Pefindo Revisi Prospek Peringkat WEHA

Rabu, 14 Januari 2015 - 15:44 WIB
Pefindo Revisi Prospek Peringkat WEHA
Pefindo Revisi Prospek Peringkat WEHA
A A A
JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mempertahankan peringkat idBBB+ PT Panorma Transportasi Tbk (WEHA) dan Obligasi I tahun 2012. Namun, merevisi prospek peringkat perusahaan menjadi negatif dari sebelumnya stabil.

Analis Pefindo Yogie Surya Perdana mengatakan, direvisinya prospek peringkat tersebut untuk mengantisipasi berlanjutnya penurunan struktur permodalan dan proteksi arus kas perusahaan akibat realiasi pendapatan yang di bawah estimasi.

"Ini akibat menurunnya pendapatan perusahaan di segmen jasa angkutan bus sebesar 13,5% selama sembilan bulan pertama tahun lalu karena musim hujan berkepanjangan, sehingga menyebabkan pembatalan sewa dari pelanggan," kata dia dalam risetnya, Rabu (14/1/2015).

Selain itu, juga akibat penundaaan ekspansi perusahaan di segmen jasa taksi dan adanya risiko refinancing yang moderat terkait dengan akan jatuh temponya obligasi perusahaan pada Mei mendatang.

Sementara peringkat perusahaan jasa transportasi tersebut, dia mengatakan, mencerminkan profil armada perusahaan yang baik, integrasi grup yang menyediakan jaminan tambahan atas kontinuitas dalam operasi, dan margin EBITDA yang stabil.

"Namun, peringkat dibatasi leverage keuangan perusahaan yang agresif dan perlindungan arus kas yang moderat, risiko terkait tidak terutilisasinya armada perusahaan, dan kurangnya penambahan armada yang dapat membatasi pertumbuhan di masa depan," tutur dia.

Pada saat yang sama, Pefindo mempertahankan peringkat idA- kepada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), dengan prospek stabil. Pefindo juga memberikan peringkat serupa untuk Obligasi I/2013 dan idA-(sy) untuk Sukuk Ijarah I/2013.

Analis Pefindo lainnya, Martin Pandiangan menuturkan, peringkat itu mencerminkan produk yang ditawarkan perseroan relatif terdiversifikasi, permintaan yang stabil pada bisnis beras, dan perlindungan arus kas yang moderat.

"Namun peringkat dibatasi ekspansi bisnis yang agresif yang didanai dari utang, eksposur terhadap fluktuasi biaya bahan baku, dan kompetisi yang ketat pada industri," ujar dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8236 seconds (0.1#10.140)