCC). Kalau keamanan, urusan si maskapai itu sesama internal mereka dan ATC lah," tuturnya.
Dia menambahkan, yang membedakan maskapai berbiaya murah dan mahal hanya privilege dan fasilitas di dalam pesawat saja. Contohnya, kursi pesawat di LCC yang lebih sempit ketimbang pesawat mahal.
"Tapi sejauh ini alhamdulillah aman kok. Yah memang lebih sempit saja posisi tempat duduknya. Kalau Garuda yang mahal-mahal itu kan memang luas," tandas dia.
(rna)